Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

21 Februari 2015

Menilai Sebuah Kreativitas Animasi


Dunia kartun atau animasi adalah dunia anak, atau setidaknya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak. Karena biasanya anak-anak akan gampang meniru apa yang disampaikan oleh Kartun. Tag atau slogan tokoh, akan mudah diingat dan ditirukan oleh anak. Karena anak-anak adalah ibarat gelas yang masih kosong dan mudah diisi. Anda tentu ingat biasa mendengar "betul..betul..betul!", atau "dua seringgit..", kata-kata yang biasa dipakai tokoh dalam film Upin Ipin.

Lantas, apa jadinya jika tontonan yang semestinya dinikmati anak-anak, menjadi tontonan yang tidak sesuai untuk anak? Apalagi di era modern ini, anak-anak cenderung 'belajar' berinteraksi dengan menirukan apa yang dia dapat dari media. Bisa dari gadget, komputer, koran, radio, dan tentunya yang paling banyak ada di setiap rumah adalah televisi. Tentu saja hal ini akan berakibat membuat perilaku anak-anak ini menjadi kurang baik.
(lihat di postingan saya terdahulu)

Dari sekian film animasi yang lalu-lalang di jagad pertelevisian Indonesia. Dalam hal ini, kartun animasi dari televisi berbayar tidak saya libatkan, seperti Cartoon Network dan lain-lain. Saya ingin mengetahui kartun animasi yang paling disukai oleh anak-anak. Kemudian saya men-survey anak-anak comel di sekitar kompleks perumahan saya, untuk mendapatkan animasi yang terbaik. Maunya sih, mulai ranking satu sampai sepuluh, tapi ternyata, cuma ada 6 yang layak ditampilkan. Berikut juga saya tambahkan komentar, dan hasilnya antara lain:

1. Upin dan Ipin


Komentar:
Entah harus ngomong apa lagi tentang film kartun yang satu ini, speechless dah... Film produksi Les' Copaque ini, seolah gambaran lengkap dari kehidupan anak kampung Malaysia yang hidup sederhana, jauh dari gemerlap KL. Dengan memasukkan unsur etnis Malaysia yang terdiri dari ras Melayu, India, China, dan Indonesia. Tokoh-tokoh yang ditampilkan mempunyai karakter khas, dan ide atau cerita yang disampaikan pun bervariasi. Intinya mereka punya misi, dan sepertinya memiliki tim kreatif yang lengkap, dan skripny yang bagus. Sehingga setiap penampilannya layak ditunggu.

2. Boboiboy

Komentar:
Film yang satu ini juga dari Malaysia, buatan dari Animonsta Studio, dan temanya beda banget dengan Upin & Ipin. Film ini bertema fantasi dan Superhero. Dimana karakternya dimunculkan dari tokoh-tokoh yang mewakili masing-masing etnis Malaysia (sama seperti Upin dan Ipin). Menceritakan tentang konflik antara Boboiboy beserta teman-temannya dengan Alien yang ingin menguasai coklat di Bumi. Dari segi cerita, masih sangat mendidik, bahwa kebaikan akan selalu menang. Penuh dengan sisi humanis, dan tetap gaya khas anak-anak. Artinya tidak keluar ke jalur cerita orang dewasa.

3. Doraemon

Komentar:
Film animasi dari jepang ini menjadi film animasi terawet yang diputar oleh stasiun televisi di Indonesia. Mulai zaman saya SD hingga saya punya anak SD, waw! Tentu saja yang menjadi daya tarik film ini adalah kemampuan robot masa depan Doraemon yang bisa mengeluarkan apa saja, dan tokoh Nobita yang sangat payah dan pemalas! Namun walau ide cerita yang terkesan monoton dengan menampilkan Nobita yang terus dibully oleh Giant dan Suneo, namun hal yang paling ditunggu adalah alat yang keluar dari kantong ajaib Doraemon. Menurut saya secara cerita bagus dan seperti membawa kita berfantasi akan hal-hal yang nampaknya nggak mungkin di kehidupan sekarang. Jeleknya, andai si anak meniru tokoh Nobita yang tergantung dan pemalas. Namun secara keseluruhan film ini masih bagus.

4. Pada Zaman Dahulu

Komentar:
Lagi-lagi film produksi Malaysia, dan satu lagi karya dari rumah produksi Les' Copaque. Cerita film ini sebenarnya sangat lekat dalam kehidupan rakyat Nusantara. Karena saya bicara Nusantara, ya tentu saja meliputi Malaysia. Sangat disayangkan, huhuhu.. dongeng yang menjadi pengantar tidur saat kecilku, lha kenapa kok Malaysia yang buat film ini duluan... kenapa bukan Indonesia? Tapi ya sudahlah! Film ini mengangkat Fabel si Kancil yang cerdik, yang punya seribu akal. Dan tentu saja banyak pesan moral yang disampaikan. Jadi...film anaimasi memang layak ditunggu kehadirannya!

5. Sincan

Komentar:
Film animasi dari jepang ini, mungkin bukan sepenuhnya cerita kehidupan anak-anak. Banyak diselipkan tingkah laku anak yang cenderung dewasa sebelum waktunya. Namun, anak-anak cenderung akan mengabaikannya karena nggak ngerti, dan untungnya... LSF Indonesia masih ketat, dengan menggunting bagian-bagian yang terlalu kasar dan jorok! Ide cerita kurang nyambung dengan dunia anak. Namun, ada beberapa bagian di film ini yang masih menjadi daya tarik anak.

5. Adit dan Sopo Jarwo
Komentar:
Film animasi buatan Indonesia, buatan MD Animation. Akhirnya ada juga animasi yang bagus dari Indonesia, walau nangkring di peringkat ke-6. Grafis animasi ini bagus dan gearakannya hidup, tidak kaku. Namun sayang ide cerita masih lemah! Dan kurang memberi pesan moral yang pas, pada ukuran anak-anak. Pesan saya, untuk ide cerita harus digarap lebih kreatif. Kemudian diperbanyak teman-teman Adit, masak si Adit mainnya sama bang Jarwo. Ya... nantinya bisa dimodifikasi Adit dan kawan-kawan, atau gimana. Sehingga pesan moral yang disampaikan harus jelas, terlebih film ini membidik penonton usia berapa, anak-anak kah? atau orang dewasa?

6. Keluarga Somat

Komentar:
Satu lagi film animasi buatan Indonesia, buatan Dreamtoon Studio. grafis bergaya Shaun the Sheep. Sedikit saya sayangkan, guyonannya terlalu jayus! Kemudian cerita mungkin terlalu mengarah ke kehidupan keluarga, dimana segmen dewasa lebih banyak. Sehingga pesan moral yang disampaikan tidak jelas ditangkap anak. Hal ini yang membuat bingung saya tentang penonton usia berapa yang ingin dibidik, anak-anak kah? atau orang dewasa? Tapi kalau tayang pagi atau sore, tentu anak-anak, bukan ibu rumah tangga kan?

Dahulu, waktu saya kecil saya pernah menyaksikan kartun buatan Indonesia, yaitu Si Huma dan Windi. Pernah dengar? Atau masih ingatkah? Orang yang seangkatan dengan saya atau lebih tua dari saya seharusnya masih ingat. Itupun kalau dulu mereka punya televisi. Film buatan PPFN ini sempat tayang beberapa saat. Ide ceritanya tentang petualangan si Huma dan Windi. Saya kurang ingat berapa seri film ini tayang di televisi. Kala televisi di tanah air masih didominasi televisi hitam putih.

Namun jauh dilubuk hati saya, film animasi Indonesia bisa dikelola dengan baik. Karena sebuah film bukan melulu grafis yang harus bagus, tapi semua kesatuan, baik itu sound, ide cerita (script), dubber dan gaya bahasa, karakter, soundtrack dan lain-lain. Jadi kalau mau bagus ya harus seperti itu. By the way, Bravo dunia animasi Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar