Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

27 November 2016

Zihuatanejo


Maaf, tapi saya tidak akan membahas panjang lebar tentang kota Zihuatanejo di Meksiko. Tapi, saya mencoba mencari anologi dari tujuan saya.

Anda yang pernah nonton The Shawshank Redemption, pasti mengerti benar jalan cerita dan tokoh-tokoh film tersebut. Film paling bagus sepanjang masa menurut rating imdb.com, namun dikalahkan oleh Forrest Gump dalam ajang Oscar.

Disini saya juga tidak bercerita detail, hanya yang saya lihat poin-poinnya saja.

Film ini bercerita tentang Andy Dufresne, seorang bankir yang dipenjara karena dituduh membunuh istrinya dan selingkuhan istrinya.

Walaupun dia mencoba membuktikan tak bersalah, puas tidak puas atas keputusan pengadilan, toh akhirnya ia juga harus menjalani kehidupan di penjara Shawshank selama 2 kali seumur hidup, atas 2 korban yang dituduhkan . Di sana dia mulai membaur dengan napi lainnya, dan mulai dekat dengan 'Red' si urang sagala aya, dan kawanan lainnya. Lewat Red pula, dia mendapatkan palu kecil dengan dalih untuk memahat batu karena dia pada dasarnya dia menyukai geologi.

Dengan kemampuan analisa keuangan ia menawarkan bantuan mengakali pajak, hingga akhirnya dia bisa mendekati Kepala Sipir, bahkan Kepala Penjara. Hingga akhirnya dia juga dipercaya mengelola perpustakaan bersama napi tua bernama Brooks. Dengan segala kecerdasan dia berusaha membuat penjara menjadi rumah yang 'ramah'.

Namun begitu penjara tetaplah penjara! Masa-masa awal adalah masa yang paling berat ketika dia disiksa oleh The Sister Gank. Juga, ketika dia hampir menemukan kebenaran lewat anak didiknya yang ternyata mengetahui saksi kunci kasus Andy. Namun rupanya Kepala Penjara lebih takut kehilangan Andy, dan akan mengetahui akal-akalan pajak dan korupsi yang dilakukannya.

Dan yang paling mencengangkan, adalah bagaimana fantastisnya cara Andy menghilang dari sel, dan membawa segenap catatan berharga dari uang korupsi Kepala Penjara.

Dan betapa Andy rupanya telah membuat lubang di dinding untuk pelariannya selama 20 tahun, namun tersamarkan poster cantik Rita Hayworth. Dan pada saat yang sama dia tetap berupaya melakukan aktifitasnya sebagai napi.

Zihuatanejo, dipilih menjadi tempat pelariannya. Dimana dia mencoba sesuatu yang baru, dan tak ada orang yang mengenalinya.

Ya, Andy melakukan dan mempersiapkan segalanya sambil tetap mengerjakan aktifitas biasanya. Hmm.. bukannya ini yang sedang kulakukan.

Zihuatanejo tunggu saya!

24 November 2016

Maaf Untuk Timnas Indonesia, PSSI Masih Saya Kutuk


Pada bulan November ini, kita tahu akan ada gelaran Piala AFF di Myanmar dan Filipina. Dan ini adalah penampilan perdana Timnas Indonesia di kejuaraan pasca terbebas dari sanksi FIFA. Tentu saja besar harapan rakyat Indonesia untuk melihat Timnas Indonesia bisa berprestasi.

Jujur, saya juga ingin melihat Timnas kita berprestasi atau juara. Tapi saya masih baper! Masih banyak dosa-dosa PSSI selaku induk olahraga sepak bola di Indonesia yang belum termaafkan.

Sebagai warga Batam yang pernah merasakan pahit manis hidup di Surabaya dan Lamongan. Saya tentu rindu dengan PERSEBAYA. Masih teringat hijaunya tambaksari dengan Bonek saat PERSEBAYA akan bertanding. Atau guyubnya suasana nggandol, nunut menuju stadion, saat saya mau balik ke Lamongan.

Atau... di saat Lamongan masih belum memiliki ego, karena mereka masih 'belum punya' PERSELA. Masih ingat di tahun 90-an, ketika saya masih SD, dan teman-teman ayah sibuk merayu Ayah untuk mau tret-tret ke Senayan. Saat itu, PERSEBAYA adalah tim kebanggaan Jawa Timur, bukan lainnya.

Namun, semenjak kisruh ketidakpuasan yang membuat dualisme kompetisi membuat PERSEBAYA terjebak dalam pusaran kasus. Sudah lebih dari 3 tahun saya tak mendengar PERSEBAYA bertanding. Hanya konflik yang mendera dan makin menyakitkan.

Dan KLB kemarin masih belum terbayar dosa PSSI. Dan mereka masih tetap mem-PHP PERSEBAYA, Jadi, selama PERSEBAYA masih belum tuntas, lebih baik Timnas Indonesia tak akan bisa berprestasi. Karena saya telah mengutuk PSSI. Percayalah! 

Jadi untuk Boaz dan kawan-kawan, saya mohon maaf saya masih tidak meridhoi anda sekalian juara piala AFF 2016. Dan mungkin anda sekalian tak akan bisa lolos dari Grup A. Yoi! Itulah sikap saya.

Berontak atau Terimalah

Hidup di Indonesia memang seperti ini. Masih banyak masalah yang perlu diperbaiki. Tapi kadang tidak perlu, biarkan saja.

Ada banyak kasus hukum yang jadi reality show. Saling unjuk kekuatan, dan penuh drama yang mencengangkan. Sebagai penikmat film, tentu plot-plot seperti ini saya sukai, membingungkan dan ruwet. Tapi masalahnya biasanya tuntas dalm 2 hingga 3 jam. Tapi ini bisa kusaksikan kerumitan Indonesia seumur hidup. Betapa ngenesnya hati ini.

Berkaca dari banyak kasus termasuk Buni Yani dan teman saya yang tersangkut kasus hukum.

Maka saya tak menyarankan apapun untuk rakyat atau negara ini. Atau kalau boleh bilang "Terima aja!" Ini Indonesia. Tapi... jika anda punya nyali, punya modal lainnya, dan berani ambil resiko ya "Berontaklah!"