2009-2014 adalah periode kedua SBY memerintah RI ini, kali ini dia berpasangan dengan Boediono. Sayang, belum genap 100 hari duet kepimimpinan ini telah diguncang banyak prahara tentang korupsi.
Mulai dari skandal kriminalisasi KPK hingga Century Gate. Sayangnya langkah-langkah yang diambil Presiden untuk menyikapi kedua permasalahan ini jauh dari koridor hukum yang berlaku.
Publik tentu ingat bagaimana Presiden menyuruh seolah meniadakan/mem-peti es-kan masalah kriminalasisi Bibit dan Chandra yang notabene Ketua KPK. Setelahh sempat ditahan oleh Polri dengan tuduhan yang kurang teruji kelayakannya (istilahnya cuma fakta semu, dengan tuduhan yang kurang berdasar dari Anggodo)-sudah dibatalkan Ari Muladi. Benar, kami senang akhirnya Bibit dan Chandra di bebaskan, tapi masalah itu belum tuntas. Kalau memang mau diselidiki, selidiki saja sekalian Kepolisian dengan kabareskrim dan Kejaksaan. Seolah-olah tindakan Presiden ini cuma menyelamatkan muka Pemerintahannya saja, dan melanggar koridor yang berlaku dengan mencabut perkara yang sudah P21. Sebenarnya saya setuju dengan Pak Eggy Sujana, saya kawatir hal ini akan jadi kebiasaan Bos besar RI 2009-2014 itu.
Dan kali ini Century Gate telah merembet ke jajaran Pemerintahannya yang tersangkut, yakni Boediono dan Sri Mulyani. Setelah dibentuk Pansus Century Gate, tampaknya Presiden mulai gerah lagi. Terbukti himbauan agar Boediono dan Sri Mulyani non aktif dulu disikapi dengan sedikit emosional menurut saya, pada konferensi pers yang digelar disela-sela konferensi di Kopenhagen, Denmark. Seolah-olah Pansus ini mengganggu Pemerintahannya saja dan ingin reputasi 100 hari program kerjanya tak berjalan. Hhehe.. lha kok malah nyarikambingg hitam kalau Pemerintahannya gagal dalam 100 hari ini, karena direcoki berbagai pihak. Ini lak yo persis anakku yang masih Balita, mau main sendirian aja anak lain gak boleh ngganggu mainan barunya. Habis itu kalau merasa ditekan di DPR atau politikus lainnya, meniba-iba di depan publik, menangis lagi wah.. wah....lucu... gemesin dan pingin njewer!!!
Hmm... entah apalagi yang bakal diperbuatnya nanti. Saya sih cuma berharap agar Presiden bisa menegakkan hukum dan Pemerintahan ini dengan benar. Kami rakyat kecil hanya bisa mengawal dan mengingatkan agar negara ini tidak terjerumus menjadi negara satu golongan saja. Kita semua berharap Indonesia menjadi rumah yang sejuk bagi masyarakat yang cinta keadilan dan berdiri di atas hukum.
Mulai dari skandal kriminalisasi KPK hingga Century Gate. Sayangnya langkah-langkah yang diambil Presiden untuk menyikapi kedua permasalahan ini jauh dari koridor hukum yang berlaku.
Publik tentu ingat bagaimana Presiden menyuruh seolah meniadakan/mem-peti es-kan masalah kriminalasisi Bibit dan Chandra yang notabene Ketua KPK. Setelahh sempat ditahan oleh Polri dengan tuduhan yang kurang teruji kelayakannya (istilahnya cuma fakta semu, dengan tuduhan yang kurang berdasar dari Anggodo)-sudah dibatalkan Ari Muladi. Benar, kami senang akhirnya Bibit dan Chandra di bebaskan, tapi masalah itu belum tuntas. Kalau memang mau diselidiki, selidiki saja sekalian Kepolisian dengan kabareskrim dan Kejaksaan. Seolah-olah tindakan Presiden ini cuma menyelamatkan muka Pemerintahannya saja, dan melanggar koridor yang berlaku dengan mencabut perkara yang sudah P21. Sebenarnya saya setuju dengan Pak Eggy Sujana, saya kawatir hal ini akan jadi kebiasaan Bos besar RI 2009-2014 itu.
Dan kali ini Century Gate telah merembet ke jajaran Pemerintahannya yang tersangkut, yakni Boediono dan Sri Mulyani. Setelah dibentuk Pansus Century Gate, tampaknya Presiden mulai gerah lagi. Terbukti himbauan agar Boediono dan Sri Mulyani non aktif dulu disikapi dengan sedikit emosional menurut saya, pada konferensi pers yang digelar disela-sela konferensi di Kopenhagen, Denmark. Seolah-olah Pansus ini mengganggu Pemerintahannya saja dan ingin reputasi 100 hari program kerjanya tak berjalan. Hhehe.. lha kok malah nyarikambingg hitam kalau Pemerintahannya gagal dalam 100 hari ini, karena direcoki berbagai pihak. Ini lak yo persis anakku yang masih Balita, mau main sendirian aja anak lain gak boleh ngganggu mainan barunya. Habis itu kalau merasa ditekan di DPR atau politikus lainnya, meniba-iba di depan publik, menangis lagi wah.. wah....lucu... gemesin dan pingin njewer!!!
Hmm... entah apalagi yang bakal diperbuatnya nanti. Saya sih cuma berharap agar Presiden bisa menegakkan hukum dan Pemerintahan ini dengan benar. Kami rakyat kecil hanya bisa mengawal dan mengingatkan agar negara ini tidak terjerumus menjadi negara satu golongan saja. Kita semua berharap Indonesia menjadi rumah yang sejuk bagi masyarakat yang cinta keadilan dan berdiri di atas hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar