Aku nggak bisa nutupin perasaan kalau lagi nggak suka dengan hal yang nggak aku sukai ya jelas aku bereaksi, apalagi untuk berpura-pura suka, please deh!!! Terserah kamu mau bilang aku kolot, sok idealis, atau munafik itu terserah!!!!! Yang jelas, aku udah bebal dengan yang namanya dogma, kesepakatan atau apapun. Aku punya prinsip itu sudah jelas!
Hal itu sudah beberapa kualami berkali-kali sejak SMU dulu, ya..disaat itulah gairah mudaku muncul gairah pemberontakan!
Sudah nggak kehitung berapa kali aku berontak di SMU sampai sering kena hukuman Guru atau nilai jadi jelek. Yang kuingat beberapa adalah ketika aku lagi kesel sama guru agama. Masak sholat Jum’at mesti di sekolahan trus khotbahnya dicatat pula karena nanti sewaktu-waktu diminta untuk dikumpulkan di guruku, lantas diperiksanya.
Eh, yang malah aku lakukan setiap Jumatan nggak di sekolahan, tapi di Masjid Agung -yang notabene deket rumahku- dan aku nggak pernah nyatet khotbah apalagi minta tandatangan imam. Ya jelaslah buat apa Jumatan dicatet-catet dan diwajibkan di tempat tertentu, aneh. Tapi dari pemberontakanku ini menghasilkan tamparan di pipi kanan dan kiri oleh Guru Agama ku itu, ditambah nilai 5 di raport, hmm... keren nggak?
Ada lagi, waktu aku nggak suka sama Guru Bahasa Indonesiaku di SMU yang menurutku bermulut besar itu. Terus terang aku lagi neg ndengerin ceritanya apalagi membahas soal sastra, bagiku prosa hanyalah angan yang tak berongga. Jadi dengan tidak sopannya aku langsung keluar kelas karena muak, ini nggak sekali bro! Untungnya dia masih berbaik hati ngasih nilai 6 di raport-ku.
Pemberontakan paling parah mungkin saat awal kuliahku di D3 Kxxxxter Koxxxol - ITS, waktu pengkaderan. Bagiku, pengkaderan adalah hal yang nggak mutu yang selalu kuanggap hanyalah ajang balas dendam yang nggak tersalurkan. Ya iyalah... masak si yunior yang harus terkena imbasnya. Parahnya akhirnya terjadilah salah kaprah turun temurun. Nggak mutu, nggak ada untungnya sama sekali, mending sharing ilmu atau bikin program yang bermanfaat, bukan sebatas ngerjai yuniornya. Jadi ya, aku cabut. Rupanya para senior menganggap aku dan orang lain yang tak sepaham adalah boikoter dan harus diperangi.
Jadilah selama sang senior masih bercokol aku dkk, selalu diintimidasi. Bahkan jangan harap lulus dari kuliah praktek yang diasisteni oleh senior. Hmm.. aku pernah terancam DO gara-gara hal ini, masalahnya sepele aku hanya gagal 1 SKS di praktikum ini. Lha wong kalau praktek selalu giliran jam 12 malam, dan program ku dirusak lalu disuruh benerin, logis sih... kalau aku yang buat pasti aku bisa, masalah cuma 15 menit disuruh ngecek satu-persatu ya... jelas nggak cukup lah. Ya.. mau gimana lagi asal nggak main fisik ya aku biarkan.
Tapi ketika salah seorang senior dengan beberapa gank-nya yang asal Madura menggeruduk aku dan temanku, ya jelas aku mesti berontak, anteman-anteman OK lah! Ealah ternyata masalah pribadi dibawa ke forum senior lawan boikoter. Jadilah perang Baratayudha, untung salah seorang dosen teknik sipil buru-buru memarkirkan mobilnya lalu menghalau kami, dengan diancam akan dibawa masalah ini ke rektorat. Haha... gak tau kenapa tiba-tiba justru intimidasi para senior semenjak itu tiba-tiba hilang. Mungkin mereka takut gagal wisuda deh...!
Hah kali ini aku menghadapi masalah baru, tentang suasana perusahaan yang lagi memanas gara-gara satu departemen tutup. Ya... susah, ntar aja mbahasnya