Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

20 Desember 2011

I'm Back!

Kangen menulis, dah lama blog ini tak kujejali lagi dengan ocehanku.... Selain tersita oleh rutinitas kerja, juga ketika di rumah gue juga lagi senang-senangnya ngobrol sama si abang dan si adek. Jadinya blog ini kubiarkan tak terupdate, seperti rumah yang tak terawat.

Jadi kalau dibilang, gue udah lupa sama blog ini, nggak juga. Cuman masalah manajemen waktu yang masih gagal. Padahal kalau diingat ingat, beberapa bulan yang lalu gue masih kursus, biasa pulang jam setengah dua belas malam, mampir angkringan pula... sampai rumah jam 1-an dini hari. nah sekarang hari-hari gue setelah pulang kerja malah main sama 'malaikat-malaikat kecilku ini'. Rasanya... tak mau kubiarkan waktu berlalu tanpa kehadiran mereka. Gue merasa inilah saat terbaik untuk dekat dengan mereka dan mengagumi gubuk kecil kami. Sebuah kolam kecil dengan diisi berbagai jenis ikan koki, ikan mas dan kura kura kecilku.

Ya... itulah kira-kira sepenggal kisahku, disaat aku menghilang sementara dari dunia maya....

27 September 2011

Batam dan Souvenirnya Yang Bernama Sampah

Memang sengaja saya buat judul dan gambar yang provokatif. Karena inilah topik teraktual Bulan September ini, selain kriminalitas.

Saya tak peduli tentang persoalan berpindahnya kepengelolaan sampah karena bagi orang quality seperti saya, jawaban seperti itu tak berlaku alias not accepted dan no excuse. Yang jelas, ini salah Pemerintah Daerah selaku penyelenggara pemerintahan karena tidak becus bertindak. Artinya Pemerintah lalai dalam menyiapkan tindakan tindakan yang meliputi sarana dan akomodasi, agar efek seperti ini tak terjadi. Dimana akhirnya semuanya terkesan sangat lambat.

Padahal produksi sampah di Batam diperkirakan mencapai 750 ton per hari dengan asumsi jumlah produksi sampah rata-rata 0,75 kg per jiwa dikali jumlah penduduk Batam sebanyak 1 juta jiwa. Itu baru hitungan kasar, bisa saja lebih jika ditambah dari sampah industri ataupun sampah pasar. Coba bayangkan jika sehari saja telat diangkut, apalagi seminggu, atau sebulan sampah-sampah pasti bakal menggunung di rumah rumah atau TPS. Ya, seperti yang terjadi sekarang!!!

Apalagi Batam ini kan daerah yang dengan curah hujan pertahun cukup tinggi walaupun default cuacanya panas. Bisa dibilang sepanas-panasnya Batam pasti hujan juga. Jadi bila hujan turun maka semua sampah pasti terbawa genangan air dan berserakan. Hal inilah kenapa penanganan sampah menjadi hal yang krusial bagi kita. Dan hal ini tentu butuh peran aktif dari kita dan masyarakat tentunya.

Akan sangat ideal jika Batam bisa menjadikan daerahnya sebagai protipe pengelolaan sampah secara modern. Dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik, dimulai dari lingkup rumah tangga. Tentu saja, pada pengolahan akhir juga mesti didukung dengan pengelolaan yang tuntas. Artinya penanganan sampah ini jangan setengah setengah, kalau perlu jadikanlah sebuah Industri Pengelolaan Sampah. Dimana proses akhirnya, selain mendapatkan hasil pada sampah non organik (plastik, logam, kertas), juga mampu memberikan nilai tambah dengan sampah organik kalau perlu sampai mampu menjadi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Saya tak akan jelaskan konsep detailnya disini.

Kalau konsepnya cuma memindahkan timbunan sampah dari TPS atau perumahan, ke TPA saya rasa semua pasti bisa, tinggal menyediakan lahan, sarana transportasi, manpower, dan pengawas. Lain cerita kalau Pemerintah dan masyarakat berpikir untuk menjadi kota mandiri, bersih, dan memegang konsep eco green (lingkungan bersih). Tentu diperlukan gerak berkesinambungan antara Pemerintah dan Warga. Dimana Pemerintah menyiapkan tempat pengolahan sampah, sarana transportasi, dan Manpower. Warga melakukan perintah pemerintah untuk memperlakukan sedemikian rupa sampah dengan melakukan pemilahan (organik/non organik). Kalau perlu dengan memberi sanksi jika belum dilakukan pemilahan sampah tak diangkut.

Kalau mau Batam menjadi kota asri, bersih, dan modern, tentu perlu dilakukan cara yang lebih efesien dalam pengelolaan dan pengolahan sampah agar mampu menjadi magnet lagi bagi dunia pariwisata di tahun-tahun berikutnya.

26 September 2011

Setiap Pekerjaan Pasti Ada Resikonya

Kali ini saya mengambil judul seperti di atas. Wajar jika setiap pekerjaan pasti ada resikonya, lha wong segala materi dan penciptaan yang ada di muka bumi ini pasti mengandung resiko. Selalu dan PASTI wajib ada! Seperti halnya obat yang selalu menyertakan efek samping pada kemasan obat. Begitu juga dengan pekerjaan yang akan atau sedang kita geluti, pasti ada resikonya baik itu tertulis dalam perjanjian kerja ataupun tak tertulis.

Resiko yang selama ini ada antara lain, resiko dipecat, resiko bersinggungan dengan rekan sekerja, juga resiko kecelakaan kerja, resiko jauh dari keluarga (jika lokasi pekerjaan tak sama dengan tempat tinggal keluarga), dan lain-lain. Resiko itu merupakan salah satu konsekuensi dari suatu proses dimana itu adalah bukan diagram alur utama melainkan suatu ketidaknormalan dalam proses mencapai suatu hasil (Result). Proses pencapaian hasil inilah yang menimbulkan kendala yang membuat kita harus pintar pintar berlaku agar hasil yang didapat juga baik dan tanpa menimbulkan resiko ataupun kalau ada, resikonya kecil (minor).


Begitu pula dengan setiap pekerjaan yang memiliki result atau hasil yang besar (baca: gaji besar), pasti memiliki resiko yang besar pula. Kalau kerja karyawan pabrikan, paling besar resiko berantem dengan karyawan lainnya, atau crash dengan atasan. Kalau menyangkut produk, mungkin resiko recall produk karena salah assembly atau material.

Tapi kalau kita bekerja di perusahaan oil & gas di Offshore misalnya, resiko terbesar mungkin adalah kematian atau cacat seumur hidup. Terlalu lama kita dibuai mimpi mereguk Dollar ($) tapi kadang kita tak melongok apa resiko yang terkandung di dalamnya. Coba lihat tragedi Piper Alpha atau Transocean Deepwater Horizon. Ngeri bukan, tapi yakin kita pasti bisa, toh kematian bencana adalah kuasa Illahi. Kita hanya bisa meminimalisir faktor resiko dengan melakukan safety dan prosedur keselamatan. Selebihnya kita hanya mengenal kuasa Illahi yang bekerja, resiko ditangan penumpang.

24 September 2011

Unbelieve in PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Aktualnya: Tuhan kita banyak, yaitu Uang, Jabatan, Harga Diri, Strata Pendidikan, dll
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Aktualnya: Tak ada keadilan di muka Bumi Indonesia,kebiadaban ada dimana-mana, bahkan kebiadaban sudah terpupuk sejak masa sekolah.
3. Persatuan Indonesia
Aktualnya: Terlalu banyak dikotomi, dan kita terbiasa mengkotak-kotakkan diri dalam cover-cover inklusif
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Aktualnya: Homo Homini Lupus, atau bisa diartikan Manusia itu serigala bagi manusia lain
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Aktualnya: Keadilan hanya milik mereka yang berkuasa atau mereka yang berada dalam lingkarannya.


Just my Opinion,
please don't blame me if I'm wrong!

23 September 2011

Ternyata Ulang Tahun Keluarga Kami Beruntun

Baru nyadar, kalau tiap bulan Ulang Tahun. Pantesan kok tiap bulan bikin roti tart?

Juni giliran si Abang, lalu aku sendiri Juli, pada bulan Agustus giliran merayakan Wedding Anniversary, September double ulang tahun selain ulang tahun istri tercinta, juga kali ini giliran si adik yang nambah umur, beberapa hari yang lalu umurnya menjadi 1 tahun, sudah besar tentunya, bukan bayi kecil yang item lagi, tapi seperti anak cewek yang imut dan lucu, Happy Birthday Echa!

Semoga kita semua dipanjangkan usia untuk bisa lebih lama merayakan hari hari bahagia kita. Hmm... jadi gak akan pernah bisa untuk jauh dari mereka.

My Imagination

Beribu kisah kuadukan padamu
Katakan aku salah!!
Bukan tak mungkin langsung kucabik cabik wajahmu

Bagi sebagian mungkin dirimu tak eksis
Tapi kamu nyata hidup di otakku,
Tentunya selama aku masih 'waras'

Ya... kamu adalah hidup yang kugadaikan
Yang tak mampu kutebus hingga saat ini
Tiap hari menari-nari bersama nestapaku
Menyesali ketidakmampuanku

Ada hal yang pasti membuatku frustasi, apatis dan takut.
Yakni ketika membayangkan dirimu tak pernah lagi hadir di kehidupanku...


note:
orang yang sukses adalah orang yang punya imajinasi dan punya kemampuanuntuk mewujudkannya.

21 September 2011

Mengabdi dan Melayani Umat Manusia dan Sang Pencipta

Ada satu hal yang berbeda ketika saya merayakan ulang tahun di pertengahan bulan Juli kemarin. Saya mengikuti dan bergabung dalam sebuah komunitas baru. Disitu saya seolah ditelanjangi jati diri kita, dan membuat saya tertampar dan sadar menjadi manusia lagi. Kenapa seperti itu? Diakui atau tidak, selama ini saya selalu merasa lebih dari orang lain, dan terbiasa mengkasta dan mengkotak-kotakkan diri, membuat sekat dalam kehidupan ini berdasarkan agama yang dianut dan cukup bangga dengan strata sosial di masyarakat sebagai lulusan Sarjana salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia.

Padahal semua yang sudah kita dapatkan hanyalah materi yang selalu terbatas oleh ruang dan waktu. Yang tak ada apa-apanya dibandingkan DIA sang Super Ego yang memiliki sifat ArRahman dan ArRohim. Tubuh kita hanyalah materi tak berarti apa-apa, karena apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah fana. Lalu apa yang patut kita banggakan? Selama ini kita terbelenggu pada sosok image di mata masyarakat, seolah kita mesti ini itu, mengikuti apa yang mereka sebut sebagai peradaban atau kebudayaan. Padahal semuanya salah, semua itu nonsense!

Tentu saja kita mesti bersyukur dengan menerima, memakai dan manfaatkan kehidupan ini, juga dengan mengikuti aturan-Nya dan selalu berjalan lurus (dalan nan tigor, kata orang Batak). Bagaimanapun juga saya punya prinsip dan keyakinan bahwa Tuhan kita Maha Adil, dan, PASTI melihat perbuatan kita. Andai teman, Boss, tak melihat apa yang kita lakukan dan memuji atau mencatat nya dalam QPI kita, tapi DIA yang Maha Kuasa dan Mengetahuinya. Jadi kita tak perlu khawatir, untuk mengabdi dan melayaninya tak perlu beritanya sampai memasyarakat dan butuh puja-puji dari masyarakat sekitar. Yang jelas Tuhan kita tak tidur, DIA tahu dan kita juga mesti tahu tugas kita di muka bumi ini.

Bukankah kita mesti sadar, kita hanya makhluk yang sangat super mikro dibandingkan dengan besarnya jagad raya?
Fabi ayi ala irobikuma tukadziban?

20 September 2011

Allah, Please Give me the Power

Hari ini mungkin adalah awal dari sebuah perjalanan hidup yang kubuat sendiri jadi susah. Ya.... orang kan cari enak di hidup, lha kok bisa aku cari susah.

Ya... demi sebuah cita-cita untuk membuat hidup ini jadi lebih hidup dan lebih berarti. Ini adalah keberapa kalinya diriku untuk melakukan sebuah usaha untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Baik dalam ilmu maupun dalam kematangan emosional.

Yang menjadi masalah mungkin hanya ketahanan stamina dan psikis. Dimana beberapa bulan ke depan diriku akan didera situasi kerja yang menguras energi & emosi, ditambah lagi kursus yang mungkin akan mengikis waktu kebersamaan dengan si kecil dua.

Apalagi si abang sedang asyik-asyiknya sekolah, padahal ada waktu untuk ingin bercanda dan sharing pengalaman sekolah masuk TK. Hmm, memang jadi harus belajar rela dan ikhlas.

30 Juni 2011

IQC CONVENTION 2011:

"Maintain Continues Supply by Eliminating Quality Issue”

On Friday, June 17, 2011, PT. PATLITE Indonesia (PLID) held back the annual event, IQC Convention in 2011. This time, the event was held at Harmoni One Hotel, in Tokyo Room 3rd Floor. Event began with registration of participant. Then, all participants sit in to place that had prepared. This event invites 20 suppliers; they are consisting of local and non local Suppliers.

IQC Convention 2011 have theme: "Maintain Continues Supply by Eliminating Quality Issue." This event feels great because beside in attended by Top Management of PATLITE Corporation and also attended by all regions of PATLITE Global Sales/ Marketing Overseas. Among are Mr Fumio Sawamura, Mr Atsushi Kuwahara, Mr Takanori Kawajiri, Mr Kuniya Fujimoto, Mr Makoto Oda, and Mr Mikio Arasuna from PATLITE Corporation Head Office (PLJP), Mr Trayton Jay from PATLITE U.S.A Corporation (PLUS), Mr Udo Will from PATLITE Europe GmbH (PLEU), Mr B.S Lee from PATLITE KOREA CO LTD (PLKR), Mr Gu Jixin from PATLITE CHINA Corporation (PLCN), and Mr Nobuyuki Onishi, Mr Ting Soon Ming from PATLITE SINGAPORE PTE LTD (PLSG).

The event was opened by presentation from Mr Fumio Sawamura as CEO and President PATLITE Corporation to explain the overall condition of PATLITE Corporation, sales results, target and the next Corporate Plan, also business plan that will be developed in PT. Patlite Indonesia. Then are followed the presentation of each of Global Sales / Marketing Overseas region from PLJP, PLUS, PLEU, PLCN, PLKR, and PLSG. They show the trend of sales and market share of PATLITE products in each regional. Then the convention breaks for a moment, during session breaks and lunch.

Second session, began is presented by Mr Leonard to explain the performance of suppliers and IQC Rank FY period 2010/2011. Which of total 81 suppliers for PT. PATLITE Indonesia there are 20 suppliers in IQC3 (down 23 suppliers from the previous semester), for IQC2 there are 12 suppliers (down 13 suppliers), and there are 49 suppliers in IQC1 (increasing 45 suppliers). Then continued presentation by Mr Elan Ramadanus to explain the importance of Supply Chain Management and the model applied in accordance with the conditions in PT. Patlite Indonesia, also future plan to prepare increasing orders.

In accordance with the theme, to preparing self of challenge the increasing orders and customer, we ask PLID suppliers give the best effort to continuity supply chain process in which the order remains unfulfilled and synergy with good Quality and on time delivery.

Also in this convention, we invite our suppliers PT. Venturindo Jaya Batam and PT. Hymold Batam to present improvement kaizen that related with quality Issued of PLID. In addition, we also provide rewards and appreciation to our suppliers with related contribution to PLID in period 2010/ 2011. As for the category of Best Quality Supplier was awarded to Tsujimoto (M) Corporation Sdn Bhd and "Quality Responsive Supplier" category was awarded to PT. Venturindo Jaya Batam. We expect with these rewards then the Supplier may provide the best in terms of quality and delivery for PT. Patlite Indonesia.

The last event was photo session with all participants, and closed by coffee break

Below are commented from PLID Staff regarding to IQC Convention 2011.
Mr Sigit (QA Ass Mgr): “Maintain supplier to fully care quality and delivery.”
Mr Elan (Purch Mgr): “Quality will build up strong supply chain.”
Mr Leonard (QC): “All suppliers must be following to our quality requirement”
Mr Rakhmat (QC): “I hope quality, cost and delivery can be more synergy.”
Mrs Meita (Purch): “Quality is not negotiable.”
Mrs Nelly (Purch) : “This even will be away to get same perception with supplier in regards for better quality in the future.”
Mrs Yanti (Purch) : “More improve quality to get the better achievement. ”
Mrs Murni (Purch): “I hope next IQC will come again.”

(rmw)

26 Mei 2011

Happy Anniversary Lamongan

Walau sudah lama nggak (jarang) bersentuhan dengan atmosfer kehidupan Lamongan, baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, agama, maupun politik, aku masih tetap ingat kalau tanggal 26 Mei adalah Hari Jadi Lamongan.

Selamat Hari Jadi Lamongan yang ke-442, "Semoga...." (terhenti sebentar). Kota yang sejak berdiri tanggal 26 Mei 1569 ini, masih menjadi kota terbaikku. Walaupun sudah lama nggak megang KTP Lamongan lagi semenjak menikah, toh bolehlah masih berharap banyak pada kota tempat aku menghabiskan kanak-kanak dan berpeluk rindu dengan keluarga dan sanak. Apalagi sebagai putera asli Lamongan saya tak bisa melepaskan identitas saya dimanapun sebagai orang asli Jawa Timur khususnya Lamongan. Opo maneh lambe sik durung lali ngomong boso Jowo, lengkap sak pisuhane pisan. Bagaimanapun juga, saya selalu bangga!

"Semoga Lamongan selalu belajar bahwa untuk menjadi besar tak harus mengadopsi dan meniru tingkah pola kota-kota besar yang tidak sesuai dengan iklim dan kultur masyarakat Lamongan."

"Semoga Lamongan selalu bisa memberikan 'lahan pangan' kepada seluruh warganya, bukan masyarakat tertentu saja."

"Semoga Lamongan menjadi rumah yang indah, bandar madani di pesisir utara Jawa Timur, dengan ekonomi yang berkembang pesat."

"Semoga Pemerintah dan aparatur daerah selalu memberikan contoh yang baik dan cermin bagi masyarakat Lamongan. Bukan KKN yang ingin kami dengar di berita berita dan koran. Tapi sebuah kota percontohan dimana kota yang bersendikan madani dengan kultur pesisir utara yang bermartabat, dan sinergi dalam ekonomi."

"Dan.... terakhir, semoga Lamongan selalu menjadi kota harapan bagi kaum 'pinggiran' untuk meningkatkan derajat di mata sosial dan agama."

Aaamiin.....Aaamiin Ya Robbal Alamin

Batam, 26 Mei 2011

19 Mei 2011

Semua Telah Berubah

Decak hati serasa tercampak,
Gelisah menderu deru tapi tak bersuara
Hanya rintih dan harap bersatu padu
Menanti kepastian datangnya sang Penyelamat

Karena Bumi tak lagi ramah untuk kami,
Kami...Kaum tua yang masih berpegang teguh pada Sang Esa dan dogma,

Kenistaan dan kebaikan telah bercampur baur
Gemerlap terang tak membuat mereka mampu melihat
Dimana keadilan dan kemungkaran bersetubuh
Dan... semua hal telah menjadi abu-abu
Tak ada lagi benar, dan tak ada lagi salah!

Kelogisan akal telah menghapus keberadaan sang Pencipta
Dimana Surga-Mu?
Surga hanyalah sebuah Dongeng bagi mereka yang tak mampu bertahan
Surga adalah ilusi kaum tua yang kalah dalam pertempuran

Kami, kaum tua yang tersisih.....
Coba bertahan dengan apa yang kami yakini

Batam, 19 May 2011

18 Mei 2011

Mereka Bukan Wakil Kita



Mereka Bukan Wakil Kita
Apa benar mereka mewakili suara hati rakyat?
Apa benar mereka adalah orang-orang yang kita pilih?
Mereka bukanlah wakil kita, bukanlah suara hati kita yang bijak.
Mereka itu adalah wakil Partai Politik, kami sama sekali tak kenal mereka.

Kami tak tahu dengan sebenarnya riwayat hidup mereka
Kami hanya tahu sekilas....
Kami hanya tahu mereka pernah jadi artis
Kami hanya tahu mereka orang terkenal di Partainya.
Kami hanya tahu, sebagian mereka rela memberi kami uang untuk memilihnya.
Kami hanya tahu mereka menjanjikan perubahan, menjanjikan kehidupan lebih baik.
Entah benar atau tidak, kami tidak tahu!

Kini, ketika mereka sudah duduk di sana...
Mereka hanya paham mencari muka
Mereka hanya berjuang demi eksistensi Parpol-nya di mata rakyat
Masalah benar dan salah itu bukan urusan,

Mengurusi kesejahteraan rakyat bukan lagi jadi prioritas mereka
Tak perlu merasa bersalah menghabiskan uang rakyat untuk liburan keluar negeri.
Tak perlu lagi menjaga etika di depan publik.
Bahkan tak perlu sungkan untuk mengakui mereka sama bejatnya dengan Penjahat.
Karena mereka bukan wakil kita!
Kami hanya mencontrengnya pada secarik kertas,
Sebuah mekanisme yang mereka sebut sebagai Demokrasi

Menyaksikan Karya Para Kreator Animasi Negeri Tetangga di Perbatasan ini

Siapa anak Indonesia yang tak kenal Upin Ipin? Yang kita kenal dengan celoteh khasnya "betul, betul, betul." Ya... sebuah karya animasi yang kini selalu wajib ditayangkan tiap hari di MNC TV. Walaupun tiap hari ceritanya diulang-ulang, tetap saja anak-anak pada betah nongkrong di depan TV sambil melakukan aktivitas lainnya. Ide cerita yang mendidik dengan syarat pesan moral disetiap episodenya seolah menjadi oase bagi anak-anak agar selalu menjadi anak yang baik. Dengan latar belakang potret keragaman suku di Malaysia, mulai dari Melayu, China, Singh, India dll. Seolah menjadi gambaran yang indah dalam suatu lingkup persahabatan anak-anak. Sebuah karya animasi yang pertama kali kulihat di TV9 Malaysia adalah karya dari rumah produksi Les' Copaque. Dan sampai saat ini masih tetap tayang setiap Sabtu jam 16.30 Wib dengan cerita yang baru dan menarik.

Beberapa minggu terakhir ini ada film animasi baru tentang aksi kepahlawan (superhero) yang tak kalah bagus animasinya. Judulnya BoboiBoy, tayang setiap Ahad di TV3 Malaysia jam 18.00 Wib. Sekarang film ini jadi wajib tonton si Abang Parsa, bahkan dia mulai hapal semua karakter di film ini. Menampilkan 4 orang jagoan cilik yang punya kekuatan super, seperti BoboiBoy dengan membelah diri jadi 3 kembaran, mempunyai kekuatan petir, tanah, dan angin. Yaya, gadis berjilbab yang bisa terbang, Ying gadis china berkacamata yang larinya super cepat, dan terakhir Gopal pemuda India yang gemuk, yang bisa merubah setiap barang menjadi makanan kala dia terdesak atau ketakutan. Semuanya bersatu melawan alien hijau, bernama Adudu yang mempunyai pengawal para robot. Dimana tujuan si Adudu mencari koko (coklat) sebagai sumber energi.

Sama seperi Upin Ipin, BoboiBoy juga kata-kata khas yakni "Terbaik."Kali ini yang jadi rumah produksinya adalah Animonsta, yang katanya bekas orang-orangnya Les' Copaque.

Entah kapan film ini bakal mewabah ke Indonesia, tapi saya yakin pasti akan datang! Yang jelas film ini jauh lebih bermutu dan lebih berjiwa anak-anak dibanding Ben 10, Ironman, ataupun Transformers. Jadi unsur edukasi tampaknya masih ada. Pertanyaan besar dari saya, pada dimana kreator animasi negeri ini? Tak adakah Animator-animator negeri ini yang mumpuni daripada negeri tetangga? Dan mana kepedulian bangsa Indonesia memberi tontonan yang bermutu untuk anak-anak kita? Apa negara ini hanya bisanya bikin Sinetron tak bermutu?

17 Mei 2011

Renungan Hari Ini: Masih Pantaskah Menyebut Sebagai Umatnya Muhammad Saw

Ini hanya renunganku, berkaca dari lingkungan sekitar dan apa yang kulihat dengan mata maupun matahati. Saya juga bukanah orang yang sudah benar menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta berperilaku dan berakhlak seperti beliau, Rosullullah Muhammad Shollahu 'Alaihi Wassalam.

Miris, itu mungkin yang pantas kuungkapkan melihat perilaku umat Islam saat ini. Entah siapa yang salah, mekanisme yang buat jadi seperti ini, atau adakah semacam konspirasi tertentu, atau memang ada radikalisme diri yang ingin memprotes norma-norma agama itu sendiri. Saya sampai nggak ngeh dengan apa dan untuk apa kita memeluk agama kita sendiri jika tak bisa menghargai dan menjaga perilaku agar selalu mencerminkan agama yang kita peluk.

Ambil contoh di kehidupan sehari-hari, Zakat terpaksa dikeluarkan hanya karena wajib apalagi shodaqoh ke fakir miskin. Tapi bedanya... kalau nraktir client, pacar, Boss, atau customer nyah nyoh wae serasa budget tak terbatas. Bukankah menabung untuk akhirat itu lebih indah? Puasa dilakukan cuma saat Romadhon, itupun terpaksa dan lebih sering bolongnya apalagi puasa Sunnah. Sholat selalu tertunda untuk urusan bisnis dan kerja, atau lebih asyik menggunakan/ meminjam istilah sebagai musyafir demi menunda sholat hingga tak dilakukan. Jangan tanyakan sholat Jama'ah jika sholat sendirian saja nggak dilakukan, apalagi hal-hal yang sunnah. Heh... Itu baru masalah Rukun Islam yang terabaikan gimana dengan lainnya?

Jangan tanya penegakan fiqih, akidah ataupun akhlaq di mata umat sendiri. Bukankah sudah jelas beliau (Nabi Muhammad) diturunkan ke Bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. "Innama buitsu liutammima makarimal akhlaq." Lalu mengapa harus alergi dengan kata jihad, bahkan men-cap semua pejuang jihad adalah teroris, sama seperti perilaku media massa. Tahu tidak, betapa tipisnya perbedaan antara halal dan haram setipis keimanan umat Islam di era modern. Makanan yang halal dan haram terhidang satu meja, uang yang halal dan haram masuk dalam satu rekening yang sama. Harta buat yang berhak dan harta kita menyatu dalam tempat yang sama. Semuanya hanya dibatasi oleh keimanan dan akhlaq pada masing-masing umat.

Katanya ngakunya agamanya Islam, tapi minum-minuman beralkohol masih dilakukan, judi dilakukan, korupsi itu sudah kebiasaan, bermain atau punya hubungan dengan wanita tanpa ikatan, itu sudah lumrah. Lalu sholat juga kadang kalau mood, apalagi ngaji dan baca quran. AlQur'an hanya jadi pajangan di lemari kaca atau rak buku. Kemusyrikan masih kita lakukan dan ekspos dengan bangganya di negeri ini, demi mengikuti ritual adat yang bertentangan dengan norma-norma agama. Lantas, kalau sudah seperti ini, masih pantaskah kita mengaku kalau bagian dari umat Muhammad Saw? Masih pantaskah kita mendapat surganya? Wallahualam bis showab

04 Mei 2011

Dino ngarep sik dhowo ojo Cupet Pikiranmu

Pirang dino kepungkur aku ditelpon karo bekas pacar. Ambek nangis nangis dheweke cerito lik saiki ono masalah omah-omahan karo bojone, kasarane lagi tukaran. Sakjane dheweke bingung arep kondho karo sopo lha wong saiki lagi urip pisah adoh karo sanak kadang nang pulo sandinge Jowo. Mbuh yok opo, kok tibake aku sing ditelpon, padahal lak saiki wis gok ono hubungan opo-opo maneh... Yo mungkin sebagai wong sing pernah cedak karo dheweke aku sik dipercoyo.

Dheweke cerito, lik lagi tukaran, gak wawuh karo bojone. Malah sampek ngomong wis gak sudi ngurusi dheweke (bojo) karo anake, malah njaluk pegatan. Lha lha lha, masalahe opo kok koyok nemen ngono. Intine dheweke gak percoyo maneh karo kelakuan bojone nang njobo, kuatir serong karo wong wedok liyo, tapi gak duwe bukti. Akhire lak dadi ngenes kepikiran dewe. Malah deweke kepingin metu teko omah, ninggalno anake sing cilik terus mlaku mlaku nang sakkarepe. Lhe... piye seh arek iki? Wis gendheng ta? Ngene iki lak malah nggawe perkoro dadi gak karu-karuan mbulet dan angel golek titik temu. Sampek aku ngilingno, lha anakmu sopo sing ngurus? Sakno rek, sik cilik gak ngerti opo opo, ngono iku lak darah dagingmu dhewe, gak ono mantan anak, lha lik mantan bojo iku ono. Perkoro karo bojo, ojo anak sing dadi pelampiasan.

Inti masalahe sak jane komunikasi. Dheweke cerito, lik selama omah omah bareng gak pernah diolehi mrono mrene, lik gak karo bojone. Padahal mbendinane bojone kerjo, moleh sore, dheweke nang omah karo anak lanange sing ruju, sing lagi umur 3 tahunan, njogo kios toko nang omahe sing magrong-magrong. Intine koyoke arek iki bosen, istilahe nang sangkar. memang mbiyen dheweke pernah kerjo kantoran saiki duwe usaha dhewe peracangan nang omah. Lik dipikir-pikir sakjane lak luwe enak nang omah bebas, daripada melu wong/ perusahaan. Yo pancen sih, mungkin mbiyen kan akeh konco, saiki ijenan.

Mbiyen grudak grudak mrono mrene karo kancane utowo dulure, eh saiki malah nang omahan, gak ono konco. Ngono iku lak gak perlu sampek pegatan ta? Terus dheweke tak takoki, lik pegatan terus entuk jatah gono gini arep lapo, anak-anakmu melu sopo, arep dadi single parent ta? Malah bingung, cupet pikirane gak iso njawab. Ono masalah koyok ngene omongno sik karo bojomu, lik sik buntu yo ngajak mertuamu nengahi masalahmu. Jane aku nang posisi sing susah boso keren-e dilematis. Arep cawe cawe engko dituduh orang ketiga, ketemu pirang perkoro, malah engko dadi perkoro dhewe karo bojoku, ngawur? Mangkakno yo akhire aku nyarano sebagai pihak sing netral, artine gak ono harapan aku mbalik karo dheweke maneh masio dheweke pisah. Lha aku wis seneng karo keluargaku saiki, opo sing kurang?

Let pirang dino sak wise mewek-mewek mau, dheweke cerito lik saiki wis apikan maneh karo bojone. Dheweke ngebrekno uneg-unege nang bojo karo mertuane, tetek bengek mulai teko A sampai Z. Aku dhewe yo seneng lik dheweke saiki wis apikan maneh. Sedih jane lik ngrungokno wong sing pernah ono roso mbiyen sengsoro, masio aku gak pernah nduwe niatan balik mergo kabeh mau lak yo pilihan urip dhewe. Yo mugo-mugo kabeh iso podho langgeng-bahagia karo pilihane dhewe.

28 April 2011

Tetap Semangat Jalani Hidup

Kala kau resah dan mengeluh pada penatnya kehidupan maka ingatlah, selalu memuja dan berterimakasih kepada Allah yang telah memberimu kehidupan sampai detik ini.

27 April 2011

Sebuah Kesuksesan

Malam ini, perasaan bercampuraduk di otakku, sesaat sebelum mengetik. Ada perasaan marah, dongkol, emosi, bahkan iri terhadap kesuksesan prestasi teman, lalu mengkritik tajam juga kesuksesan usaha/ bisnis seorang teman lainnya.

Sesaat yang lalu, aku membaca profil dan tulisan seorang teman dalam sebuah jurnal sains di sebuah universitas negeri di Jawa Tengah -tempat dia mengajar sekarang. Bukan tulisan ecek-ecek macam blog-ku yang nggak jelas ini tapi sebuah jurnal penelitian yang ditulis kira-kira 3 tahun yang lalu. Sebelum menempuh studi dan mengambil gelar PhD di Jerman.

Terus terang, aku kagum dengan prestasinya sekarang. Padahal kalau diingat-ingat jaman selepas SMA, sebenarnya dulu aku juga pingin ngambil bidang ini tapi gengsi dan malas untuk terjun sebagai peneliti. Jadi kuambillah jurusan alternatif lain yang banyak diserap pasar/industri. Mulanya, dia selepas lulus S1 juga kerja di industri dan sempat berbisnis. Eh... rupanya dia pingin balik lagi ke Universitas sebagai seorang Dosen -setelah hampir dua tahun 'jualan' cat thinner. Karirnya lantas terbang tinggi, mulai di sekolahin S2 di UGM, hingga akhirnya sekarang masih menempuh studi dan melakukan penelitian di Jerman.

Adalagi cerita teman lainnya tentang tolak ukur kesuksesan yang menurutku juga luar biasa. Seorang teman yang saat didunia industri terkesan 'malas' (menurutku mungkin jenuh), ternyata lebih berkembang usaha ketika dia keluar kerja dan merintis usaha warnet dan playstation. Bahkan kini dia telah punya 2 tempat usaha, dan setiap hari selalu rame pengunjung. Dari satu tempat usahanya saja keuntungan kotor antara 17 sampai 19 juta. Dipotong untuk listrik, biaya koneksi internet, sewa ruko, dan gaji karyawannya, dia masih punya keuntungan bersih diatas 10 juta perbulannya. Bayangkan kalau dua tempat? :)

Pernah suatu kali dalam benakku pingin melakukan usaha seperti ini di kota asal, tapi jadi mengurungkan niat. Gara-gara pernah dengar cibiran orang tua tentang suami saudara sepupuku yang lebih asyik melakukan bisnis seperti ini daripada kerja kantoran atau industri, padahal dia juga lulusan S1. Tapi apa salahnya, bukankah di dunia ini ujung-ujungnya juga cari makan buat perut kita dan keluarga kita? Apa masalahnya ketika lulusan Universitas lebih asyik berbisnis daripada mengaplikasikan ilmunya ke dunia industri atau perkantoran? Apa kita melakukan sesuatu karena Gengsi, status sosial atau terpaksa?

Yang saya lihat dari kesuksesan diantara kedua teman saya, dimana satunya seorang ilmuwan dan satunya lagi seorang Pengusaha. Semuanya terletak pada pengabdian dan mentalitas untuk mencintai apa yang dilakukannya. Jadi bukan karena terpaksa, karena ingin gelar tertentu, atau status sosial.

Jadi bagi kita yang masih menganggap di kehidupan ini belum sukses. Maka cintailah apa yang kamu inginkan, raih dan lakukan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Karena saya akan melakukan sesuatu untuk merubah hidup.

29 Maret 2011

Gara Gara "dikandani ora percoyo" Akhirnya Jadi Pingin Nulis

Gara-gara kata ini nih "dikandani ora percoyo", yang mana diucapkan para personel OVJ saat manggung di kota Malang, saya jadi tergelitik pingin nulis komentar sepatah dua patah kalimat.

Sebenarnya secara bahasa gak ada yang salah dengan kata-kata tersebut ataupun ojo nesu. Namun kata atau kalimat seperti itu lebih lumrah atau jamak kalau diucapkan di kota atau daerah yang berada di Jawa Kulonan (Jawa Tengah dan Mataraman). Sedangkan saya lihat saat itu, mereka (OVJ) sedang pentas di kota Malang. Dimana di Jawa Timur, khususnya wilayah arek (Surabaya, Gresik, Malang, Sidoarjo, Mojokerto, sebagian Lamongan) lebih akrab dengan dialek ala Jawa Timuran yang sering nabrak pakem bahasa Jawa asli.

Jadi ketika dengar si Sule ngomong dengan bahasa seperti itu, lantas saya teringat gaya ngomong isteri saya yang notabene juga Sunda saat mencoba berbahasa Jawa kepada saya dengan dialek Jawa Kulonan. Ora memang berarti "tidak", tapi secara dialek orang di daerah arek lebih nyaman memakai kata gak, atau igak. Jadi harusnya ngomong seperti ini, "Dikandani gak percoyo" lebih mantap kalo ditambahi akhiran "rek" atau "ker" kalau berada di daerah Malang.

Kata ojo nesu (artinya: jangan sedih/dongkol), pun jarang terdengar di daerah ini, malah lebih akrab dengan kata ojo mangkel atau ojo gelo. Dan lebih akrab ditelinga dengan kata "kon" atau "awakmu" daripada kata "kowe" untuk menyebut arti: kamu. Tapi saya juga maklum, sama halnya kalau saya mencoba berbahasa Sunda dengan isteri saya tapi dengan logat Jawa, dan dialek Sunda Banten, mungkin akan keliatan kasar dan aneh.

Tapi sekali lagi itu cuma bahasa, dengan paham beberapa kata, tentu akan membuat audiance menjadi simpatik.

Sebenarnya pingin buat kamus bahasa jawa khusus dialek Lamongan. Karena walaupun dialek nyaris mirip dengan Suroboyoan namun ada kata-kata yang selalu janggal ditelinga orang Surabaya. Contohnya kata nyilih (artinya: pinjam), orang Lamongan selalu menggunakan kata nyelang, kalau diterjemahkan seolah memakai selang (pipa). Juga dengan kata kepriye, akrab dipakai di Jawa Tengah dan sekitarnya, yang artinya gimana/bagaimana. Orang Surabaya lebih akrab dengan kata kok opo atau yok opo, sedangkan orang Lamongan lebih terbiasa ngomong kok piye atau kokye. Sebenarnya kalau ada waktu luang, saya ingin menaruh pada kolom khusus untuk membahas secara gamblang logat, dan dialek khas Jawa Timuran, tapi sekali agi belum sempat, mungkin nanti.

Ngisor mejo ono ulane.....
Ojo gelo iku carane


maksud parikan atau pantun ini adalah:
Di bawah meja ada ularnya....
Jangan dongkol, kalau ini caranya

03 Maret 2011

Kesan Sebulan di Tempat Baru

Mungkin ada baiknya menuliskan kesan dan pengalaman baru disini, sebelum otakku meledak kebanyakan memori dan uneg-uneg, Hiperbola .

Sebenarnya tak ada bedanya, hampir sama seperti kerjaan di perusahaan manufaktur lainnya. Cuma job responsibility- ku sekarang adalah sebagai QA/QC, gak beda jauh sih dengan process. Tujuannya sama sih, mengontrol dan memastikan kualitas produk sesuai dengan requirement quality standard dari Customer. Kalau di perusaahaan lama urusannya hanya focus pada internal perusahaan dan biasanya ‘bentrok’ dengan productivity dari produksi, sekarang urusannya lebih melebar. Tak hanya scope internal saja yang diurusi melainkan mulai dari Supplier hingga Customer Issued. Tapi sekali lagi saya anggap masih mampu karena itu adalah hal yang biasa juga kukerjakan di tempat lama.

Masalah mulai timbul ketika harus bertanggungjawab pada review check BOM (Bill of Material) List, membuat issue perubahan Drawing (Manufacturing Spec), hingga ngurusi proses di produksi, dan parahnya training pun under QA, walah!!!

Hmm….ini dah nyalahi kodrat kayak gini, BOM List ’kan biasanya dikerjain material control atau PPIC dan Purchasing, sedangkan QA dan section lain hanya sekedar tahu dan implement. Parahnya BOM list disini beda kasus dengan tempat lama, gini-gini gue pernah berada di section PPIC. Kalau di tempat lama, dimana material level 1 hingga sub-sub level penyusun lainnya teratur, dan mudah untuk di breakdown, jelas. Tapi… disini lain, part level 1 yang harusnya total assembly itu ternyata juda ada part turunan semi assembly. Kalau sudah seperti ini, tentu buat pusing orang yang ngecek. Dimana banyak part yang dipakai common model, dimana modelnya ratusan dengan total semua part kira-kira 7000-an item. Kalau Cuma sekedar cek dari BOM list gak masalah, tapi ketika sudah buka drawing… hmm ngelu gak, mati mati kon!

Terus lucunya (ketawa dulu deh, ngetawain penderitaanku) ada perubahan part dan drawing, harusnya kayak gini ’kan dikerjain sama Doccon dan R&D Engineering yang lain sekedar review. Lalu yang lebih lucu lagi, ternyata nih produksi gak ada Proses yang independen, berdiri sendiri, punya kewenangan untik membuat sistem kerja, mapping rootcause problem, buat problem solving lalu action dan monitoring. Nyata-nyata sistem PDCA-nya gak jalan, hingga akhirnya tanggungjawab dilimpahkan ke QA lagi, bleeeh!!! Lalu ada lagi yang bikin aku terkesan disini, sebegitu hebatkah QA ini hingga sampai sampai harus mengkoordinir training operator atau staff yang baru join. Hmm... Super QA kalau aku boleh bilang. Masalahnya untuk kasus kasus yang nyalahin kodrat tadi dikarenakan section-nya gak ada. Material control gak ada, hingga dikeroyok bareng Purchaser, Warehouse, dan Planner. Doccon gak jelas scope responsibility-nya, campur kerjaan sebagai clerk, gak ada yang lead. Trainer juga gak ada, Process Engineer apalagi? Nonsense. Tapi untungnya (ternyata masih untung), aku tak menjalani kehidupan kayak gini sendirian, ada section head stamping dan molding yang harus rangkap jabatan sebagai maintenance tools atau mechanic-electric machine-nya masing-masing.

Kata orang, kerjaannya nyantai tapi itu gak sepenuhnya benar. Sebenarnya nyantai, karena pressure dari Boss kurang dan kurang concern ngerjain semuanya. Kalau dipikir-pikir, kalau semua kerjaan dikerjakan dengan benar bakal nggak kelar dan bejibun. Maka dari itu sistem quality internal gak jalan. IPR atau NCR gak pernah dikerjain produksi, sama mau ngerjain prosesnya gak ada yang ada QA. Masak gue ngasih kerjaan gue sendiri? Mampus lah!

Kalau dari paribosone wong jawa kuwi “ngisor meja ono ulane, ojo gelo iku carane.” Artinya nggak usah merasa aneh, nyinyir, karena tiap tempat pasti punya cara sendiri. Walaupun terkesan pelit untuk nambah orang. Jadinya ya... pakai skala prioritas, yang penting jalan kalau dirasa belum ya nanti, atau kalau jarang ya kapan-kapan, atau gak perlu ya tak usah dikerjakan. Ok kan?

Mengapa Harus Berdamai dengan Masa Lalu

”Inilah kenapa gue males sekali berurusan dengan masa lalu...........
Itu lho si A ngajak balik hubungan serius lagi,
Gila nggak tuh! Padahal ’kan sekarang gue dah punya C...”


Mungkin ini terkesan sentimentil ketika kita terkenang kembali dengan masa lalu. Apalagi yang berkaitan dengan cinta dan emosi... hmmmf!!! Pasti ada waktu dimana kita merasa tercabik-cabik hati, emosi dan ingin ’mengenyahkan’ mantan pasangan/ pacar kita dari hidup kita ketika timbul perselisihan diantara kita. Momen dimana sesuatu yang menyangkut dirinya seolah menjadi musuh utama dalam hidup ini dan jijik..

Namun ketika waktu berjalan dan hati kita mampu berdamai dengan emosi. Seirama dengan hal itu, hubungan kita dengan sang mantan bisa dibilang menjadi baik lagi dan ’mesra’. Tentu saja konotasi mesra disini harus diletakkan dalam proporsi yang sesuai dengan situasi dan kondisi kita saat ini. Yang menjadi persoalan adalah ketika pada kondisi sekarang kita telah memiliki pasangan lainnya.

Nah inilah yang menjadi persoalan jangan sampai mesra disalah gunakan melakukan tindakan yang bisa memicu atau menyakiti hati pasangan kita sekarang. Masih untung kalau kondisi kita sekarang masih sebatas pacaran dengan pasangan baru kita, parahnya kalau kondisi kita saat ini ternyata sudah berumahtangga, sudah memiliki suami atau istri, selain sang mantan kita.

Mari kita bahas satu persatu, kalau untuk kondisi masih available tentu bukan jadi kendala. Kemesraan yang terbangun lagi mungkin bisa saja sebatas sahabat atau bisa juga menjadi lebih jauh, tentu saja ini tergantung pada komitmen yang kita bangun saat berdamai dengan masa lalu. Hal ini bisa tercapai kalau tercapai rasa yang setara dan proporsinya sama, jangan timbul ge-er diantara salah satu pihak. Tapi terserah saja kalau lah kita ingin mengulang lagi hubungan masa lalu, tentu saja dengan pertimbangan yang masak dan komitmen yang kuat untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Satu hal lagi, kita harus mengesampingkan gengsi untuk balik lagi, tentu saja ini dipengaruhi subyektifitas dan lingkungan pergaulan. Artinya bukan masalah besar, tergantung mau atau tidak kita menjalaninya lagi. Dimana intinya semuanya berpulang lagi pada sebesar mana cinta kita padanya.

Kasus kedua, ketika posisi kita sekarang sedang memiliki pacar, sedang bertunangan, atau malah sudah berumahtangga dengan pasangan baru kita. Sebenarnya bukan masalah jika kita berdamai dengan masa lalu namun yang diperlukan adalah trust, honesty, dan respect. Artinya kedekatan kita dengan masa lalu (sang mantan) jangan sampai menimbulkan reaksi fusi yang memicu terjadinya ledakan emosi hingga mengakibatkan perpecahan hubungan kita sekarang. Semuanya bersumber pada komunikasi yang tentu saja harus dilandasi sikap keterbukaan, kejujuran, kepercayaan, dan saling menghargai diri kita, pasangan kita sekarang, ataupun dengan sang mantan. Akan lebih baik lagi jika mengenalkan jati diri sang mantan pada pasangan kita, tentu saja tak perlu mengekspos kemesraan yang pernah dijalani dulu. Hindari hal-hal yang membuat pasangan kita cemburu.

Intinya hubungan yang kita jalani haruslah berlandas pada sikap dan proporsi yang bisa kita berikan. Hindari sikap ge-er dan romantisme masa lalu, bersikaplah sewajarnya seperti teman atau sahabat. Jangan pernah terpancing untuk bermain api karena ada banyak pihak yang pasti disakiti. Satu hal lagi, setidaknya akan lebih baik lagi jika pasangan kita mengetahui hubungan (bisnis atau friendship) kita dengan sang mantan.

Bukankah lebih bijak menambah teman daripada musuh di kehidupan ini? Lupakan perihnya masa lalu dan berdamailah untuk kehidupanmu sekarang dan kelak.

25 Februari 2011

Mencoba Memilih Jalan Lain di Hidupmu

Why… must do this, if you don’t like it?
Why… hurt your heart everyday?
Is this real your way? Are you sure? What’s your dream?


Setidaknya itulah kata-kata yang terngiang-ngiang di telingaku? Akibatnya kepala nih rasanya pening memikirkan jawaban-jawaban semua di atas. Karena pada dasarnya semuanya berkaitan dengan satu hal, yaitu ujung-ujungnya duit. Dimana semua bisa terlaksana kalau kita sudah masuk ke dalam golongan non finansial problem. Golongan yang menduduki strata puncak di kamus dunia ekonomi.

Status akhirnya kembali menjadi joni, berharap ini cuma pijakan sementara sebelum comeback to my dream, again. Mimpi yang telah terenggut lagi karena financial problem. Haruskah menjadi dunia seperti menjadi penjara seumur hidupku? Melakukan pekerjaan yang sebenarnya kurang sreg di hati?

Pada dasarnya mimpi semua orang itu semuanya sama kebahagiaan, Cuma parameternya berbeda-beda tergantung posisi sesorang saat bermimpi ataupun tingkat fantasi kita. Secara normal manusia itu pingin bebas, lepas melakukan kegiatan yang apa kita sukai dan kita senangi dan free as a bird! Masalahnya kita tidak seperti burung, (hampir) tidak ada barang di dunia untuk dan dari manusia yang gratis. Sejak prinsip ekonomi masuk, sorry no free stuff!

Pas melamun eh kepikiran ternyata jadi manusia itu susah, apalagi hati kita tak pernah merasa puas. Dulu waktu masih fresh graduate kepingin cepet-cepet dapat kerja yang bagus. Sudah dapat kerja bagus pingin menjadi karyawan tetap. Lalu sudah karyawan tetap masih pingin punya karir yang cemerlang dan bagus. Lalu sudah diposisi (hampir) puncak pingin di PHK biar dapat pesangon banyak karena mau buka usaha sendiri. Eh sudah buka usaha, belajar mandiri biar gak gantungin gaji dan pesuruh orang lain. Lalu tiba-tiba bisnis yang sudah dirintis gagal, akhirnya ….. kembali lagi menjadi joni.

Hehehe…. lalu teringat lagi lagunya d’Masiv, Jangan Menyerah!

”Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik...”

Bagaimanapun juga, hidup adalah perjuangan, selama jantung masih berdetak... mimpi-mimpi itu masih menunggu untuk diwujudkan.
Try and learn, try again until you reach peak performance

22 Februari 2011

Hi I'm Still A Live

Tak terasa sudah lama blog ini tak terjamah tangan usilku lagi. Faktor utama bukanlah padatnya kesibukan melainkan tersitanya perhatian pada hal lain. Salah satunya kehadiran puteriku, anak keduaku yang lucu. Jadi tak kubiarkan kesempatan bersama malaikat-malaikat kecilku berlalu dalam ketukan jari di keyboard. Apalagi profesi joni melekat lagi sekarang setelah bebas dari julukan ini selama hampir setahun. Jadi lengkap sudah ketidakeksisanku di tanah blogger.

Hanya sekali dua kali update status di facebook, lalu nongol hampir tiap malam di multiplayer game online di http://games.co.id. Ini kulakukan kalo si malaikat malaikat-malaikat kecilku dah pada bobok. Gak papa deh walau sesekali, yang penting telah kucoba untuk eksis lagi di dunia maya. Tapi terus terang ini bukan masuk kategori butuh (wajib) namun sebatas kadang-kadang.

Jadi, ya just flow aja.....