Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

19 Oktober 2012

Mending Kecebur Got Daripada Kecebur Sungai

Kadangkala kita akan merasa sangat-sangat sedih, merasa hidup ini sangat berat sekali cobaannya. Tapi... setelah mendengar curahan hati orang lain, rupanya yang terjadi di kita tak ada apa-apanya tak seberat yang orang lain rasakan. Pernahkah hal itu terjadi pada anda?

Kalau ada istilah "Diatas langit masih ada langit", saya punya istilah antitesis-nya "mending kecebur got daripada kecebur sungai". Artinya ya... got itu tidak lebih dalam dari sungai. Atau juga bisa "Mending kecebur di sungai daripada di laut" atau "Mending kecebur di laut daripada kecebur di samudera." Ya... terserahlah, pokoknya itu cuma istilah. Yang jelas diharapkan dari suatu masalah itu kan solusinya.

Tapi sebelumnya kita harus cari akar permasalahannya dulu, Ok silakan pakai Fish bone diagram dengan mencari duri terkecil dengan menggunakan 5 Why? hah.. mentang-mentang kemarin ikut QCC lagi di Batamindo, setelah vacuum hampir 5 tahun. Lalu setelah ketemu faktor utamanya letakkan faktor-faktor tersebut untuk diverifikasi. Kemudian setelah yakin itu masalahnya mari kita lanjutkan cari solusinya dengan menggunakan tree diagram.

Okay... jadi intinya tetap sabar, bahwa hidup itu ya... bergerak. Dan setiap bergerak pasti ada masalah, entah senggolan dengan ini itu atau apalah... Yang jelas sebagai insan yang berhati kuat dan berjiwa besar harus kuat menjalani hidup ini.

Tapi patut diingat bahwa jika orang tertimpa masalah yang lebih besar maka gain yang diberikannya akan lebih besar, sehingga akan lebih mudah meraih kesuksesan. Karena setelah mengalami masalah tersebut gain atau usaha yang dilakukannya terbiasa melebihi standarnya. Jadi masihkah anda menganggap orang paling menderita sedunia?

Ganbatte Kudasai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar