Kali ini saya mengambil judul seperti di atas. Wajar jika setiap pekerjaan pasti ada resikonya, lha wong segala materi dan penciptaan yang ada di muka bumi ini pasti mengandung resiko. Selalu dan PASTI wajib ada! Seperti halnya obat yang selalu menyertakan efek samping pada kemasan obat. Begitu juga dengan pekerjaan yang akan atau sedang kita geluti, pasti ada resikonya baik itu tertulis dalam perjanjian kerja ataupun tak tertulis.
Resiko yang selama ini ada antara lain, resiko dipecat, resiko bersinggungan dengan rekan sekerja, juga resiko kecelakaan kerja, resiko jauh dari keluarga (jika lokasi pekerjaan tak sama dengan tempat tinggal keluarga), dan lain-lain. Resiko itu merupakan salah satu konsekuensi dari suatu proses dimana itu adalah bukan diagram alur utama melainkan suatu ketidaknormalan dalam proses mencapai suatu hasil (Result). Proses pencapaian hasil inilah yang menimbulkan kendala yang membuat kita harus pintar pintar berlaku agar hasil yang didapat juga baik dan tanpa menimbulkan resiko ataupun kalau ada, resikonya kecil (minor).
Begitu pula dengan setiap pekerjaan yang memiliki result atau hasil yang besar (baca: gaji besar), pasti memiliki resiko yang besar pula. Kalau kerja karyawan pabrikan, paling besar resiko berantem dengan karyawan lainnya, atau crash dengan atasan. Kalau menyangkut produk, mungkin resiko recall produk karena salah assembly atau material.
Tapi kalau kita bekerja di perusahaan oil & gas di Offshore misalnya, resiko terbesar mungkin adalah kematian atau cacat seumur hidup. Terlalu lama kita dibuai mimpi mereguk Dollar ($) tapi kadang kita tak melongok apa resiko yang terkandung di dalamnya. Coba lihat tragedi Piper Alpha atau Transocean Deepwater Horizon. Ngeri bukan, tapi yakin kita pasti bisa, toh kematian bencana adalah kuasa Illahi. Kita hanya bisa meminimalisir faktor resiko dengan melakukan safety dan prosedur keselamatan. Selebihnya kita hanya mengenal kuasa Illahi yang bekerja, resiko ditangan penumpang.
Resiko yang selama ini ada antara lain, resiko dipecat, resiko bersinggungan dengan rekan sekerja, juga resiko kecelakaan kerja, resiko jauh dari keluarga (jika lokasi pekerjaan tak sama dengan tempat tinggal keluarga), dan lain-lain. Resiko itu merupakan salah satu konsekuensi dari suatu proses dimana itu adalah bukan diagram alur utama melainkan suatu ketidaknormalan dalam proses mencapai suatu hasil (Result). Proses pencapaian hasil inilah yang menimbulkan kendala yang membuat kita harus pintar pintar berlaku agar hasil yang didapat juga baik dan tanpa menimbulkan resiko ataupun kalau ada, resikonya kecil (minor).
Begitu pula dengan setiap pekerjaan yang memiliki result atau hasil yang besar (baca: gaji besar), pasti memiliki resiko yang besar pula. Kalau kerja karyawan pabrikan, paling besar resiko berantem dengan karyawan lainnya, atau crash dengan atasan. Kalau menyangkut produk, mungkin resiko recall produk karena salah assembly atau material.
Tapi kalau kita bekerja di perusahaan oil & gas di Offshore misalnya, resiko terbesar mungkin adalah kematian atau cacat seumur hidup. Terlalu lama kita dibuai mimpi mereguk Dollar ($) tapi kadang kita tak melongok apa resiko yang terkandung di dalamnya. Coba lihat tragedi Piper Alpha atau Transocean Deepwater Horizon. Ngeri bukan, tapi yakin kita pasti bisa, toh kematian bencana adalah kuasa Illahi. Kita hanya bisa meminimalisir faktor resiko dengan melakukan safety dan prosedur keselamatan. Selebihnya kita hanya mengenal kuasa Illahi yang bekerja, resiko ditangan penumpang.
Siap siap beralih kerja ke dunia Oil & Gas
BalasHapusTerima kasih atas sharing yang memotivasi ini..
BalasHapusMemang semua pekerjaan ada resikonya. Tetapi jika pekerjaanya kita lakukan dengan ikhlas dan semangat resiko tersebut akan kecil..
Sukses selalu
Selalu optimis aja dan jangan pernah mikir aneh2
BalasHapus