Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Featured Posts

Jangan Jangan Anda Sudah Menjadi Teroris

Di era informasi ini, segala akses mudah kita dapatkan dan kita lakukan di dunia maya. Maksudnya mau memposting sesuatu yang penuh semangat jihad, namun anda bisa saja dicap menjadi teroris. Benaran lho!

7 Alasan Mengapa Orang Males Lewat Jembatan Penyeberangan

Membahas tentang fenomena jembatan penyeberangan yang sekilas, hanya jadi pajangan di kota besar. Dan menyingkap 7 alasan mengapa orang males lewat jembatan penyeberangan. Ikuti jejak penulusuran kami disini...

Super Parsa

cerita tentang anak lanangku, yang ternyata memiliki potensi luar biasa di dunia itung-itungan alias Matematika.

Pledoi Buat Sahabat

Sebenarnya tidak pantas disebut pledoi. Karena ini berisi Testimoni saya tentang sahabat saya yang ditangkap oleh Densus88 di Batam. Karena selama persahabatan kami, saya tidak melihat sesuatu yang aneh dari perilakunya, dan tidak pantas dia digembar-gemborkan sebagai seorang Teroris.

My Untold Story : DO dari Calon Teroris

Cerita masa muda saya, saat jaman kuliah dulu, dan korelasinya dengan dunia terorisme yang hampir menjebak kehidupan saya

05 April 2020

Nyawa Dokter pun Melayang Melawan COVID19

Semenjak pertempuran lawan corona atau yang dikenal dengan COVID19 ditabuh awal Maret 2020. Hingga 4 April, ada 2092 kasus positif, 191 korban meninggal, dan yang sembuh 150, dengan fatality 9.1% bisa dibilang sangat tinggi. Bahkan sudah 28 nyawa Dokter melayang akibat COVID19 di Indonesia, mereka antara lain:
1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM) 
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI) 
3. Drg. Amutavia Pancasari Artsianti Putri, Sp. Ort (RSUD Jati Sampurna, Bekasi)
4. Drg. Yuniarto Budi Santosa, M.Kes (Dinkes Kota Bogor) 
5. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat) 
6. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
7. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI) 
8. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor) 
9. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
10. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan) 
11. Drg. Budi (RSUD kota Bogor) 
12. dr. Ucok Martin Sp.P (Dosen FK USU
13. dr. Toni Daniel Silitonga (Dinkes Bandung Barat) 
14. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan) 
15. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
16. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, Sp.BS. Gugur di RSAL Mintohardjo. 
17. dr. Maas Musa, Sp.A (Serpong). 
18. Drg. Roselani Odang Sp.Pros
19. dr. Anneke Suparwati, MPH (Dosen FKM UNDIP) 
20. Prof Dr. dr Nasrin Kodim, MPH (dosen FKM UI) 
21. Dr Heru S (UNDIP 74) 
22. Dr. Eddy Supriyadi, Sp.PA
23. DR. dr. Lukman Shebubakar, Sp.OT, IDI Tangsel 
24. dr. Ketty Herawati Sultana , IDI Tangsel 
25. dr Bernadette Albertine F, Sp.THT-KL, IDI Makasar 
26. Drg Gunawan Oentaryo, PDGI Banjarmasin
27. dr. Adi Santoso, Leuwiliang Jabar. 
28. dr. Soeharno, mantan Kadinkes Kab Kediri.

09 Maret 2020

My Internet & TV Kabel are BlackOut

Semenjak Sabtu Sore sekitar jam 16:00 sampe Minggu jam 23:00 lebih, layanan internet dan TV Kabel kami blackout. Layar TV penuh sekumpulan semut, sementara WIFI masih terlihat tanda seru. Tentu saja ini bukan hal yang menyenangkan apalagi ini hari Sabtu, harinya bola. Sumpah sebelnya dah gak bisa diungkapin, nggak bisa nonton Liverpool 😧🤧

Padahal selama ini terus terang saya terkesan dengan pelayanan provider yang kupakai, yaitu Gasplay. Provider internet dan tv kabel dari GASNET anak perusahaan PGN. Selain provider tv satelit seperti Indovision, Top TV, dll, di perumahan kami cukup kompetitif persaingan di dunia tv kabel menggunakan jalur fiber optik atau coaxial cable. Sebelumnya sudah ada TV Kabel saja yang dikelola oleh Barelang Vision (Barvis). Setelah itu IndiHome mulai masuk, lalu FirstMedia, dan terakhir Gasplay. Yang membedakan, pada Gasplay layanan TV Kabel menggandeng TV Kabel lokal BCV, Batam Cable Vision. Jadi kalau yg lain mau Fox Movies, Bein mesti nambah, kalo yg ini sudah ada. Dan berhubung untuk TV Kabel pakai coaxial antena, maka bisa diparalel sana sini.

Untuk iuran bulanan pun saya pikir masih murah. 6 bulan pertama saya hanya membayar 240 ribu untuk TV Kabel dan internet unlimited 15 Mbps. Selanjutnya berlaku tarif normal 270 ribu, yg kalau kena admin jadi 275 ribu. Ini terhitung murah dibanding provider lainnya.

Namun setelah 6 bulan tanpa masalah berarti rupanya layanan TV Kabel dan Internet down mulai Sabtu jam 4 hingga saat ini. Ya...awalnya pihak provider menginformasikan perbaikan sekitar 4 jam. Tapi...

Entahlah, tentu saja dengan performa after sales yang menurutku kurang yahuud, saya kok ragu Gasplay bisa bersaing dengan FirstMedia yg telah jatuh bangun terlebih dahulu sejak menggeluti bisnis multimedia Internet dan TV Kabel, semenjak bernama Cable Vision.

03 September 2019

Resensi Film Third Person (2013)


Anda pingin melihat Liam Neeson tidak melakukan aksi heroik dan baku tembak, namun berakting hanya kisah drama dan roman. Salah satunya bisa anda dapatkan di kisah film Third Person (2013).

Kisah Third Person ini menceritakan 3 karakter utama. Yakni Michael seorang Novelis yang pernah mendapatkan penghargaan Pulitzer, Scott seorang desainer Amerika yang suka mencuri desain, dan Julia seorang mantan artis opera sabun.

Walaupun kisah ketiga film bersetting di tiga tempat, yakni Paris, Roma, dan New York. Kisah ketiga ini yang ternyata saling terkait, atau setidaknya ada benang merahnya.

Pertama, karena judulnya Third Person yang artinya orang ketiga, maka sudah tentu setiap karakter utama tadi sedang berhubungan dengan orang ketiga. Michael (Liam Neeson) berpamitan pada istrinya Elaine (Kim Basinger), untuk mencari inspirasi menulis novel berikutnya di Roma, yang ternyata dalam film ini, dia ada di Paris. Dan di Paris ini dia bertemu denga Anna (Olivia Wilde). Dari kisahnya, Michael tampak ingin menjauh dari istrinya dan melupakan suatu tragedi. Karakter kedua, adalah Scott (Adrien Brody) yang sedang berada di Roma, setelah mencuri ide desain. Dia bertemu dengan seorang gadis saat di bar yang bernama Monika (Moran Atias) yang sedang berjuang mendapatkan anaknya kembali dari seseorang bernama Carlo. Sementara Scott sendiri memiliki seorang istri yang bernama Theresa (Maria Bello). Karakter ketiga adalah Julia (Mila Kunis) yang sedang berebut hak asuh anak dengan mantan suaminya Rick (James Franco), yang ternyata telah menggandeng kekasih baru bernama Sam (Loan Chabanol). Sementara pengacara dari pihak Julia adalah Theresa.

Benang merah kedua, jika diikuti sangat dalam maka kisah ini dipersatukan dengan konflik yang hampir mirip, yakni tentang kisah tragedi anak. Diceritakan ternyata Michael dan Elaine juga baru kehilangan anak. Sementara Julia dipisahkan dari anaknya karena dianggap melukai anaknya, dan beralibi ingin mencegah anaknya dari hal bisa membuatnya tenggelam. Sedangkan Monika berusaha bernegoisasi dengan Carlo untuk mendapatkan anaknya, yang akhirnya mendapat empati dari Scott yang bersedia memberikan segalanya untuknya. Walaupun Scott juga tidak terlalu yakin, apakah anak Monika itu benar adanya, atau cerita fiktif Monika dan Carlo yang digunakan untuk memeras Scott. Sementara istri Scott, yang juga pengacara Julia, yakni Theresa berusaha menghilangkan trauma dari kolam renang, dimana mereka telah kehilangan anak mereka yang lepas dari pengawasan Scott sekian detik.

Kisah asmara, konflik batin, ketidakpercayaan, menghiasi film ini datang silih berganti dan pergi. Kalau membayangkan tinju seperti hit and run. Kisah asmara Anna dan Michael yang rumit, juga keadaan Julia yang jatuh bangun, dan konflik ketidakpercayaan dan asmara Scott dengan Monika. Pada akhir cerita bayangan Anna, yang berubah dari Julia, atau Monika, seakan menunjukkan bahwa kisah ini seolah-olah bagian dari Novel yang ditulis Michael. Tapi itu penafsiran saya, selebihnya tonton sendiri.

Parent Guide:
Ada beberapa adegan ketelanjangan Olivia Wilde yang harus anda sensor, jika menonton bersama anak.

29 Agustus 2019

Resensi Film Moon (2009)


Anda pernah menyaksikan Robinson Crusoe (Pierce Brosnan), Castaway (Tom Hanks), atau Buried (Ryan Reynolds)? Kira kira film seperti itulah Moon. Cerita tentang kesendirian atau terdampar pada suatu tempat yang jauh dari siapapun dan keluarga selalu menarik, dan akan selalu menampilkan perang psikologis, dan mungkin membuat para penonton terbawa.

Cerita Moon, yang dibintangi aktor watak yang selalu tampil bengal, Sam Rockwell yang kebetulan juga berperan sebagai Sam Bell. Nah, Sam Bell adalah seorang astronout yang ditempatkan di stasiun ruang angkasa "Sarang" (bahasa korea, arti Cinta) yang berada di bulan. Dia dipekerjakan oleh Lunar Industries, yang menambang Helium.

Sam meninggalkan bumi ketika istrinya Tess sedang mengandung anaknya. Sam, seorang diri berada di stasiun ruang angkasa tersebut. Eh, enggak ding, dia menghabiskan waktunya bersama robot pintar bernama Gerty, disuarakan oleh Kevin Spacey. Ya, nggak setragis Tom Hanks di Castaway yang hanya bicara sama bola volley Wilson. Bersama Gerty, segala aktivitas dan informasi keseharian Sam tercatat, dan sehari hari berkomunikasi. Diceritakan bahwa komunikasi dengan Bumi terganggu, sehingga tidak ada komunikasi video dua arah (live). Bahkan saat berkomunikasi dengan istrinya dia hanya bisa melalui pesan video. Diceritakan anaknya sudah lahir dan sudah besar. Sam merasa sudah hampir 3 tahun di stasiun tersebut, dan sebentar lagi pulang, sesuai kontraknya. Masalah mulai timbul ketika dia memeriksa kondisi di sekitar bulan dan terlibat kecelakaan. Dari situlah mulai terungkap kebenaran, dan apa yang terjadi sebenarnya.

Film Moon ini tidak benar-benar mengisahkan dunia sci-fi yang spektakuler. Latar belakang luar angkasa dataran bulan, bahkan hanya terlihat di beberapa scene saja. Ketika saat dia berpatroli mengecek kondisi bulan dan berusaha berkomunikasi dengan bumi. Selebihnya kita akan dibawa pada konflik batin, situasional, dan psikologis, yang diperankan dengan baik oleh Sam Rockwell.

Bagi anda pecinta teknologi sci-fi, anda tak akan mendapatkan apa yang diinginkan. Tapi bagi anda yang menyukai film yang bertema Psychological Thriller. Film ini bisa menjadi rujukan untuk anda saksikan.

Bagi pecinta film bertema kesendirian atau terdampar, dengan banyaknya konflik psikologis dan misteri, film Moon semenarik Castaway. Dan jauh lebih menarik, daripada anda menonton film bertema serupa namun minim di situasi dan cerita, yang banyak menampilkan lekuk tubuh artis dan adegan hot, ala film Blue Lagoon, Survival Island, atau yang terbaru A.I Rising.

27 Agustus 2019

Resensi Film Hereditary (2018)


Tadi malam saya nonton film Hereditary. Jujur awalnya saya lupa genre film ini, saya pikir ini film Drama, maklum beberapa hari ini nonton film Drama. Mulai nostalgia ke Notting Hill, Great Expectation, lalu mencari film baru Manchester by The Sea dan film yang aneh, semacam Life Itself. Maka dari itu saya nonton film seperti biasanya jam 10 malam ke atas, untuk menghindari adegan 17+ tersaksikan oleh anak-anak.

Eh, ketika dari awal pembukaan sudah disuguhi dengan aroma kematian, saya langsung ngeh... Waduh ini film Horror! sebenarnya saya nggak takut dengan film Horror Hollywood semacam Sinister, Polaroid, Brightburn dll. Tapi jujur kalau Conjuring series memang rada nggak enak dilihat sendiri malam-malam. Ketika film berjalan saya mulai menebak-nebak fim Horror ttipe gimana nih film.

Film dibuka dengan kematian sang nenek. Setelah sang nenek meninggal, keluarga ini masih terdiri dari 4 orang. Yakni Ayah, Ibu, sang abang seusia remaja, dan si adik cewek yang masih anak-anak. Sang ibu ini seniman, buat seni instalasi rumah (maket) yang mirip kali dengan aslinya. si adik cewek rupanya memiliki bakat seni dari ibunya, yakni suka nggambar apa aja. sang ayah sibuk dengan urusan bisnisnya, dan sang abang yang dalam masa kenakalan remaja, yakni mulai coba-coba ngeganja. Diceritakan juga bahwa si adik ini punya alergi pada kacang, yang mana keluarganya sangat selektif ngasih makan sama dia.

Setelah kematian sang nenek, beberapa kali si ibu melihat penampakan. Bencana mulai muncul ketika sang abang ngeganja di sebuah pesta temannya sambil ngasuh adiknya, dimana ayah dan ibunya ada urusan. Kemudian teror mulai melanda keluarga ini, apalagi ketika sang ibu mulai bisa berkomunikasi dengan roh. OK spoiler, jadi nggak saya jelaskan roh siapa ini.

Kemudian film ini terlihat lebih kelam dan aura mistis mulai nampak, apalagi ketika setan setan mulai bermunculan. Dan jleng..... ini ketika saya sadari film ini sangat mirip sekali dengan "Pengabdi Setan" Joko Anwar yang tayang di 2017. Ya, kengeriannya dan goalnya. Saya tidak tahu apakah Ari Aster sengaja mbacem (baca: plagiat) filmnya Joko Anwar tersebut. Tapi dari plot dan beberapa suasana film besutan Ari Aster memang bisa lepas dari bayang-bayang Joko Anwar, dimana ada skenario dan twist yang berbeda.

"Hereditary" secara arti bahasa adalah "Turun Temurun". Ya, intinya menurut saya apa yang mau disampaikan cerita ini mirip dengan Pengabdi Setan. Saya juga merasa 'nggak enak' lihat film ini. Saya rekomendasikan film ini deh, buat kamu para pecinta film Horror yang pingin terteror dan terbawa suasana.

Saya biasa download film disini

10 Juni 2019

Siasat Demokrat dan Silatuhrami AHY


Kontestasi PEMILU 2019 sudah selesai di tengah-tengah masyarakat, dan bola panas tengah bergulir ke MK. Namun ditengah upaya tim BPN selaku kubu 02 Prabowo, tengah melengkapi bukti bukti kecurangan Pemilu. Internal tim BPN diguncang krisis koalisi dari Partai Demokrat selaku partai pendukung Prabowo-Sandi.

Tampaknya, setelah pengumuan pemenang Pemilu tanggal 22 Mei 2019, yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf membuat petinggi Demokrat yang tentu saja diamini SBY memutar haluan.

Sebagai seorang visioner, SBY tidak hanya melihat kondisi sekarang namun juga harus melihat masa depan. SBY tentu akan belajar dari hasil Pemilu tahun ini yang tidak menguntungkan Demokrat, bahkan suara Demokrat pun tertinggal oleh Nasdem, partai yang relatif baru.

Tapi itulah efek ketika tidak berada di pemerintahan, rupanya berpengaruh signifikan menggerus public trust. Oleh karena itu saya kira wajar, jika Demokrat akan mencari pelampung ke partai pemenang Pilpres, demi mendapatkan perhatian publik (media massa). Bahkan ia akan rela pecah kongsi, jika memang Jokowi yang menang.

Jika Jokowi terpilih lagi maka pada Pemilu 2024, posisi Presiden sudah tentu lowong. Karena petahana tidak bisa mencalonkan lagi. Meminjam istilah outsourcing, karyawan tersebut sudah maksimum kontrak. Disaat inilah akan muncul figur lain.

Apakah Prabowo akan ikut kompetisi lagi? Saya pikir tidak, kalaupun iya dia bukan figur yang menarik lagi, karena sudah renta sebagai nomer satu. Ya. . Walaupun Mahatir Muhammad ternyata masih terpilih lagi, ketika usianya sudah 90an.

Itulah kenapa, beberapa hari ini gencar berita AHY silaturahmi berbau politik ke keluarga Megawati, GusDur, Habibie. Agus Harimurti Yudoyono atau yang dikenal AHY, harus mengambil hati publik, dan lawan politiknya.

Bahkan jika dirunut lebih jauh, proses berlabuhnya ke kubu Prabowo pun terkesan setengah hati untuk menunaikan syarat agar bisa mengajukan calon di Pemilu 2024 dan menjelang last minute. Disamping itu, ada ketidaksinkronan kode dari SBY yang ditangkap oleh Prabowo, PKS dan Gerindra. Dimana malah Sandiaga Uno yang dimunculkan sebagai Calon Wakil Presiden, bukan malah AHY selaku pewaris tahta Demokrat. Tapi kini semuanya telah terjadi, dan AHY beserta Partai Demokrat yang tentu saja diamini SBY melakukan manuver politik yang mungkin bisa berdampak signifikan pada Pemilu 2024.

Ketika partai lain belum mencari figur calon presiden atau cawapres di 2024, AHY telah melakukan manufer tersebut. Jika PDI sebagai partai pemenang Pemilu 2019, nantinya akan memunculkan Puan Maharani, sebagai Capres 2024, rasanya akan susah mendapatkan perhatian publik, jika Cawapresnya bukan figur yang kuat pula. Kenapa, ya karena dia wanita. Ambil contoh Kepala Daerah yang dipimpin wanita, maka figur wakilnya harus kuat.

Atau bisa saja konstelasi berubah, dan Demokrat mengangkat figur AHY sebagai Capres dan berusaha mencari pengaruh dalam pusaran partai partai kubu Jokowi Ma'ruf.

Jangan lupakan pula tokoh tokoh lain yang siap bersaing di 2024. Seperti Risma, Ganjar, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan lain lain. Tapi yang pasti dari AHY dia punya modal, sebagai pewaris tahta partai Demokrat, sedangkan figur lainnya kecuali Puan Maharani, harus menunggu kebijakan partai.

Ingat, Demokrat tidak hanya mengincar jabatan Menteri di Pemerintahan Jokowi periode kedua saja. Tapi ini adalah langkah politik Demokrat untuk comeback ke Pemerintahan. Kita lihat saja nanti, langkah-langkah AHY selanjutnya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri


السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Kami sekeluarga turut mengucapkan "Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah"

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمَ

Taqabbalallohu Minna wa Minkum shiyaamanaa washiyaamakum taqabbal ya Kariim

Mohon maaf lahir batin atas segala salah & khilaf. Semoga amal ibadah dan puasa kita diterima Allah swt ... amiin ya rabbal alamin

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Rakhmat & Keluarga

30 April 2019

Anti Jokowi Sampai Mati

Ada yang tanya kenapa saya nggak milih Jokowi, padahal saya orang Jawa?

Ya... Gimana lah... Kalau ada orang yang die hard Jokowi, lha saya kebalikannya.
Selain karena melihat tangan tangan di belakang Jokowi yang tidak saya sukai tentu saja saya alergi lihat PDIP.

Bagi saya, Jokowi itu seperti Manchester United di Liga Inggris atau Barcelona di Liga Spanyol. Dua klub yang sangat kubenci dan gak pernah saya dukung.