Kali ini saya mau membahas makanan paling khas di Lamongan, kota kelahiran saya. Sewaktu masih sekolah di Lamongan makanan ini menjadi menu wajib sarapanku, namun ketika kuliah di Surabaya hanya bisa kunikmati sarapan ini seminggu sekali, sekarang? Dalam tempo lima tahun terakhir, makanan ini yang hanya kurasakan beberapa kali ketika momen pulang kampung saja.
Makanan ini mungkin hanya anda jumpai di kota asalnya saja, yaitu makanan “Sego Boranan”. Selama ini orang luar daerah hanya kenal Lamongan sebagai asal Soto Ayam dan Tahu Campur, padahal makanan Lamongan yang terkenal adalah sego boranan. Makanan ini penyajiannya mirip sego sambel Suroboyo namun wadah dan bahan sambalnya yang membuat makanan ini khas dan sulit ditemukan di tempat lain.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya, apa itu sego boranan?
Sego boranan yang komplit itu terdiri dari nasi putih (dulu memakai nasi jagung), disajikan dengan ragam lauk pauk, kemudian pletuk, empuk, urapan sayur, dan rempeyek kacang atau teri, dan tentunya balutan sambal kelapa nan pedas yang berwarna oranye, yang disajikan di atas pincukan daun pisang dan kertas.
Lauk pauknya sangat beragam, antara lain ada ayam goreng, udang, tempe, tahu, telur asin, telur ceplok, telur dadar digoreng dengan tepung, sate uretan (bakal calon telur), jerohan, ikan Bandeng, ikan Kuthuk, ikan Sili. Banyak sekali, jadi jangan bingung memilihnya namun lauk yang paling dicari adalah "ikan Sili". Harga lauk dengan ikan Sili ini lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam. Ikan Sili ini tak bisa ditemui setiap saat karena termasuk ikan musiman. Dulu, Ikan Sili ini lebih dikenal sebagai ikan hias. Bentuk ikan ini panjang seperti belut, tidak kentara mana bagian kepala atau ekornya. Durinya pun rapi berjajar hanya ada di bagian tengah. Jadi ketika anda mengunyah terasa tekstur yang enak dan tidak terganggu duri-durinya..
Pletuk, terbuat dari nasi yang dikeringkan atau kacang, lalu dibumbui dan digoreng. Namanya diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah, ‘pletuk, pletuk’.
Empuk, ini dibuat dari tepung terigu yang dibumbui, dan digoreng sehingga mengembang. Konon nama ini sebenarnya berasal karena saking lembutnya hingga terasa empuk di mulut, oleh karena itu dinamakan empuk.
Sementara urapan sayur, dimasak dengan sambal urap berbahan bawang merah, bawang putih, garam, cabe merah, penyedap rasa, dan parutan kelapa. Cara memasaknya unik, bukannya dikukus atau dibiarkan mentah, tetapi dipanaskan dengan kreweng, semacam tanah liat bentuk persegi dan dibakar sehingga menghasilkan asap sehingga aromanya jadi sedap.
Sedangkan bahan sambal boran, terdiri dari lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, dan merica. Supaya rasanya mantap, ditambahkan gula dan garam. Lalu, semua bahan diblender jadi satu. Sambal kuah ini diguyurkan di atas nasi dan lauk.
Jangan harap bisa menemui sego boranan di restoran atau warung makan sebab masakan ini hanya dijajakan keliling kampung oleh ibu-ibu. Mereka berkeliling ke penjuru kota. Namun anda juga bisa menemui para penjual ini berjajar di sepanjang alun-alun kota baik di pagi ataupun malam hari dan di sepanjang Jl Basuki Rahmat (arah masuk kota, dari lampu merah alun-alun lalu belok kanan lalu dan lurus), juga bisa anda temui di depan BP Muhammadiyah lama, dan Pasar Lamong Raya. Belasan ibu-ibu duduk berjajar berjualan sego boranan dengan menggelar tikar disampingnya dengan tentu saja boran di sampingnya. Asyiknya, pembeli bisa lesehan atau jongkok sembari menikmati lezatnya sego boranan ini. Harga seporsi sego boranan Rp 5.000 meski di beberapa tempat ada juga yang dijual dengan harga Rp 3.000, tergantung lauk yang diambil.
Oya, nama sego boranan ini diambil dari wadah tempat menaruh nasi, yaitu terbuat dari boran atau keranjang yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk lingkaran di bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudutnya disangga bambu supaya tak menyentuh tanah langsung. Lauk ditempatkan di ember besar dan sambal di panci. Semuanya kemudian dimasukkan ke boran. Untuk mengedarkannya diusung/disunggi di punggung ibu-ibu dengan jarik gendong.
Jadi untuk anda yang penasaran dan memendam hasrat ingin menikmati nasi boranan rasanya harus datang ke kota Lamongan. Karena sego boranan ini hanya ada di Lamongan saja (sayangnya, setahu saya), tidak seperti soto ayam Lamongan yang sudah bertebaran di penjuru Indonesia dan mendunia.
Untuk kali ini sekian dulu saja membahas menu sego boranan Lamongan yang nikmat itu. Tapi pesona kuliner Lamongan tak berhenti sampaiu disini saja, masih banyak makanan yang nikmat di Lamongan antara lain Tahu Campur, Tahu Tek, Wingko Babad, Jumbreg, Es Siwalan, dan lain sebagainya. Di lain waktu mari kita cicipi makanan lainnya.
Makanan ini mungkin hanya anda jumpai di kota asalnya saja, yaitu makanan “Sego Boranan”. Selama ini orang luar daerah hanya kenal Lamongan sebagai asal Soto Ayam dan Tahu Campur, padahal makanan Lamongan yang terkenal adalah sego boranan. Makanan ini penyajiannya mirip sego sambel Suroboyo namun wadah dan bahan sambalnya yang membuat makanan ini khas dan sulit ditemukan di tempat lain.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya, apa itu sego boranan?
Sego boranan yang komplit itu terdiri dari nasi putih (dulu memakai nasi jagung), disajikan dengan ragam lauk pauk, kemudian pletuk, empuk, urapan sayur, dan rempeyek kacang atau teri, dan tentunya balutan sambal kelapa nan pedas yang berwarna oranye, yang disajikan di atas pincukan daun pisang dan kertas.
Lauk pauknya sangat beragam, antara lain ada ayam goreng, udang, tempe, tahu, telur asin, telur ceplok, telur dadar digoreng dengan tepung, sate uretan (bakal calon telur), jerohan, ikan Bandeng, ikan Kuthuk, ikan Sili. Banyak sekali, jadi jangan bingung memilihnya namun lauk yang paling dicari adalah "ikan Sili". Harga lauk dengan ikan Sili ini lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam. Ikan Sili ini tak bisa ditemui setiap saat karena termasuk ikan musiman. Dulu, Ikan Sili ini lebih dikenal sebagai ikan hias. Bentuk ikan ini panjang seperti belut, tidak kentara mana bagian kepala atau ekornya. Durinya pun rapi berjajar hanya ada di bagian tengah. Jadi ketika anda mengunyah terasa tekstur yang enak dan tidak terganggu duri-durinya..
Pletuk, terbuat dari nasi yang dikeringkan atau kacang, lalu dibumbui dan digoreng. Namanya diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah, ‘pletuk, pletuk’.
Empuk, ini dibuat dari tepung terigu yang dibumbui, dan digoreng sehingga mengembang. Konon nama ini sebenarnya berasal karena saking lembutnya hingga terasa empuk di mulut, oleh karena itu dinamakan empuk.
Sementara urapan sayur, dimasak dengan sambal urap berbahan bawang merah, bawang putih, garam, cabe merah, penyedap rasa, dan parutan kelapa. Cara memasaknya unik, bukannya dikukus atau dibiarkan mentah, tetapi dipanaskan dengan kreweng, semacam tanah liat bentuk persegi dan dibakar sehingga menghasilkan asap sehingga aromanya jadi sedap.
Sedangkan bahan sambal boran, terdiri dari lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, dan merica. Supaya rasanya mantap, ditambahkan gula dan garam. Lalu, semua bahan diblender jadi satu. Sambal kuah ini diguyurkan di atas nasi dan lauk.
Jangan harap bisa menemui sego boranan di restoran atau warung makan sebab masakan ini hanya dijajakan keliling kampung oleh ibu-ibu. Mereka berkeliling ke penjuru kota. Namun anda juga bisa menemui para penjual ini berjajar di sepanjang alun-alun kota baik di pagi ataupun malam hari dan di sepanjang Jl Basuki Rahmat (arah masuk kota, dari lampu merah alun-alun lalu belok kanan lalu dan lurus), juga bisa anda temui di depan BP Muhammadiyah lama, dan Pasar Lamong Raya. Belasan ibu-ibu duduk berjajar berjualan sego boranan dengan menggelar tikar disampingnya dengan tentu saja boran di sampingnya. Asyiknya, pembeli bisa lesehan atau jongkok sembari menikmati lezatnya sego boranan ini. Harga seporsi sego boranan Rp 5.000 meski di beberapa tempat ada juga yang dijual dengan harga Rp 3.000, tergantung lauk yang diambil.
Oya, nama sego boranan ini diambil dari wadah tempat menaruh nasi, yaitu terbuat dari boran atau keranjang yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk lingkaran di bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudutnya disangga bambu supaya tak menyentuh tanah langsung. Lauk ditempatkan di ember besar dan sambal di panci. Semuanya kemudian dimasukkan ke boran. Untuk mengedarkannya diusung/disunggi di punggung ibu-ibu dengan jarik gendong.
Jadi untuk anda yang penasaran dan memendam hasrat ingin menikmati nasi boranan rasanya harus datang ke kota Lamongan. Karena sego boranan ini hanya ada di Lamongan saja (sayangnya, setahu saya), tidak seperti soto ayam Lamongan yang sudah bertebaran di penjuru Indonesia dan mendunia.
Untuk kali ini sekian dulu saja membahas menu sego boranan Lamongan yang nikmat itu. Tapi pesona kuliner Lamongan tak berhenti sampaiu disini saja, masih banyak makanan yang nikmat di Lamongan antara lain Tahu Campur, Tahu Tek, Wingko Babad, Jumbreg, Es Siwalan, dan lain sebagainya. Di lain waktu mari kita cicipi makanan lainnya.
semoga lebaran tahun ini bisa pulang, dan bisa nyantap sego boranan lagi...
BalasHapusRasanya sudah setahun lebih, lidah ini tak mencicipi sego boran, kangen. Semoga lebaran Tahun 2011 ini bisa pulang
BalasHapus