Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

24 Februari 2010

Sang Profesor Itu Telah Berpulang

Semalam, ada telepon dari keluarga di Lamongan, rupanya ibu yang telepon. Hmm... ternyata kabar duka yang beliau sampaikan bahwa Prof.Ir. Hadi Sutrisno suami dari mbak Rini meninggal.

Innalillahi wa Inna ilaihi Roji'un...
Ya, sebagai civitas akademika ITS apalagi Teknik Elektro siapa yang nggak kenal nama beliau. Beliau adalah salah satu Guru besar di lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pernah menjadi Purek di era 1990-an yang lekat dengan program mobil WW1 dan WW2. Kemudian berkembangnya ludruk di Elektro yang dikenal sebagai Ludruk Tjap Toegoe Pahlawan.

Penyebab kematiannya menurut ibuku, yang sempat menjenguknya di Grha Amerta RS Dr. Soetomo adalah katanya karena sejenis bakteri yang menyerang paru-parunya hingga akhirnya menyerang otaknya. Sewaktu ibu berkunjung ke sana katanya sempat ketemu Pak Priyo, dan beberapa dosen civitas akademika ITS. Saat itu keadaannya sempat berangsur baik namun rupanya takdir ada di tangan sang kuasa, selasa sore Sang profesor itupun menghembuskan nafas terakhir. Menurut ibu, beliau akan dimakamkan di Ngawi di tanah kelahirannya (kemungkinan tadi).

Nasib orang susah diterka padahal sebenarnya saya punya rencana mengunjunginya kelak kalau punya waktu luang. Beliaulah kebanggaan di keluarga besar kami. Bagaimanapun juga beliaulah yang mengilhami saya untuk terjun ke Elektro, walaupun akhirnya saya nggak bisa mengikuti jejaknya di konsentrasi bidang studi Sistem Tenaga (Power) karena nyatanya disitulah titik kelemahanku (Medan Elektromagnet dan Konversi Tenaga Listrik), hingga akhirnya aku lebih memilih Sistem Pengaturan. Sebenarnya secara garis darah dan keturunan saya nggak ada hubungan langsung dengan beliau. Beliau menjadi kerabat saya karena isterinya (mbak Rini) masih ada hubungan dengan garis keturunan ibuku. Memang seharusnya sih saya manggilnya mas, tapi kok timpang banget ya lebih baik Pak atau Om saja.

Ya, selama menuntut ilmu di Teknik Elektro ITS, saya tak pernah sekalipun berjumpa dengannya, kecuali saat Wisuda D3 dan Wisuda S1, dan acara keluarga. Saat itu beliau lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai Dekan di Universitas Mataram dan sebagai pioneer Jurusan Teknik Elektro di Universitas tersebut. Sebenarnya saya ingin meniru jejak langkahnya sebagai Dosen, peneliti, dan penggagas, serta mungkin terlalu banyak yang tidak bisa saya sebutkan.

Akhir kata, selamat jalan Profesor... semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga sang istri, Mbak Rini, selalu diberi ketegaran dan ketabahan hati. Padahal, sebulan yang lalu ibundanya (Budhe Musa) baru saja meninggal. Kini, sang suami yang menghadap illahi. Semoga Allah selalu melimpahkan kesabaran dan ketabahan pada keluarga yang ditinggalkan.

22 Februari 2010

Apa Kabar Februari?

Apa kabar? Padahal sudah lewat tengah bulan eh...baru bisa menyapa. Maklum walaupun februari ini terhitung bulan yang cepat, tapi ternyata saya kok nggak merasa begitu. Hari-hari kulewati dengan peluh dan pikiran terperas. Hah.... malah tiap hari terancam pulang larut... Malah bisa-bisa nggak ada libur tiap minggu.

Ya... sejenak gak mikir dan ngurusin negara, mau carut marut kek, kasus korupsi gak tuntas-tuntas, apalagi ngikuti dagelan century yang mirip reality show. Wah... udah gak sempet!!! kali ini ngurusi diri sendiri, karir dan keluarga dulu.

Memang beginilah kalau ngikut Nipon, segalanya kudu terstruktur, tuntas, dan harus jelas status progressnya. Maklum ada sebuah produk baru yang butuh penanganan produk lebih serius jadi, sarana dan prasarana harus jelas. Selain masalah kualitas, cara kerja, kondisi pekerjaan, dan sisa-sisa produksi juga harus jelas. Sebenarnya inilah yang bikin ciut nyali, ketika harus nyiapin pre running. Justru inilah awal dari sebuah kehidupan, apakah layak atau tidak barang tersebut untuk dijual ke pasaran.

Ya... jadinya hari-hari terancam lembur, bahasa kerennya overtime (OT), mesti curi-curi waktu untuk ketemu anak istri. Alhamdulillah ditengah jadwal yang padat ada berita menggembirakan, Parsa akan segera memiliki adik. Ya... syukur alhamdulillah, harapku sih semoga perempuan biar lengkap, tapi terserah Allah Swt yang penting dia sehat dan tak ada cacat.

Ngomong-ngomong soal isteri hamil, ternyata menurut dokter sudah 2 bulanan. Jadi ada kemungkinan bisa lahir september, heheh... kayaknya angka "8-9-10", asyik deh dipilih sebagai tanggal lahir. Hmmm.... wa Allahu'alam, sekali terserah Allah.

Ya... biarpunn minggu kemarin dah mulai ngidam minta ini itu, mulai siomay, bakso, sampai rujat serut ya asal wajar sih pasti kuturutin. Yang jelas kali ini kudu lebih siap-siap, apalagi paket premi kesehatan dari PT juga lagi bermasalah, providernya kurang bisa diharapkan. Mesti nyiapin ekstra dana untuk jaga-jaga, jangan-jangan ntar pas ngelahirin sudah gak ditanggung sama Perusahaan, hmm... padahal anak yang pertama masih bisa ditanggung saat istri melahirkannya di RS Awal Bross.

Ya... namanya juga dunia segala sesuatu pasti bisa saja terjadi. Yang penting sekarang jagain istri agar menjaga kesehatannya dan jangan males makan, serta satu lagi, menjauhkan si kecil Parsa dari perut mamanya biar gak ketendang. Anak kecil ini dah mulai pinter, bisa belajar ngitung, nyusun puzzle sampai main game di laptopku. Nah yang terakhir ini kayaknya jadi masalah... sudah addicted game kayaknya, masak sehari paling nggak dua jam main game. Jangan-jangan niru bapaknya nih maklum sewaktu mamanya hamil dulu sering sekali main "Age of Empire II" sewaktu mamanya tidur.

Ya udahlah.... hari juga makin mendekati pagi, malah ntar tak sempat istirahat. Ya... semoga pagi nanti semuanya menjadi cerah lagi.