Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

19 Maret 2015

Hijrah ke www.asalnjeplaksaja.blogspot.com


Sorry All,

Sebenarnya berat banget sih, saya harus mengganti alamat blog ini ke www.asalnjeplaksaja.blogspot.com. Pertanyaannya, "Kenapa mesti ganti alamat blog?"

Saya hijrah dari blog www.life-afterjune.blogspot.com karena ini sesuai dengan content yang ada dalam blog ini, yang makin lama... makin ngawur. Artinya menyesuiakan lah dengan judul header, yang "Asal Njeplak Saja".

Lha iya awalnya saya bikin blog di tahun 2009 itu, 'kan untuk sharing idea, pandangan saya pada bidang spiritual, politik, maupun terorisme, yang kadang radikal dan kontroversi. Dan waktu itu, blog saya beri header "OPEN YOUR MIND". Tapi lama-kelamaan apa yang saya tulis ini kok semakin melenceng, dan lebih banyak berkutat pada tulisan yang sekenanya atau asal njeplak saja. Kemudian saya ubah page line menjadi "Asal Njeplak Saja". Dan memang setelah itu, ya... saya cenderung lebih seenaknya ngisi blog ini.

Jadi biar content, header, dan semuanya sesuai, kenapa nggak sekalian saja blog address-nya diubah. Singkat saja, akhir kata "Selamat Tinggal www.life-afterjune.blogspot.com, dan selamat datang www.asalnjeplaksaja.blogspot.com."
...

17 Maret 2015

Warga Batam Mulai Mengenal Nama Jalan

Selama ini ada pameo, "Kalau Warga Batam itu nggak kenal dengan nama jalan, yang dikenal itu nama daerah, simpang, nama mall, pasar, atau nama perumahan."

Ya... pameo itu nggak salah! Warga Batam memang lebih kenal nama seperti Jodoh, Simpang Frenky, Pasar Aviari, Kurnia Djaja. Tidak seperti Jalan Engku Putri, Jalan Raja Ali Haji, Jalan Sudirman, Jalan S. Parman, dan lain-lain. Tapi, jangan dipandang sebelah mata. Karena walau kerabat anda nulis surat ke anda dengan alamat perumahan anda, toh tetap saja surat itu nyampai ke anda. Karena apa? Karena Pak Posnya pinter dan sebagai warga Batam harus hafal alamat.

Semenjak kedatangan saya tahun 2005 hingga awal 2015, praktis hanya jalan-jalan protokol di Batam ini yang ada nama jalannya. Untuk jalan-jalan baru, atau jalan-jalan kecil praktis kita nggak pernah hafalin.

Namun semenjak akhir Januari 2015, beberapa ruas jalan di Kecamatan Batam Kota hampir semuanya sudah ternamai. Seperti Jalan Raja Isa, untuk jalan yang menghubungkan dari Mega Mall hingga simpang di pom bensin Kurnia Djaja. Jalan Raja Husain, jalan yang membelah Pasar mega Legenda, atau menghubungkan Jalan Raja Isa dengan Jalan Sudirman-2. Lalu ada Jalan S.Parman, untuk jalan dari Simpang Panbil hingga Piayu. Karena jalan itu yang biasa saya lewati, ya lama-lama hafal juga.

Nah, untuk jalan yang terpanjang di Batam Kota, sampai sekarang saya belum tahu. Tapi ada banyak kandidat, seperti Jalan Laksamana Bintan yang membentang dari simpang Puri Industrial hingga Terowongan Pelita, atau Jalan Sudirman & Sudirman-2.

Satu komentar dari saya. Ya. .dimana-mana menjaga itu paling susah. Jadi kita sebagai Warga Batam harus turut andil memelihara papan nama jalan, jangan sampai baru dipasang, eh sudah ....hilang papan nama jalannya.
...

16 Maret 2015

Alasan Orang Suka Mengupil

Mengupil, tahu 'kan aktivitas ini? Kalau nggak tahu, ntar saya kasih (upil lho). Kali ini saya akan membahas alasan orang kenapa suka mengupil. Berikut ini adalah alasan orang suka mengupil yang paling masuk akal saya. Entah, masuk akal anda atau tidak? Tapi ini hasil penelitian yang saya dapatkan dengan menginvestigasi beberapa Upilers (komunitas suka ngupil). Anda ingin tahu alasannya, kenapa mereka suka ngupil, ini 7 alasan terbaik:

  1. Senang Menjaga Kebersihan Diri
  2. "Annadhofatu minal iiman" atau Hadits yang berarti bahwa Kebersihan itu adalah sebagian daripada iman. Manusia yang suka ngupil itu suka menjaga kebersihan diri. Dia bahkan sampai peduli pada hal-hal kotor yang tersembunyi, yang sebenarnya tak terlihat oleh orang lain. Tapi dasar mereka suka kebersihan diri, jadi ya mesti ngupil biar semua yang ada di dirinya bersih!

  3. Self-Service
  4. Tahu nggak, kalau mengupil itu sama seperti memuaskan diri sendiri. Nggak percaya? Bagi sebagian orang, mengupil itu adalah kepuasan, seperti masturbasi atau onani. Jadi... rasanya nggak puas, kalau nggak ngupil tiap saat.

  5. Membunuh Waktu Luang
  6. Orang yang suka mengupil ini terbukti nggak bisa berdiam diri. Daripada bengong, nganggur, atau nunduk nggak jelas di depan gadget, mending melakukan hal-hal yang mengasyikkan di waktu luang.

  7. Penasaran
  8. Orang yang ngupil itu selalu punya sifat yang optimis. Hal ini karena mereka selalu timbul rasa penasaran untuk mendapatkan upil-upil yang tersembunyi. Coba perhatikan, raut muka teman anda yang suka ngupil, ketika berhasil mendapatkan upil yang diincarnya.

  9. Melegakan Pernafasan
  10. Ngupil itu bisa mencegah penyakit asma, dan pernafasan tersumbat. Orang yang rajin ngupil, cenderung akan mempunyai lubang hidung yang lebih lebar dan besar. Sehingga aliran oksigen, yang terhirup bersama udara akan membuat lebih banyak masuk ke tubuh, dan menyebabkan tubuh cenderung lebih sehat.

  11. Kolektor Upil
  12. Yang ini adalah hobi khas manusia. Mungkin dia hobi ngumpulkan upil untuk dirangkai menjadi mozaik atau puzzle yang menarik. Tapi akan lebih bahaya, kalau dia suka merebut upil orang tanpa permisi pada pemilik lobang. Akan lebih arif dan bijaksana jika hobi koleksi upil ini berasal dari upil pribadi.

  13. Ketemu Pasangan Jiwa
  14. Ada yang bilang ngupil itu seperti ketemu pacar, ngangenin, bikin seneng, dan selalu ingin bersama-sama. Tapi kadangkala berantem, hingga membuat upil menyumbat hidung dan tak bisa bernafas lagi. Modar!

11 Maret 2015

Mengapa Males Lewat Jembatan Penyeberangan

Sudah ada jembatan penyeberangan, lha kok orang-orang ini males melewati jembatan penyeberangan. Jika anda penasaran dengan alasan mereka yang tak mau melewati jembatan penyeberangan maka anda harus lihat alasan mereka. Berikut 7 alasan terbaik mengapa orang males lewat jembatan penyeberangan. Yaitu antara lain adalah:
...
  1. Tidak Ada Jembatan Penyeberangan
  2. Kalau tidak ada jembatan ya... gimana mau menyeberang. Lha wong menyeberang itu harus pakai jembatan, kalau tak ada ya... nggak usah pakai jembatan lah!


  3. Tidak Perlu Nyeberang
  4. Lho kenapa? Kalau tempat yang dituju dekat dan searah, ngapain pakai nyeberang. Gimana, masuk akal kan?


  5. Males Jalan Jauh
  6. Nah... ini kayaknya sifat kebanyakan masyarakat Indonesia. Mereka males nyeberang jembatan, ya... karena males. Males jalan, karena jembatan penyeberangannya jauh, panas, berdebu lagi. Belum lagi ini itulah! Terlalu banyak excuse lah!


  7. Kurang Menantang, Kalau Tidak Nerobos Jalanan
  8. Tapi beda dengan golongan yang satu ini. Mereka ini penyuka olahraga ekstrim, jadi ajang menyeberang dan memotong jalan raya yang lagi padat-padatnya kendaraan adalah tantangan baginya. Akan beda cerita jika hanya menyeberang melewati jembatan, wah nggak menantang sama sekali!


  9. Takut Tindak Kriminal (secara tertutup iklan)
  10. Nah... kebiasaan di jembatan penyeberangan, biasanya ajang nempel iklan yang super gedhe. Jadinya jembatan tertutup, dan terkesan gelap, luput dari pantauan pihak keamanan. Bisa jadi jembatan penyeberangan digunakan temapat tidur para gelandangan, banyak pengemis, dan lebih parahnya untuk tindakan kriminal. Secara, begal pernah jadi trending topic sebelum digusur #SaveHajiLulung.


  11. Gelap Ah... (Takut Hantu)
  12. Kalau menyeberang jalan melalui jembatan penyeberangan di malam, kadang di jembatan penyeberangan ditemukan banyak yang mati lampu, atau yang lampunya hilang karena dicuri. Jadi ya.. gelap! Lha kalau gelap 'kan banyak makhluk yang tak kasat mata ikut nongkrong disitu. Jadi, daripada beraroma horror mending cari keramaian dengan menyeberang melalui jalan raya, ya... paling-paling dimaki orang atau diserempet mobil. Daripada ketempelan Gendruwo


  13. Males Naik, Mending Turun
  14. Ini beneran lho, bukan mengada-ada! Daripada naik mending turun, ya iya lah, kalau di atas 'kan panas, gak ada AC. Nah kalau turun 'kan dingin, terang, gak pengap lagi. Serius? Ya ketinggalan zaman sih, lihat di Singapore nggak ada tuh jembatan penyeberangan, yang ada underpass. Sistem ini juga terhubung pada subway MRT. Nah, buat anda yang di Jakarta, selamat menunggu proyek subway itu selesai. Kendalanya sistem underpass ini cuma ada 2 saja, yaitu: listrik mati, dan banjir!


09 Maret 2015

CNY 2015: Pantai Melayu, Barelang

Akhirnya Quality Crews, bermotor ria menuju Pantai Melayu, Barelang. Berikut update sebagian foto-fotonya:



Perlunya Klasifikasi Kelas Jalan di Batam

Saya bosan lihat jalan di Batam ini sering rusak, sungguh sangat disayangkan! Padahal jalan di Batam ini terhitung jarang dilalui kendaran. Anda yang terbiasa hidup di Jawa akan terbiasa melihat lalu lintas jalan yang padat. Tidak hanya pagi, siang, sore, atau bahkan malam. Coba bandingkan dengan Batam, dimana jalanan hanya padat pada saat jam-jam tertentu, yaitu saat pagi dan sore, di saat orang-orang berangkat dan pulang kerja. Artinya, beban jalanan di kota Batam itu terhitung ringan. Namun kenapa banyak yang rusak?

Setahu saya, banyak jalan di Batam diberi beban yang tidak semestinya. Atau malah sebaliknya, jalan yang seharusnya memiliki kemampuan sesuai kelasnya, ternyata tidak mampu menahan beban sehingga banyak yang ambrol. Saya tidak tahu, coba nanti ditanyakan ke pihak Dishub. Namun, kenyataan di jalanan, tidak ada identifikasi kelas pada masing-masing jalan.

Padahal, seharusnya jalanan dikelompokkan dalam tingkatan kelas sesuai tingkatan beban masing-masing jalanan. Nah berikut yang sedikit saya copas dari Wikipedia.

Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan, yaitu:


  • Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton;
  • Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas;
  • Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
  • Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
  • Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

Nah kapan nih jalan di batam dikelompokkan berdasarkan kelasnya? Misal kalau untuk 'Jalan A' maka truk kontainer tidak boleh lewat, ya dipasang tandanya

Padahal kalau menurut PERDA KOTA BATAM seperti ini:


WALIKOTA BATAM

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 9 TAHUN 2001
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KOTA BATAM


Bagian Ketiga
Pengaturan Penggunaan Jalan


Pasal 11

Setiap jaringan jalan yang telah diselesaikan di bangun, sebelum dioperasikan dilakukan penetapan kinerja jaringan meliputi : nama, status, fungsi, kelas jalan, muatan sumbu terberat yang diizinkan dan kecepatan setempat yang diperbolekan serta pengendaliannya.

Nah... kalau ada kelas jalan dan muatan sumbu terberat yang diizinkan buat apa PERDA. Jangan sampai kita biarkan jalan Batam hancur, tambal sulam lagi, diperbaiki lagi, ujung-ujungnya cuma nguras APBD pada hal-hal yang itu-itu saja. Padahal banyak tata ruang kota lainnya yang bisa diperbaiki. Sebagai masyarakat yang tinggal di Batam Center, saya melihat ada beberapa titik jalan yang parah. Seperti di depan Perumahan Bukit Palem, di Jalan Raja Ali Kelana (dulu orang menyebutnya masih Jalan Abulyatama). Jalanan ini hancur sejak pertengahan tahun lalu, karena banyaknya berseliweran dump truck yang membawa material, di sekitar jalan tersebut. Hal ini karena di sepanjang area tersebut banyak proyek pembangunan, seperti ruko dan termasuk proyek perumahan Orchard Park. Juga di Jalan Selasih, dekat perumahan Kurnia Djaja, juga mengakibatkan aspal tergerus habis karena sistem irigasi yang tak ada di sepanjang jalan itu. Ketika kedua jalan tersebut masih terbengkalai, lain halnya dengan Jalan Raja Isa yang berada di depan Perumahan Puri Mas, dekat Gedung SAMSAT, dan Kantor PDIP. Jalan Raja Isa, sudah nampak berbenah, walaupun belum teraspal, masih Redemix. Dari sini nampak pengerjaan jalanan di Batam masih terkesan asal-asalan dan tidak ada standarisasi yang jelas. Padahal semuany sudah diatur di PERDA, tetapi tidak ada yang tertata dengan bagus. Miris!

Namun, kalau itu yang diinginkan Para Penguasa yang duduk di Pemerintahan Batam, ya buat apa menerbitkan PERDA tanpa pelaksanaan dan pengawasan! Jujur kami kecewa.

06 Maret 2015

Kisah Masa Kuliah: The Real Entrepreneur

The Young Entrepreneur atau dalam bahasa "Pengusaha Muda". Kenapa harus jadi pengusaha muda?

Ada seorang motivator bilang, "Jadilah engkau entrepreneur saat kamu masih sekolah! Sehingga kelak ketika kamu lulus, kamu sudah punya pondasi yang kuat untuk menjadi pengusaha yang sukses!"

Tapi, kebanyakan orang tua kita menginginkan anaknya memfokuskan ke pendidikan dulu, jangan mikirin lainnya. Cepat-cepat lulus dan sukses! Padahal dunia kampus itu bukan hanya mencari cumlaude. Ada banyak celah untuk mencari pengalaman hidup yang sesungguhnya!

Ini adalah cerita tentang teman saya, semasa kami masih kuliah di ITS. Saya disini sebagai orang ketiga, kadang pelaku kedua, tapi yang jelas bukan pelaku utama. Daripada panjang lebar langsung saja saya cerita.

Begini ceritanya.....

Teman saya ini anggap saja namanya "Mr.I" (dibaca Misteri). Dia beberapa angkatan di atas saya, namun beda jurusan dengan saya. Saya kenal dengannya karena kami pernah satu kosan. Secara kebiasaan, dia seperti stereotipe mahasiswa ITS kala itu. Kuliah, makan di warung, baca koran, main komputer, nongkrong di warung gresikan. Nggak ada yang terlalu menonjol, dia tidak aktif di kegiatan kemahasiswaan, semacam HIMA, BEM, JMMI, atau aktivitas luar kampus semacam HMI, KAMMI. Cuma dia memiliki aktivitas kumpul-kumpul dengan teman-teman yang seide, sangat aktif.

Dia bisa melihat dan menangkap peluang terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan kampus. Pertama, saya melihatnya memberikan jasa afdruk foto. Saya pertama kali masuk sebagai mahasiswa ITS, tahun 1997. Sepuluh tahun sebelum roll film tergerus teknologi digital, saat itu foto dengan roll film,masih jaya-jayanya. Dan dia bisa menangkap peluang dengan membuka jasa afdruk foto, dimana foto ini dibutuhkan MABA akan banyak hal, antara lain, pas foto untuk Bakti Kampus Institut, Bakti Kampus Jurusan, membuat KIPEM (kartu Penduduk Musiman), membuat Kartu Anggota Perpustakaan, dan lain-lain sebagainya. Dasar naluri usahanya bagus, walau tempat usahanya gabung dengan kosannya, namun laris juga walaupun hanya musiman.



Usaha keduanya yang saya ketahui, jujur ini negatif dan nyerempet bahaya! Tapi ini sangat membantu sekali bagi kantong cekak mahasiswa. Pada saat itu, hape adalah barang yang belum umum, langka, dan mahal. Saat itu, yang laris manis untuk telepon-telepon dan janjian malam minggu dengan pacar adalah telepon. Ya, telepon umum atau Warung Telepon (Wartel). Masih ingat dengan kedua benda tersebut? Kejelekannya, Wartel jika setiap malam minggu pasti selalu penuh! Telepon umum, kalau yang jenis telepon koin sering macet, nah kalau yang jenis telepon kartu, mahal di kantong mahasiswa. Tapi ditangan "Mr.I", semua mahasiswa bisa memanfaatkan kartu telepon yang super murah dibanding jumlah pulsa yang dimilikinya. Kok bisa? Apa "Mr.I" ini petugas Telkom atau punya orang dalam di Telkom? Hehehe si "Mr.I" ini adalah salah satu cracker telepon kartu di ITS, saat itu. Kalau mau lihat cara kerja pengisian pulsa kartu telepon versi jadul, silakan klik disini.



Ya... dia pernah cerita, dia pingin mendapatkan boks telepon kartu saat itu, demi mempelajari teknologinya. Dan akhirnya beberapa hari kemudian, muncul orang yang membawakan boks padanya. Tentu saja, oleh "Mr.I" dia diberikan harga yang setimpal. Ditangan "Mr.I" itulah, boks telepon umum diubahnya menjadi alat pengisi pulsa Kartu Telepon. Dan itulah, kenapa bisa beredar pulsa isi ulang versi murah dalam lingkungan kampus. Namun kebusukan, tercium juga oleh Polisi dan pihak Telkom, entah siapa yang bocorkan. "Mr.I" pun sempat ditangkap oleh Polisi dan dikorankan! Namun anehnya dia bisa terkekeh-kekeh saat baca beritanya ditangkap Polisi. Lha nggak aneh gimana, disitu ceritanya ditangkap dan dipenjara, padahal dia lagi makan mie rebus dan ngopi di warung gresikan, sambil baca koran lagi. Tapi... setiap kasus ada harganya, katanya dia harus ngeluarin 3 juta untuk keluar dari jerat hukum dan menandatangani berkas tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Tapi, bukan "Mr.I" kalau dia tidak bangkit dan mencari peluang baru. Ada suatu momen dimana "Mr.I" juga menjual hasil karyanya, Buku Soal-Soal Persiapan Ujian SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), lengkap dengan pembahasan dari tahun ke tahun. Kadang kala dia juga hadir dengan menjual sesuai event ujian D3 ITS atau D3 Unair. Namun, coba pernahkah anda bertanya dalam hati darimana sang pembuat buku menjual buku yang berisi soal-soal tersebut beserta pembahasannya? Coba bayangkan?

Pertanyaan itu bisa dijawab dengan usaha yang digeluti "Mr.I" yang lain. Dimana dia tidak hanya sekedar main usaha yang aman. Usahanya yang paling dramatis bin kreatif adalah sebagai EO. Ya... EO is Event Organizer, yaitu pengorganisasi suatu kegiatan atau event. EO apakah itu? EO Perjokian SPMB. Wow!!!



Untuk yang satu ini dia adalah Tokoh dibalik perjokian yang marak saat itu, sejak 1997. Namun dia memiliki target dan calon yang sangat bonafide dan menjanjikan. Saat itu, belum ada ekstensi, belum ada SPMB khusus, dan lain-lain. Tentu saja hal ini masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah kebanggaan! Semacam masuk ITS atau UNAIR. Dan satu-satunya jalan masuk PTN ini melalui SPMB atau PMDK, kecuali program D3. Dimana kekuatan otak menjadi andalan, bukan kekuatan uang! Tapi "Mr.I" ini menawarkan opsi lain, agar siapa yang mampu membayarnya, dia akan berikan tempat terbaik dengan meloloskan SPMB ke tempat yang dia inginkan. Sasarannya tentu anak-anak orang kaya yang 'kurang pintar' atau nggak pede bisa nembus SPMB. Tapi dia lebih berkonsentrasi pada mereka-mereka yang ingin masuk ke Kedokteran Umum (FKU) UNAIR. Tarif yang dipatok pun amat mahal untuk saat itu, 75 juta per orang. Tapi itu tidak seberapa karena masuk Kedokteran adalah kebanggan. Secara moral, temanku ini agak ngawur juga, masak ngisi calon dokter dengan orang-orang yang 'tidak kompeten'.

Tapi dia punya prinsip, "Saya cuma membantu, perkara nanti kalau mereka bisa jadi dokter atau tidak. Kalau mereka niat dan berusaha maka akan jadi Dokter-Dokter yang hebat kelak. Tapi kalau nggak ada kemauan, mereka akan hancur sendiri karena seleksi alam."

Sebagai EO, dia tentunya harus melengkapi timnya dengan Master, Pengalih Perhatian, Messenger, dan lain-lain. Dan setahu saya, tiap tahun berganti-ganti strategi dan alat yang dia terapkan. Terakhir, sebelum saya keluar dari kosan, sekitar tahun 2004, dia memakai banyak hape Siemens C45i untuk piranti melancarkan aksinya. Jangan tanya digunakan buat apa hape sebanyak itu. Tapi yang jelas setelah misi selesai, dia jual murah tuh hape, 30ribu dia lepas, untuk menghilangkan jejak. Dia tidak tamak, artinya mengambil 'pasien' (sebutan untuk calon MABA yang menggunakan jasa jokinya), sejumlah kemampuan timnya, paling banyak sekira 15 orang. Saat terakhir kali bertemu dia dalam menjalankan misinya, dia mendapat pasien 13 orang, Jurusan Kedokteran Umum-Unair, semuanya. Yang paling mengesankan adalah tingkat keberhasilannya. Dari 13 'pasien', dia mampu meluluskan 12 orang masuk ke jurusan yang dituju, berarti tingkat keberhasilannya lebih dari 90%.

Sistem perjokian yang dia tangani, pasien hanya membayar DP sejumlah tertentu. Ketika mereka berhasil lulus, baru membayar penuh. Sedangkan kalau 'pasien' gagal, tidak perlu membayar. Anda bisa menghitung pemasukannya setiap misi selesai. 12 orang x Rp 75 Juta = Rp 900 Juta. Dikurangi untuk menggaji para Master Joki, Messengers, dan biaya operasional lain-lain. Setidaknya ada 500 ~ 700 Jutaan ada ditangan. Jadi tak heran, kadang setelah misi selesai, dia beli motor baru, atau uangnya diputar lagi ke bisnis lainnya.

Tidak berhenti disitu, risky business lainnya adalah mengerjakan Tugas Akhir (TA) mahasiswa lainnya. Lengkap, dari software, hardware, hingga laporannya, beserta training cara mengoperasikan alat dan presentasi. nah, kalau ini sasaran dan pelanggannya kebanyakan adalah para mahasiswa teknik di PTS sekitar Surabaya. Bayarannya pun bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan dan lama pengerjaan. Itulah kenapa setelah beberapa tahun sejak kelulusannya, dia tetap bermukim di sekitar kampus. Karena dia tetap berkecimpung dalam 'dunia kampus'.

Moral dari kisah ini:
Ambil yang terbaik, jangan tiru keburukannya. Semoga semangat kewirausahaanya menginspirasi para mahasiswa. Tak ada salahnya kita mulai berwirausaha semenjak kuliah/sekolah, kalau ada kesempatan, kenapa nggak diambil. Syaratnya, kuliah juga harus kita selesaikan, itu salah satu komitmen kita pada diri kita dan orang tua. Banyak orang sukses karena hal ini mulai berwirausaha semenjak kuliah, contohnya: Mark Zuckerberg, Bill Gates, Lary Page dll.

05 Maret 2015

Hikayat 2 Gentong

Dua orang kawan mengunjungiku, saat saya pulang kampung ke Lamongan, pertengahan September 2014. Sebut saja A dan B, ya..si A, kawan yang notabene tetangga saya sendiri di Batam. Kebetulan, dia pun juga sedang ada urusan di kampung halamannya. Silaturahmi ke rumah saya di Lamongan ini, tidak semata-mata menjumpaiku namun juga untuk menjenguk ibu saya yang sakit. Karena ini baru pertama kali baginya mengunjungi Lamongan maka saya juga berperan sebagai tour guide untuknya.

Lantas di suatu senja, kala Matahari hendak tenggelam di batas cakrawala, kami pun menunaikan sholat Maghrib di Masjid Agung Lamongan. Setelah sholat, kami rehat sejenak untuk bercerita panjang lebar. Walau bertetangga, namun sudah hampir setahun kami tak bertemu karena dia bekerja di kota lain.

Sembari bercerita, pandangan kami tertuju pada 2 gentong di pelataran halaman masjid. Entah rasa penasaran atau apa, tiba-tiba kawanku A dan B serempak bertanya padaku tentang perihal 2 gentong tersebut.

"Waduh! panjang ceritanya..." jawabku, sembari saya menarik nafas.

Kemudian saya mencoba mengingat tutur tinular, yang sampai padaku, cerita yang pernah disampaikan Bapak dan Mbah.

"Begini ceritanya....."

Saat itu Kadipaten Lamongan dipimpin oleh seorang Adipati yang bernama Raden Panji Puspokusumo, saya tidak tahu beliau Adipati ke berapa. Beliau memiliki dua orang putra kembar, diberi nama Raden Panji Laras dan Raden Panji Liris. Mereka berdua sama-sama tampan, selain itu Raden Panji Laras dan Raden Panji Liris juga dikenal masyarakat mempunyai sifat yang sangat baik. Oleh karena itu, banyak gadis-gadis yang terpikat pada mereka.

Hingga kabar tentang mereka berdua ini terdengar hingga ke Kadipaten tetangga. Kadipaten Kediri (ada yang bilang Kadipaten Wirosobo, wilayah yang meliputi Kediri, Kertosono, dan Nganjuk), juga mendengar kabar bahwa di Lamongan memiliki Pangeran yang tampan.

Adipati Kadipaten Kediri dua orang puteri kembar yang cantik, bernama Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi. Kemudian beliau mengajukan utusan untuk menyampaikan perihal lamaran pada Adipati Lamongan. Singkat cerita, setelah berunding dengan keluarga, termasuk sang pangeran Panji Laras dan Panji Liris, beserta pejabat Kadipaten Lamongan. Maka akhirnya lamaran ini diterima dengan syarat agar kedua puteri kembar Adpati kediri ini datang ke Lamongan sambil masing-masing membawa sebuah gentong yang terbuat dari batu berisi air penuh, beserta alasnya untuk ditaruh di alun-alun Kadipaten Lamongan. Dan, akan dijemput oleh Pangeran Panji Laras dan Panji Liris di perbatasan bagian selatan Kadipaten Lamongan.

Singkat cerita, akhirnya Adipati Kediri bersedia menerima persyaratan itu. Dan entah gimana ceritanya kedua putri Kadipaten Kediri bisa memiliki memiliki kekuatan super mengangkat kedua gentong tersebut.

Sesuai dengan janjinya Raden Panji Laras dan Raden Panji Liris menjemput kedatangan Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi di tepi Kali Lamong, di sekitar Kecamatan Mantup.

Pada zaman itu belum ada jembatan yang menghubungkan Kali Lamong. Sehingga kedua putri itu harus menyeberangi sungai yang sedang melimpah airnya. Ketika menyeberangi sungai, karena tak ingin pakaian yang dikenakannya basah, maka kedua putri tersebut menggulung pakaiannya hingga ke lutut, sehingga kedua betis gadis-gadis ini kelihatan.

Raden Panji Laras dan Raden Panji Liris yang melihat dari seberang sungai terkejut karena mendapati banyak rambut yang tumbuh di kaki-kaki kedua gadis cantik tersebut. Langsung dech ilfil

Setelah peristiwa ini, Raden Panji Laras dan Liris urung menjemput kedua putri Kediri, dan tidak bersedia menikah. Namun kedua putri tetap membawa kedua gentong tersebut hingga ke alun-alun. Namun apa lacur, kedua pangeran dari Lamongan tetap menolak menerima lamaran kedua putri Kediri.

Perihal penolakan dan penghinaan inilah yang memicu perang antara Kadipaten Kediri dan Lamongan. Lha gimana, ibarat kata "Adoh-adoh direwangi teko, abot-abot direwangi nggowo genuk, lha kok dienyek gak karu-karuan" bahasa Indonesianya, walaupun jauh jaraknya tetap ditempuh, walaupun berat membawa gentong tetap dijalankan, lha kok dihina seperti ini.

Singkat cerita terjadilah pertumpahan darah, perang antara Lamongan dan Kediri yang di-backup oleh pasukan Kadipaten Japanan (sekarang lebih dikenal dengan Mojokerto). Panglima perang Kadipaten Lamongan, Ki Sabilan terbunuh karena melindungi Panji Laras & Panji Liris. Ki Sabilan, atau lebih dikenal oleh warga Lamongan dengan sebutan Kinameng atau Mbah Sabilan. Beliau gugur sebagai tameng/perisai, pelindung keluarga Kadipaten Lamongan. Adapun Panji Laras dan Panji Liris, juga dikabarkan gugur di medan perang. Dan...sampai disini saya tidak tahu ceritanya, siapa yang menang dan kalah. Konon, karena peristiwa ini keluarga Kadipaten Lamongan murka, dan mengutuk agar pemuda Lamongan tidak menikah dengan gadis Kediri agar tidak celaka.

Adanya peristiwa ini menimbulkan budaya baru pada Lamongan. Yaitu: satu, timbulnya budaya lamaran dimana pihak wanita yang melamar pada pihak pria. Dan kedua, timbulnya pantangan dimana pemuda Lamongan dilarang menikah dengan gadis dari Kediri. Apabila pantangan ini dilanggar, konon pernikahan keduanya tidak akan berbahagia, atau tak bakal langgeng.

Tradisi melamar pada pihak wanita ke pihak laki-laki masih ada, pada sebagian masyarakat Lamongan. Juga pantangan menikah dengan gadis Kediri masih berlaku pada sebagian kalangan yang masih mempercayai hal ini. Seiring waktu, mungkin hal ini akan tergerus karena proses akulturasi budaya.

Seperti saya ceritakan, kedua buah gentong atau genuk batu, dan dua buah batu seperti kipas tersebut, sampai sekarang masih tersimpan di halaman Masjid Agung Kabupaten Lamongan. Anda juga bisa mendapati Laras-Liris sebagai nama jalan, juga Andansari dan Andanwangi, di sekitaran Kota Lamongan.

Kalau anda berminat mengikuti cerita versi lainnya, saya sudah dapatkan link-nya, silakan cek di sini.

Note:
Okay..., kenapa saya mengingat peristiwa ini? Karena, rupanya saat ini, kawan saya si A, sedang pedekate dengan teman lamaku se-SD-SMP-SMA. Karena si A orang Kediri dan cowok, sedangkan teman lamaku ini cewek dan asli Lamongan. Tapi.... si A 'kan cowok, jadi saya pikir tak ada masalah, tidak menyalahi pantangan.

Well... semoga berhasil pedekate masbro! Maklum, teman lamaku ini agak keras orangnya.

03 Maret 2015

Kekacauan yang Sistematis


Cinta adalah segalanya! Rasanya ungkapan seperti itu tak berlebihan. Mengingat, menimbang, dan melihat keberanian seseorang demi mendapatkan dan mewujudkannya. Tapi kalau kata Bang Haji Rhoma Irama sih...

Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Hai begitulah kata para pujangga
Aduhai begitulah para pujangga
Taman suram tanpa bunga


Ya... setidaknya itu bisa mewakili perasaan bermilyar-milyar umat manusia. Bila seseorang sedang dimabuk asmara, apa saja bisa dilakukan agar cinta bisa terjalin sempurna. Tapi untuk mendapatkan cinta, tak ada kata mudah. Butuh pengorbanan, bahkan ada yang rela berdarah-darah, jatuh bangun untuk mendapatkan cinta.

Namun kadangkala, orang lupa dengan susahnya zaman perjuangan. Orang cenderung mudah melupakan, ketika segala keinginannya tercapai. Dan meremehkan kembali arti perjuangan cinta yang berdarah-darah tadi. Padahal kalau kita telisik, semua pengorbanan akan lebih berarti, lebih berharga jika kita mampu merawat, menjaga, dan mempertahankannya, agar selalu terpancar cinta dan keindahannya.

Lantas... apa hubungannya dengan judul blog ini?

Itulah, kalau orang hanya melihat dari cover-nya saja tentu tak paham akan isi yang tersirat didalamnya.

Kita bisa 1000 kali jatuh cinta, kita bisa berkali-kali ganti pasangan (tidak cocok, ganti!), atau kita bisa memilih dengan menemukan cinta yang lantas kita upayakan dengan segenap penuh energi, darah, daya, dan upaya, untuk menjadi bagian hidup kita. Kemudian kita jaga, tumbuh, dan berkembang bersama, hingga akhirnya waktu yang memanggilnya,seperti daun tua yang dengan anggunnya lepas dari dahannya.

Cinta adalah kekacauan yang bisa mengganggu pada sistem tubuh dan trajektori orientasi pada sistem kerja manusia. Orang bisa melakukan hal-hal yang gila! Dari yang baik bisa jadi jahat, atau dari yang jahat bisa jadi baik! Entah! Lantas... apakah kita salah kalau tidak punya cinta, agar kekacauan yang sistematis ini tidak terjadi?
Jawabannya sudah jelas, "SALAH!" Karena tanpa cinta, anda hanya akan jadi sebuah ROBOT, no pain and no sense!.
...

02 Maret 2015

Demam Batu

Indonesia sedang terkena penyakit 'Demam Batu'! Dari orang yang nggak punya kerjaan, karyawan, PNS, hingga pengusaha, dan penguasa elit, semua ngomongin batu. Semua orang jadi geolog dadakan, tahu jenis batu akik, mulai dari bacan, kalimaya, safir, ruby, atau apalah namanya! Dengan senjata andalannya, senter ajaib. Yang katanya, untuk mengetahui jenis batu dan motif yang nampak, bagus atau tidak.

Yup.. batuan jenis batu mulia, batu akik, atau bahasa kerennya, 'Gemstone', memang macam-macam. Dan harganya pun macam-macam pula, mulai dari puluhan ribu, hingga ratusan jutah. Dan booming demam batu, tak ayal berpengaruh pada aktivitas para penggali batu akik dan sejenisnya. Mereka kini menggali lebih dalam, dan lebih banyak lingkungan yang digali, bahkan seolah tak peduli menyasar pada kawasan konservasi yang dilindungi.

Kecintaan seseorang pada batu akik di Indonesia ini berada pada tingkat kewaspadaan. Seolah-olah kita tenggelam pada zaman batu. Namun yang lebih perlu disikapi adalah perlu peran serta pemerintah, baik sebagai pengawas lingkungan, pengawas perdagangan batu tersebut, dan sebagai regulator fiskal. Artinya memberikan peluang Pemerintah untuk mendapatkan pemasukan yang lebih besar dari sektor pajak, tentunya harus disikapi dengan dampak 'AMDAL' yang ditimbulkan.

Sebenarnya, menyukai batu atau sesuatu itu sah-sah saja, mbok yo, ngono yo ngono, ... tapi ojo ngono!, arti secara harfiahnya, jangan terlalu!

Kalau bagi saya, walaupun semua orang di dunia memakai batu akik, dan tinggal saya seorang yang belum memakai batu akik, maka saya tetap tak akan mau pakai! Bukan perkara karena "stone is stone!", tapi lebih karena saya tidak tertarik pakai aksesories. Cukup handphone dan dompet saja, yang wajib menempel selain pakaian tentunya! Itupun barang dua tadi dipakai kalau mau jalan keluar saja, nggak perlu lainnya!

Bagi saya, kalau sampai ada cowok yang pakai cincin, kalung, gelang, atau aksesoris lainnya, serta kuku yang panjang, konotasinya langsung bermakna cowok yang malas melakukan sesuatu, dan kurang sigap. Nik boso jowone, iku ngono cirine wong lanang sing males tandhang gawe. Senengane macak, lan ndawakno kuku! Iku ngono lak yo podho karo wong wedok!

Well...Okay, kembali ke batu! Saya cuma heran saja, siapa sih pioneer yang membuat tren batu akik ini. Kalau semacam di forum itu, siapa sih yang melempar hot thread ini? Batu akik yang lumrahnya dulu, dipakai orang-orang tua, kini anak-anak muda tak kalah gila berburu akik. Bahkan saya yakin, koleksi Tessy pun pasti kalah, dibanding para pendatang baru itu!

Dan akhirnya penyelidikan saya berhasil. Setelah saya selidiki, rupanya inilah orang-orang yang menyebarkan kebiasaan memakai batu akik, batu mulia dan sejenisnya. Sehingga membuat orang-orang menjadi terinspirasi, agar memiliki kekuatan seperti sang idola. Lihatlah!



Ray Bramasakti


Dan... Reza Bramasakti


Sang BIMA X, SATRIA GARUDA & AZAZEL


...