Kesejukan melanda Batam pagi ini, cuaca dingin yang diakibatkan oleh hujan yang mengucur deras sejak jam 3 pagi tadi. Syukur Alhamdulillah, setelah beberapa bulan dilanda cuca kering yang walau tidak terlalu panas akhirnya kucuran kenikmatan itu tiba. Rupanya kenikmatan Allah yang datang dengan tiba-tiba, ternyata disambut ketidaksiapan oleh diri kita. Ya... bagaimanapun hujan yang melimpah adalah nikmat illahi karena tanaman, air tanah, sumber mata air, dan secara tidak langsung manusia juga membutuhkannya. Hanya saja, kadang kita selalu dahulukan keluhan tanpa pernah menyadarinya.
”Ahh...gara-gara hujan nih, kenapa sih pagi-pagi harus hujan, ganggu orang berangkat kerja saja mana jas hujan sudah robek pula.” kata salah seorang rekan kerja saya.
”Iya nih... jalan A genangannya tinggi, motorku mati gara-gara mesinnya kemasukan air. Wah... sampai sering berhenti, bersihin busi.
Yang agak was-was mungkin orang-orang yang rumahnya dekat saluran air besar, harap-harap cemas apa output dan input-nya balance. Bagaimanapun juga, hujan pagi ini membuat sebagian orang kalang kabut, jalanan macet dan tergenang, dan beberapa rumah bocor. Hmm... kalau lihat mendung, mungkin bakal seharian hujan.
Hmm... syukurlah masih hujan biasa, bukan tsunami atau badai. Paling tidak ini adalah sebuah reminder dari Allah, bahwa kita mesti siap menghadapi segala sesuatu.
Jadi anggap saja turunnya hujan yang tiba-tiba itu adalah suatu kenormalan. Karena segala sesuatu ada dan pasti suatu akan hadir. Sama seperti dengan bencana, siapa pula yang mau dengan adanya bencana? Saya kira tak seorang normal pun di dunia yang menginginkannya. Namun sekali lagi kita tak punya kuasa untuk menolak kehadirannya karena itu adalah kewenangan-Nya. Kita hanya bisa melakukan preventive action agar semua bencana itu tak segera meniimpa diri kita. Baik itu melalui pembicaraan dengan-Nya (doa dan ibadah) atau mengevaluasi lingkungan sekitar, serta mawas diri.
Karena pada dasarnya, kestabilan dalam perjalanan hidup yang steady/mulus itu adalah PLAN. Tapi faktor NOISE, atau bencana yang bisa merusak suatu sistem harus diimbangi dengan GAIN serta FILTER yang mampu meminimalisir riak-riak suatu SISTEM.
Jadi ketika pikiran sudah menyiapkan PLAN yang terbaik buat hidup ini, jangan lupakan MENTAL dan FISIK kita sebagai GAIN dan FILTER agar segala halangan dan rintangan ini bisa teratasi dengan sempurna. Dan menghasilkan kualitas OUTPUT yang optimal
Hmmm.... ini analisa kehidupanku dari sudut pandang Teknik Sistem Pengaturan, hehehe.
”Ahh...gara-gara hujan nih, kenapa sih pagi-pagi harus hujan, ganggu orang berangkat kerja saja mana jas hujan sudah robek pula.” kata salah seorang rekan kerja saya.
”Iya nih... jalan A genangannya tinggi, motorku mati gara-gara mesinnya kemasukan air. Wah... sampai sering berhenti, bersihin busi.
Yang agak was-was mungkin orang-orang yang rumahnya dekat saluran air besar, harap-harap cemas apa output dan input-nya balance. Bagaimanapun juga, hujan pagi ini membuat sebagian orang kalang kabut, jalanan macet dan tergenang, dan beberapa rumah bocor. Hmm... kalau lihat mendung, mungkin bakal seharian hujan.
Hmm... syukurlah masih hujan biasa, bukan tsunami atau badai. Paling tidak ini adalah sebuah reminder dari Allah, bahwa kita mesti siap menghadapi segala sesuatu.
Jadi anggap saja turunnya hujan yang tiba-tiba itu adalah suatu kenormalan. Karena segala sesuatu ada dan pasti suatu akan hadir. Sama seperti dengan bencana, siapa pula yang mau dengan adanya bencana? Saya kira tak seorang normal pun di dunia yang menginginkannya. Namun sekali lagi kita tak punya kuasa untuk menolak kehadirannya karena itu adalah kewenangan-Nya. Kita hanya bisa melakukan preventive action agar semua bencana itu tak segera meniimpa diri kita. Baik itu melalui pembicaraan dengan-Nya (doa dan ibadah) atau mengevaluasi lingkungan sekitar, serta mawas diri.
Karena pada dasarnya, kestabilan dalam perjalanan hidup yang steady/mulus itu adalah PLAN. Tapi faktor NOISE, atau bencana yang bisa merusak suatu sistem harus diimbangi dengan GAIN serta FILTER yang mampu meminimalisir riak-riak suatu SISTEM.
Jadi ketika pikiran sudah menyiapkan PLAN yang terbaik buat hidup ini, jangan lupakan MENTAL dan FISIK kita sebagai GAIN dan FILTER agar segala halangan dan rintangan ini bisa teratasi dengan sempurna. Dan menghasilkan kualitas OUTPUT yang optimal
Hmmm.... ini analisa kehidupanku dari sudut pandang Teknik Sistem Pengaturan, hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar