Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

26 Mei 2011

Happy Anniversary Lamongan

Walau sudah lama nggak (jarang) bersentuhan dengan atmosfer kehidupan Lamongan, baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, agama, maupun politik, aku masih tetap ingat kalau tanggal 26 Mei adalah Hari Jadi Lamongan.

Selamat Hari Jadi Lamongan yang ke-442, "Semoga...." (terhenti sebentar). Kota yang sejak berdiri tanggal 26 Mei 1569 ini, masih menjadi kota terbaikku. Walaupun sudah lama nggak megang KTP Lamongan lagi semenjak menikah, toh bolehlah masih berharap banyak pada kota tempat aku menghabiskan kanak-kanak dan berpeluk rindu dengan keluarga dan sanak. Apalagi sebagai putera asli Lamongan saya tak bisa melepaskan identitas saya dimanapun sebagai orang asli Jawa Timur khususnya Lamongan. Opo maneh lambe sik durung lali ngomong boso Jowo, lengkap sak pisuhane pisan. Bagaimanapun juga, saya selalu bangga!

"Semoga Lamongan selalu belajar bahwa untuk menjadi besar tak harus mengadopsi dan meniru tingkah pola kota-kota besar yang tidak sesuai dengan iklim dan kultur masyarakat Lamongan."

"Semoga Lamongan selalu bisa memberikan 'lahan pangan' kepada seluruh warganya, bukan masyarakat tertentu saja."

"Semoga Lamongan menjadi rumah yang indah, bandar madani di pesisir utara Jawa Timur, dengan ekonomi yang berkembang pesat."

"Semoga Pemerintah dan aparatur daerah selalu memberikan contoh yang baik dan cermin bagi masyarakat Lamongan. Bukan KKN yang ingin kami dengar di berita berita dan koran. Tapi sebuah kota percontohan dimana kota yang bersendikan madani dengan kultur pesisir utara yang bermartabat, dan sinergi dalam ekonomi."

"Dan.... terakhir, semoga Lamongan selalu menjadi kota harapan bagi kaum 'pinggiran' untuk meningkatkan derajat di mata sosial dan agama."

Aaamiin.....Aaamiin Ya Robbal Alamin

Batam, 26 Mei 2011

19 Mei 2011

Semua Telah Berubah

Decak hati serasa tercampak,
Gelisah menderu deru tapi tak bersuara
Hanya rintih dan harap bersatu padu
Menanti kepastian datangnya sang Penyelamat

Karena Bumi tak lagi ramah untuk kami,
Kami...Kaum tua yang masih berpegang teguh pada Sang Esa dan dogma,

Kenistaan dan kebaikan telah bercampur baur
Gemerlap terang tak membuat mereka mampu melihat
Dimana keadilan dan kemungkaran bersetubuh
Dan... semua hal telah menjadi abu-abu
Tak ada lagi benar, dan tak ada lagi salah!

Kelogisan akal telah menghapus keberadaan sang Pencipta
Dimana Surga-Mu?
Surga hanyalah sebuah Dongeng bagi mereka yang tak mampu bertahan
Surga adalah ilusi kaum tua yang kalah dalam pertempuran

Kami, kaum tua yang tersisih.....
Coba bertahan dengan apa yang kami yakini

Batam, 19 May 2011

18 Mei 2011

Mereka Bukan Wakil Kita



Mereka Bukan Wakil Kita
Apa benar mereka mewakili suara hati rakyat?
Apa benar mereka adalah orang-orang yang kita pilih?
Mereka bukanlah wakil kita, bukanlah suara hati kita yang bijak.
Mereka itu adalah wakil Partai Politik, kami sama sekali tak kenal mereka.

Kami tak tahu dengan sebenarnya riwayat hidup mereka
Kami hanya tahu sekilas....
Kami hanya tahu mereka pernah jadi artis
Kami hanya tahu mereka orang terkenal di Partainya.
Kami hanya tahu, sebagian mereka rela memberi kami uang untuk memilihnya.
Kami hanya tahu mereka menjanjikan perubahan, menjanjikan kehidupan lebih baik.
Entah benar atau tidak, kami tidak tahu!

Kini, ketika mereka sudah duduk di sana...
Mereka hanya paham mencari muka
Mereka hanya berjuang demi eksistensi Parpol-nya di mata rakyat
Masalah benar dan salah itu bukan urusan,

Mengurusi kesejahteraan rakyat bukan lagi jadi prioritas mereka
Tak perlu merasa bersalah menghabiskan uang rakyat untuk liburan keluar negeri.
Tak perlu lagi menjaga etika di depan publik.
Bahkan tak perlu sungkan untuk mengakui mereka sama bejatnya dengan Penjahat.
Karena mereka bukan wakil kita!
Kami hanya mencontrengnya pada secarik kertas,
Sebuah mekanisme yang mereka sebut sebagai Demokrasi

Menyaksikan Karya Para Kreator Animasi Negeri Tetangga di Perbatasan ini

Siapa anak Indonesia yang tak kenal Upin Ipin? Yang kita kenal dengan celoteh khasnya "betul, betul, betul." Ya... sebuah karya animasi yang kini selalu wajib ditayangkan tiap hari di MNC TV. Walaupun tiap hari ceritanya diulang-ulang, tetap saja anak-anak pada betah nongkrong di depan TV sambil melakukan aktivitas lainnya. Ide cerita yang mendidik dengan syarat pesan moral disetiap episodenya seolah menjadi oase bagi anak-anak agar selalu menjadi anak yang baik. Dengan latar belakang potret keragaman suku di Malaysia, mulai dari Melayu, China, Singh, India dll. Seolah menjadi gambaran yang indah dalam suatu lingkup persahabatan anak-anak. Sebuah karya animasi yang pertama kali kulihat di TV9 Malaysia adalah karya dari rumah produksi Les' Copaque. Dan sampai saat ini masih tetap tayang setiap Sabtu jam 16.30 Wib dengan cerita yang baru dan menarik.

Beberapa minggu terakhir ini ada film animasi baru tentang aksi kepahlawan (superhero) yang tak kalah bagus animasinya. Judulnya BoboiBoy, tayang setiap Ahad di TV3 Malaysia jam 18.00 Wib. Sekarang film ini jadi wajib tonton si Abang Parsa, bahkan dia mulai hapal semua karakter di film ini. Menampilkan 4 orang jagoan cilik yang punya kekuatan super, seperti BoboiBoy dengan membelah diri jadi 3 kembaran, mempunyai kekuatan petir, tanah, dan angin. Yaya, gadis berjilbab yang bisa terbang, Ying gadis china berkacamata yang larinya super cepat, dan terakhir Gopal pemuda India yang gemuk, yang bisa merubah setiap barang menjadi makanan kala dia terdesak atau ketakutan. Semuanya bersatu melawan alien hijau, bernama Adudu yang mempunyai pengawal para robot. Dimana tujuan si Adudu mencari koko (coklat) sebagai sumber energi.

Sama seperi Upin Ipin, BoboiBoy juga kata-kata khas yakni "Terbaik."Kali ini yang jadi rumah produksinya adalah Animonsta, yang katanya bekas orang-orangnya Les' Copaque.

Entah kapan film ini bakal mewabah ke Indonesia, tapi saya yakin pasti akan datang! Yang jelas film ini jauh lebih bermutu dan lebih berjiwa anak-anak dibanding Ben 10, Ironman, ataupun Transformers. Jadi unsur edukasi tampaknya masih ada. Pertanyaan besar dari saya, pada dimana kreator animasi negeri ini? Tak adakah Animator-animator negeri ini yang mumpuni daripada negeri tetangga? Dan mana kepedulian bangsa Indonesia memberi tontonan yang bermutu untuk anak-anak kita? Apa negara ini hanya bisanya bikin Sinetron tak bermutu?

17 Mei 2011

Renungan Hari Ini: Masih Pantaskah Menyebut Sebagai Umatnya Muhammad Saw

Ini hanya renunganku, berkaca dari lingkungan sekitar dan apa yang kulihat dengan mata maupun matahati. Saya juga bukanah orang yang sudah benar menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta berperilaku dan berakhlak seperti beliau, Rosullullah Muhammad Shollahu 'Alaihi Wassalam.

Miris, itu mungkin yang pantas kuungkapkan melihat perilaku umat Islam saat ini. Entah siapa yang salah, mekanisme yang buat jadi seperti ini, atau adakah semacam konspirasi tertentu, atau memang ada radikalisme diri yang ingin memprotes norma-norma agama itu sendiri. Saya sampai nggak ngeh dengan apa dan untuk apa kita memeluk agama kita sendiri jika tak bisa menghargai dan menjaga perilaku agar selalu mencerminkan agama yang kita peluk.

Ambil contoh di kehidupan sehari-hari, Zakat terpaksa dikeluarkan hanya karena wajib apalagi shodaqoh ke fakir miskin. Tapi bedanya... kalau nraktir client, pacar, Boss, atau customer nyah nyoh wae serasa budget tak terbatas. Bukankah menabung untuk akhirat itu lebih indah? Puasa dilakukan cuma saat Romadhon, itupun terpaksa dan lebih sering bolongnya apalagi puasa Sunnah. Sholat selalu tertunda untuk urusan bisnis dan kerja, atau lebih asyik menggunakan/ meminjam istilah sebagai musyafir demi menunda sholat hingga tak dilakukan. Jangan tanyakan sholat Jama'ah jika sholat sendirian saja nggak dilakukan, apalagi hal-hal yang sunnah. Heh... Itu baru masalah Rukun Islam yang terabaikan gimana dengan lainnya?

Jangan tanya penegakan fiqih, akidah ataupun akhlaq di mata umat sendiri. Bukankah sudah jelas beliau (Nabi Muhammad) diturunkan ke Bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. "Innama buitsu liutammima makarimal akhlaq." Lalu mengapa harus alergi dengan kata jihad, bahkan men-cap semua pejuang jihad adalah teroris, sama seperti perilaku media massa. Tahu tidak, betapa tipisnya perbedaan antara halal dan haram setipis keimanan umat Islam di era modern. Makanan yang halal dan haram terhidang satu meja, uang yang halal dan haram masuk dalam satu rekening yang sama. Harta buat yang berhak dan harta kita menyatu dalam tempat yang sama. Semuanya hanya dibatasi oleh keimanan dan akhlaq pada masing-masing umat.

Katanya ngakunya agamanya Islam, tapi minum-minuman beralkohol masih dilakukan, judi dilakukan, korupsi itu sudah kebiasaan, bermain atau punya hubungan dengan wanita tanpa ikatan, itu sudah lumrah. Lalu sholat juga kadang kalau mood, apalagi ngaji dan baca quran. AlQur'an hanya jadi pajangan di lemari kaca atau rak buku. Kemusyrikan masih kita lakukan dan ekspos dengan bangganya di negeri ini, demi mengikuti ritual adat yang bertentangan dengan norma-norma agama. Lantas, kalau sudah seperti ini, masih pantaskah kita mengaku kalau bagian dari umat Muhammad Saw? Masih pantaskah kita mendapat surganya? Wallahualam bis showab

04 Mei 2011

Dino ngarep sik dhowo ojo Cupet Pikiranmu

Pirang dino kepungkur aku ditelpon karo bekas pacar. Ambek nangis nangis dheweke cerito lik saiki ono masalah omah-omahan karo bojone, kasarane lagi tukaran. Sakjane dheweke bingung arep kondho karo sopo lha wong saiki lagi urip pisah adoh karo sanak kadang nang pulo sandinge Jowo. Mbuh yok opo, kok tibake aku sing ditelpon, padahal lak saiki wis gok ono hubungan opo-opo maneh... Yo mungkin sebagai wong sing pernah cedak karo dheweke aku sik dipercoyo.

Dheweke cerito, lik lagi tukaran, gak wawuh karo bojone. Malah sampek ngomong wis gak sudi ngurusi dheweke (bojo) karo anake, malah njaluk pegatan. Lha lha lha, masalahe opo kok koyok nemen ngono. Intine dheweke gak percoyo maneh karo kelakuan bojone nang njobo, kuatir serong karo wong wedok liyo, tapi gak duwe bukti. Akhire lak dadi ngenes kepikiran dewe. Malah deweke kepingin metu teko omah, ninggalno anake sing cilik terus mlaku mlaku nang sakkarepe. Lhe... piye seh arek iki? Wis gendheng ta? Ngene iki lak malah nggawe perkoro dadi gak karu-karuan mbulet dan angel golek titik temu. Sampek aku ngilingno, lha anakmu sopo sing ngurus? Sakno rek, sik cilik gak ngerti opo opo, ngono iku lak darah dagingmu dhewe, gak ono mantan anak, lha lik mantan bojo iku ono. Perkoro karo bojo, ojo anak sing dadi pelampiasan.

Inti masalahe sak jane komunikasi. Dheweke cerito, lik selama omah omah bareng gak pernah diolehi mrono mrene, lik gak karo bojone. Padahal mbendinane bojone kerjo, moleh sore, dheweke nang omah karo anak lanange sing ruju, sing lagi umur 3 tahunan, njogo kios toko nang omahe sing magrong-magrong. Intine koyoke arek iki bosen, istilahe nang sangkar. memang mbiyen dheweke pernah kerjo kantoran saiki duwe usaha dhewe peracangan nang omah. Lik dipikir-pikir sakjane lak luwe enak nang omah bebas, daripada melu wong/ perusahaan. Yo pancen sih, mungkin mbiyen kan akeh konco, saiki ijenan.

Mbiyen grudak grudak mrono mrene karo kancane utowo dulure, eh saiki malah nang omahan, gak ono konco. Ngono iku lak gak perlu sampek pegatan ta? Terus dheweke tak takoki, lik pegatan terus entuk jatah gono gini arep lapo, anak-anakmu melu sopo, arep dadi single parent ta? Malah bingung, cupet pikirane gak iso njawab. Ono masalah koyok ngene omongno sik karo bojomu, lik sik buntu yo ngajak mertuamu nengahi masalahmu. Jane aku nang posisi sing susah boso keren-e dilematis. Arep cawe cawe engko dituduh orang ketiga, ketemu pirang perkoro, malah engko dadi perkoro dhewe karo bojoku, ngawur? Mangkakno yo akhire aku nyarano sebagai pihak sing netral, artine gak ono harapan aku mbalik karo dheweke maneh masio dheweke pisah. Lha aku wis seneng karo keluargaku saiki, opo sing kurang?

Let pirang dino sak wise mewek-mewek mau, dheweke cerito lik saiki wis apikan maneh karo bojone. Dheweke ngebrekno uneg-unege nang bojo karo mertuane, tetek bengek mulai teko A sampai Z. Aku dhewe yo seneng lik dheweke saiki wis apikan maneh. Sedih jane lik ngrungokno wong sing pernah ono roso mbiyen sengsoro, masio aku gak pernah nduwe niatan balik mergo kabeh mau lak yo pilihan urip dhewe. Yo mugo-mugo kabeh iso podho langgeng-bahagia karo pilihane dhewe.