Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

28 Februari 2015

Komunitas Menunduk

Penyakit kecanduan handphone atau gadget, sangat banyak sebutannya. Ada yang menyebut mereka sebagai Gadget Freak, hingga yang paling ekstrim yaitu Autis HP. Tapi padan kata ini sangat tidak pas, karena sebenarnya penggunaan kata 'autis' untuk melabeli seseorang yang terlalu asyik dan fokus dengan smartphone. 'Autis' adalah istilah medis untuk seseorang yang mengalami hambatan pada perkembangan otaknya ketika usia balita yang kemudian berpengaruh pada kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosialnya. Dan pastinya, sangat tidak sopan menggunakan kata autis untuk olok-olok seseorang. Saya pribadi cenderung lebih suka menyebut mereka "Komunitas Menunduk" atau disingkat "KM".

Memang kehadiran Ponsel Smartphone dengan dumb battery atau kita lebih mengenalnya sebagai powerbank ini sangat membantu, namun jika keberadaannya sudah sangat merubah nilai kebersamaan dimana dunia hanya berada di pikiran saja maka sudah saatnya anda mengerti bahwa ada hal yang lebih penting untuk dikerjakan selain menunggu balasan message atau notifikasi dari berbagai social media yang anda punya ;)

Maksud dari saya membuat postingan kali ini, bukanlah kampanye anti teknologi. Namun, lebih pada ajakan untuk bijaksana dalam menggunakan teknologi smartphone. Semakin sering kami melihat orang orang dijalan asik dengan smartphonenya entah itu di jalan raya, di kampus, saat makan siang, tanpa perduli dengan sekitarnya bahkan saat ada pertemuan penting tak menyudahi keinginan mereka untuk berinteraksi dengan dunia maya. Ayolah sobat, dunia nyata itu ada didepan matamu, bukan dilayar smartphone yang harus dipelototin hingga malam.

Apakah Anda 'Nomophobia'?
'Nomophobia' adalah jenis fobia yang ditandai ketakutan berlebihan jika seseorang kehilangan ponselnya. Orang yang menderita nomophobia selalu hidup dalam kekhawatiran dan selalu was-was dalam meletakkan ponselnya, sehingga selalu membawanya kemanapun pergi. Penderita nomophobia bahkan dapat memeriksa ponselnya hingga 34 kali sehari dan sering membawanya hingga ke toilet. Ketakutan tersebut termasuk dalam hal kehabisan baterai, melewatkan telepon atau sms, dan melewatkan informasi penting dari jejaring sosial.

Penelitian dari SecurEnvoy telah menemukan bahwa sekitar 66 persen dari pengguna ponsel memiliki nomophobia. Tetapi tingkat nomophobia tersebut berbeda-beda pada masing-masing orang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa wanita sedikit lebih waspada dalam menyimpan ponselnya yaitu sebesar 70 persen dibanding pria yang hanya 61 persen. Sementara itu, pria lebih mungkin memiliki dua atau lebih ponsel dibandingkan wanita dengan alasan menyukai teknologi atau alasan pribadi lainnya. Sahabat, untuk mengetahui apakah Anda termasuk penderita nomophobia, perhatikan tanda-tanda berikut ini:

- Ketidakmampuan untuk mematikan ponsel
- Obsesif memeriksa panggilan, email dan SMS
- Terus-menerus mengisi baterai karena takut kehabisan
- Membawa ponsel kemanapun pergi, bahkan hingga ke kemar mandi

Contoh Kasus Kecanduan Handphone Membuat Kita Muak


Mungkin banyak dari kita yang mengalami hal-hal, yang membuat kita terlihat seperti orang tolol karena sebuah HP, dan membuat anda bertanya tanya seperti inikah dunia kita sekarang?

Mereka yang lama tidak ketemu akhirnya membuat janji untuk ketemu di suatu tempat melalui sosial medianya. Pada saat bertemu mereka hanya ber-say hallo kemudian "pelukan lama tidak bertemu" lalu duduk dan kembali sibuk dengan smartphone-nya masing-masing. C'mon guys..kalian perlu pendekatan yang nyata bukan maya!

Kalian mempunyai seorang anak, yang akan kalian kenalkan pada bos kalian. Dengan bangga kalian bercerita tentang kehebatan anak anak kalian di depan bos. Pada hari H, saat di rumah bos, sang bos bertanya sesuatu kepada anak kalian dan anak kalian tidak menjawab malah asik dengan smartphone pemberian kalian saat mereka berumur 7 tahun. yang ditujukan agar mereka tidak rewel. Anda bahagia?

Saat menjomblo, anda sibuk dengan berselancar ke dunia maya untuk mencari jodoh, di kendaraan umum, di halte bis, di tempat kerjaan. Mungkin suatu saat jika ada teman, saudara atau bahkan jodoh anda lewat di depan rumah, tidak akan disadari karena terlalu MENUNDUK akibat melototin layar ponsel anda. Bahwa JODOH anda sedang melewati anda dengan senyumnya yang manis, dan tidak mendapat balasan dari anda. Komunitas Menunduk memang payah! Mereka tidak mengerti, bahwa dunia nyata lebih indah dari dunia maya, yang hanya mengandalkan kamera 360 :) Go find your real love di dunia nyata!

Ketika dirumah hanya ada orang tua dan anda, biasanya KM suka mengurung diri di kamar, asosial, dan sibuk dengan nada balasan, atau notifikasi smartphone yang begitu berkedip atau bersuara membuat dada mereka berdetak seolah olah tanpa notifikasi ataupun nada balasan, hidup itu tidak berwarna. Pedahal c'mon guys, orang tua kalian itu tidak bisa di charge terus seperti HP. Mereka ada umurnya yang kalian tidak tau kapan itu semua akan berakhir. Buatlah mereka bahagia yang tentu saja membuat kalian bahagia juga karena disisa waktunya masih sempat merasa dekat dengan kalian bukan dekat dengan 'sahabat maya' kalian. Dan masih banyak lagi kejadian menjengkelkan karena kecanduan ini.

Seperti kata kata Albert Einstein, I fear the day technology will surpass our human interaction. The world will have a generation of idiots." - Albert Einstein. Sahabat, coba angkat kepala anda dan lihat siapa yang sedang bicara dengan anda. Letakkan sementara gadget anda dan lakukan lebih banyak hal di luar sana temukan orang baru yang bisa anda ajak berinteraksi sesungguh-sungguhnya DI DUNIA NYATA bukan DI LAYAR PONSEL! Semoga berguna.


sebagian di-copas dari artikel: www.anehdidunia.com
...

27 Februari 2015

Kenapa Harus Dewatacengkar14?


Beberapa teman bertanya, kenapa saya harus pakai ID Dewatacengkar14? Menurut loe....
  1. Apakah karena aku mirip raksasa?
  2. Apakah karena banyak yang mirip Dewatacengkar, maka saya adalah orang ke-14 yang menggunakan namanya?
  3. Atau apakah karena bersifat antagonis, sehingga karakter saya seperti Dewatacengkar?
Well.. Okay, semuanya saya anggap benar dech! Lho kok?
Yupp, tubuh saya sih besar, kayak Prabu Dewatacengkar yang menjadi lawan sang protagonis, Aji Saka. Yang notabene, tubuh si tokoh ini terlihat ceking namun kuat. Jadi secara fisik, tidaklah mungkin saya menamai diri Aji Saka. Tapi...kenapa harus Dewatacengkar? Apakah nggak ada tokoh lain yang besar tapi hebat?

Ada banyak malahan, ada Bima, Gatotkaca, Kumbakarna, atau Hulk. Tapi lagi.. lagi secara fisik beda! Saya tidak punya kuku jempol panjang kayak Bima, atau kumis yang lebat kayak Gatotkaca, nah... saya juga tidak ngantukan kayak Kumbakarna, dan terakhir saya juga tidak memiliki badan berwarna hijau kayak Hulk. (Nah kan lagi... lagi pembelaan secara fisik).

Lalu apa sih yang menonjol secara fisik dari Dewatacengkar yang mirip saya? Nggak tahu.... hehehe, pingin aja makai nama ini, itu alasan sebenarnya. Terserah kalian menganggap saya antagonis atau protagonis. Tapi menurut saya, ada banyak individu di dunia ini yang tidak bisa didokotomi protagonis (putih) atau antagonis (hitam).

Lalu kenapa harus 14? Yang pertama karena saya bukan orang pertama di twitter yang makai nama Dewatacengkar. Jadi daripada bingung-bingung mending saya tambahi angka favorit saya, tanggal kelahiran.

Jadi itu cerita panjang lebar saya tentang hubungan saya dengan Dewatacengkar14.
By the way, jika kalian yang ingin tahu cerita lengkap tentang sang Prabu Dewatcengkar dan Aji Saka, anda bisa kunjungi website tetangga disini.

Mengidolakan Artis


Saat anda masih muda dulu, pernah nggak berandai-andai? Pingin macari, atau malah menikah dengan orang yang berprofesi Artis atau Selebritis? Waktu masih lajang dan muda, pikiran penuh fantasi, cenderung berpikiran kotor dan berbahaya!

Seseorang yang kita jadikan idola muncul karena dia eksis! Dalam arti dia sering kita dapati cerita tentangnya, karyanya, atau gambar dirinya, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Oke, kita nafikan dulu BJ. Habibie, Soekarno, dan Soeharto, atau para Nabi, kita bicara ke artis!

Artis? Yupp! Padahal Ibuku menyebut Artis dengan padan kata yang lebih ekstrim, yaitu Artis = Tandak Kota. Tandak, dalam konotasi bahasa Jawa Timuran yang saya pahami adalah seorang penari wanita pada tarian semacam tari ronggeng. Dimana tari ronggeng ini lebih dipandang memiliki konotasi negatif, intim dan erotis. Ya... walau, tidak semua Artis atau Seleb, memiliki habit yang buruk.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan kita dikelilingi informasi tentang Artis dan Seleb, tanpa anda sadari, disaat kita menyalakan televisi. Film, Sinetron, dan acara-acara yang nggak jelas lainnya, juga diisi orang yang ngaku-ngaku artis, walaupun dia nggak bisa nyanyi, atau main peran di Sinetron atau Film. So whatever lah...


By the way kembali ke topik, sejak kecil saya terkesima dengan "Iga Mawarni". Ada yang ingat? Kalau generasi sekarang, mungkin nge-fans dengan "Raisa" atau "Raline". Well, saya ini fans beratnya Iga, mulai kenal dia saat nyanyi "Kasmaran", saya masih kecil saat itu, mungkin masih SD atau SMP. Namun, wajah Iga Mawarni seolah menjadi standar baru bagi saya tentang menilai cewek cantik. Bahkan saat tumbuh dewasa, saya terkesan mencari-cari seseorang untuk dijadikan pacar karena dia mirip sang artis. Kalau nggak mirip ya... setidaknya cantik.

Saya tidak tahu wajah rupa dan aktifitas sang idola sekarang, karena waktu dalam ingatan saya tentang dia telah berhenti. Jadi... nggak penting lagi, "You're always in my head!"

By the way, saya harus kembali ke realita bahwa saya sekarang sudah beristri ndan berkeluarga. Ya.. walaupun istri saya tidak terlalu mirip "Iga", tapi yang penting dia cantik dan baik!
...

21 Februari 2015

Menilai Sebuah Kreativitas Animasi


Dunia kartun atau animasi adalah dunia anak, atau setidaknya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak. Karena biasanya anak-anak akan gampang meniru apa yang disampaikan oleh Kartun. Tag atau slogan tokoh, akan mudah diingat dan ditirukan oleh anak. Karena anak-anak adalah ibarat gelas yang masih kosong dan mudah diisi. Anda tentu ingat biasa mendengar "betul..betul..betul!", atau "dua seringgit..", kata-kata yang biasa dipakai tokoh dalam film Upin Ipin.

Lantas, apa jadinya jika tontonan yang semestinya dinikmati anak-anak, menjadi tontonan yang tidak sesuai untuk anak? Apalagi di era modern ini, anak-anak cenderung 'belajar' berinteraksi dengan menirukan apa yang dia dapat dari media. Bisa dari gadget, komputer, koran, radio, dan tentunya yang paling banyak ada di setiap rumah adalah televisi. Tentu saja hal ini akan berakibat membuat perilaku anak-anak ini menjadi kurang baik.
(lihat di postingan saya terdahulu)

Dari sekian film animasi yang lalu-lalang di jagad pertelevisian Indonesia. Dalam hal ini, kartun animasi dari televisi berbayar tidak saya libatkan, seperti Cartoon Network dan lain-lain. Saya ingin mengetahui kartun animasi yang paling disukai oleh anak-anak. Kemudian saya men-survey anak-anak comel di sekitar kompleks perumahan saya, untuk mendapatkan animasi yang terbaik. Maunya sih, mulai ranking satu sampai sepuluh, tapi ternyata, cuma ada 6 yang layak ditampilkan. Berikut juga saya tambahkan komentar, dan hasilnya antara lain:

1. Upin dan Ipin


Komentar:
Entah harus ngomong apa lagi tentang film kartun yang satu ini, speechless dah... Film produksi Les' Copaque ini, seolah gambaran lengkap dari kehidupan anak kampung Malaysia yang hidup sederhana, jauh dari gemerlap KL. Dengan memasukkan unsur etnis Malaysia yang terdiri dari ras Melayu, India, China, dan Indonesia. Tokoh-tokoh yang ditampilkan mempunyai karakter khas, dan ide atau cerita yang disampaikan pun bervariasi. Intinya mereka punya misi, dan sepertinya memiliki tim kreatif yang lengkap, dan skripny yang bagus. Sehingga setiap penampilannya layak ditunggu.

2. Boboiboy

Komentar:
Film yang satu ini juga dari Malaysia, buatan dari Animonsta Studio, dan temanya beda banget dengan Upin & Ipin. Film ini bertema fantasi dan Superhero. Dimana karakternya dimunculkan dari tokoh-tokoh yang mewakili masing-masing etnis Malaysia (sama seperti Upin dan Ipin). Menceritakan tentang konflik antara Boboiboy beserta teman-temannya dengan Alien yang ingin menguasai coklat di Bumi. Dari segi cerita, masih sangat mendidik, bahwa kebaikan akan selalu menang. Penuh dengan sisi humanis, dan tetap gaya khas anak-anak. Artinya tidak keluar ke jalur cerita orang dewasa.

3. Doraemon

Komentar:
Film animasi dari jepang ini menjadi film animasi terawet yang diputar oleh stasiun televisi di Indonesia. Mulai zaman saya SD hingga saya punya anak SD, waw! Tentu saja yang menjadi daya tarik film ini adalah kemampuan robot masa depan Doraemon yang bisa mengeluarkan apa saja, dan tokoh Nobita yang sangat payah dan pemalas! Namun walau ide cerita yang terkesan monoton dengan menampilkan Nobita yang terus dibully oleh Giant dan Suneo, namun hal yang paling ditunggu adalah alat yang keluar dari kantong ajaib Doraemon. Menurut saya secara cerita bagus dan seperti membawa kita berfantasi akan hal-hal yang nampaknya nggak mungkin di kehidupan sekarang. Jeleknya, andai si anak meniru tokoh Nobita yang tergantung dan pemalas. Namun secara keseluruhan film ini masih bagus.

4. Pada Zaman Dahulu

Komentar:
Lagi-lagi film produksi Malaysia, dan satu lagi karya dari rumah produksi Les' Copaque. Cerita film ini sebenarnya sangat lekat dalam kehidupan rakyat Nusantara. Karena saya bicara Nusantara, ya tentu saja meliputi Malaysia. Sangat disayangkan, huhuhu.. dongeng yang menjadi pengantar tidur saat kecilku, lha kenapa kok Malaysia yang buat film ini duluan... kenapa bukan Indonesia? Tapi ya sudahlah! Film ini mengangkat Fabel si Kancil yang cerdik, yang punya seribu akal. Dan tentu saja banyak pesan moral yang disampaikan. Jadi...film anaimasi memang layak ditunggu kehadirannya!

5. Sincan

Komentar:
Film animasi dari jepang ini, mungkin bukan sepenuhnya cerita kehidupan anak-anak. Banyak diselipkan tingkah laku anak yang cenderung dewasa sebelum waktunya. Namun, anak-anak cenderung akan mengabaikannya karena nggak ngerti, dan untungnya... LSF Indonesia masih ketat, dengan menggunting bagian-bagian yang terlalu kasar dan jorok! Ide cerita kurang nyambung dengan dunia anak. Namun, ada beberapa bagian di film ini yang masih menjadi daya tarik anak.

5. Adit dan Sopo Jarwo
Komentar:
Film animasi buatan Indonesia, buatan MD Animation. Akhirnya ada juga animasi yang bagus dari Indonesia, walau nangkring di peringkat ke-6. Grafis animasi ini bagus dan gearakannya hidup, tidak kaku. Namun sayang ide cerita masih lemah! Dan kurang memberi pesan moral yang pas, pada ukuran anak-anak. Pesan saya, untuk ide cerita harus digarap lebih kreatif. Kemudian diperbanyak teman-teman Adit, masak si Adit mainnya sama bang Jarwo. Ya... nantinya bisa dimodifikasi Adit dan kawan-kawan, atau gimana. Sehingga pesan moral yang disampaikan harus jelas, terlebih film ini membidik penonton usia berapa, anak-anak kah? atau orang dewasa?

6. Keluarga Somat

Komentar:
Satu lagi film animasi buatan Indonesia, buatan Dreamtoon Studio. grafis bergaya Shaun the Sheep. Sedikit saya sayangkan, guyonannya terlalu jayus! Kemudian cerita mungkin terlalu mengarah ke kehidupan keluarga, dimana segmen dewasa lebih banyak. Sehingga pesan moral yang disampaikan tidak jelas ditangkap anak. Hal ini yang membuat bingung saya tentang penonton usia berapa yang ingin dibidik, anak-anak kah? atau orang dewasa? Tapi kalau tayang pagi atau sore, tentu anak-anak, bukan ibu rumah tangga kan?

Dahulu, waktu saya kecil saya pernah menyaksikan kartun buatan Indonesia, yaitu Si Huma dan Windi. Pernah dengar? Atau masih ingatkah? Orang yang seangkatan dengan saya atau lebih tua dari saya seharusnya masih ingat. Itupun kalau dulu mereka punya televisi. Film buatan PPFN ini sempat tayang beberapa saat. Ide ceritanya tentang petualangan si Huma dan Windi. Saya kurang ingat berapa seri film ini tayang di televisi. Kala televisi di tanah air masih didominasi televisi hitam putih.

Namun jauh dilubuk hati saya, film animasi Indonesia bisa dikelola dengan baik. Karena sebuah film bukan melulu grafis yang harus bagus, tapi semua kesatuan, baik itu sound, ide cerita (script), dubber dan gaya bahasa, karakter, soundtrack dan lain-lain. Jadi kalau mau bagus ya harus seperti itu. By the way, Bravo dunia animasi Indonesia!

Starlight

Starlight
Performed by MUSE

Far away
The ship is taking me far away
Far away from the memories
Of the people who care if I live or die

I will be chasing a starlight
Until the end of my life
I don't know if it's worth it anymore

Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms

My life
You electrify my life
Let's conspire to ignite
All the souls that would die just to feel alive

Now I'll never let you go
If you promised not to fade away
Never fade away

Our hopes and expectations
Black holes and revelations
Our hopes and expectations
Black holes and revelations

Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms

Far away
The ship is taking me far away
Far away from the memories
Of the people who care if I live or die

And I'll never let you go
If you promise not to fade away
Never fade away

Our hopes and expectations
Black holes and revelations
Our hopes and expectations
Black holes and revelations

Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms
I just wanted to hold

Songwriters
BELLAMY, MATTHEW JAMES
Published by
Lyrics © Warner/Chappell Music, Inc.

Note:
The Starlight bring me far away from my hometown,
I miss you all our memories.
I want to return and left my life now,
But still I can't yet....


Nggak tahu kenapa kok gue keingat lagunya Muse, Startlight. Mungkin gue kangen banget sama kampung halaman, kangen kehidupan waktu di sana, kangen kumpul sama orang-orang yang gue sayangi waktu kecil. Dan ada keinginan yang sangat besar untuk mengumpulkan atau mempertemukan orang-orang yang gue sayangi waktu kecil dan orang-orang yang kusayangi saat pengembaraanku.

Gue ingin harapan ini bukan tinggal harapan, ada keinginan semuanya cepat terwujud. Kuharap semoga tahun ini tercapai tuntas!