Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

24 September 2009

Nggak Bisa Mudik ke Lamongan

Akhirnya hari raya Idul Fitri tahun 1430 H atau di tahun 2009 ini, aku harus merayakannya di Batam lagi. Sama seperti tahun 2005, 2006, dan tahun 2007, cuma tahun 2008 saja aku merayakannya di kampung halamanku Lamongan. Walaupun faktanya aku selalu pulang ke Lamongan, paling tidak setahun dua kali. Namun balik ke Lamongan tepat pada momen hari raya hanya kulakukan sekali saja, itupun setelah mendapat ultimatum orang tuaku pada tahun 2007-nya karena aku gak bisa mudik pas lebaran. Ultimatumnya sih simple saja, tapi nylekit, "Kalau kamu masih menganggap punya orang tua, yo mbok hari raya itu pulang, ketemu sama dulur-dulur, bapak dan ibu, jangan sibuk cari uang terus!"

Waduh, padahal 'kan pada saat itu sudah pernah baru ketemuan 3 bulan sebelumnya, masak harus pulang lagi, begitu pikirku. Tapi ya... karepe wong tuwo, mungkin mereka kangen sama anaknya yang cakep dan mbeling ini, hehehe... mosok cilik digedhekne, eh wis gedhe lali sungkem karo wong tuwo (masak kecil lalu dibesarkan, eh...sudah besar kok lupa menghormati orang tuanya).

Tapi insya Allah hari raya Idul Fitri tahun 2009 ini, mungkin mereka maklum aku tidak mudik ke Lamongan. Bulan Juni lalu aku barusan pulang dari Lamongan, menyaksikan pernikahan adik kandungku. Hmm... Juni, Juli, Agustus, September,
sekitar 3 bulan lebih dikit baru ketemu keluarga. Apalagi kami sekeluarga di Batam ini juga masih bisa saling memandang, melihat, dan melepas kangen masing-masing dengan saling memandang lewat handphone, melalui fasilitas video call. Maturnuwun telkomsel, sudah ada 3G di Lamongan, jadinya komunikasi selalu terjalin tanpa halangan.

Dalam waktu dekat ini aku mau pergi ke Bandung untuk mengadu peruntungan, ya... sekalian pulang ke rumah mertua sih. Kalau ada waktu dan dapat tiket kereta api, ya tentunya aku sempatkan ke Lamongan. Hmm... tapi itu peluangnya kecil apalagi belum tentu aku dapat tiket balik ke Bandung lagi. Jadi kemungkinannya, ya aku mungkin tinggal di rumah mertua di Tasikmalaya untuk beberapa hari. Sekalian melihat-lihat kondisi rumah pasca gempa awal bulan ini.

Ya... tapi bagaimanapun saya sangat kecewa tak bisa pulang ke Lamongan, tepat di saat lebaran kali ini. Kenapa? Pasalnya tiap tahun keluarga besar kami selalu mengadakan reuni. Ya reuni keluarga besar, Bani... bani siapa ya lupa aku. (ntar tanya adik yang tadi ikut acaranya)

Reuni keluarga ini diambil dari garis keturunan dari buyut kami, dari pihak keluarga bapakku. Entah siapa koordinatornya, kok ya bisa-bisanya tiap tahun ngumpulin ratusan orang, dari kakek sampai cicit, yang sudah mengalami proses differensial parsial. Haha...

Ya.. pasalnya aku pernah benci sama teman satu kosku, ealah.. ternyata dia masih ada hubungan saudara denganku, padahal pikirku gak mungkin tih dia tinggal di Jember, tapi ternyata...dulur dhewe rek! Akhirnya ya nggak jadi musuhan lagi.

Kembali ke acara reuni keluarga, acara tahun ini dilakukan pagi kemarin, di daerah mbandung Lamongan, di rumahnya Mbah Asnan (Mbah Nan). Setelah tahun kemarin diadakan di Paciran, Lamongan di rumah mbak Lilik & Om Bambang. Acaranya sih tidakk melulu diadakan di Lamongan, tapi justru ditawarkan siapa yang mau jadi tuan rumah berikutnya, ya... siapa tahu punya hajat tertentu kan lumayan bisa bareng-bareng didoakan oleh keluarga.

Ya... semoga tahun depan masih diberi umur panjang untuk turut serta bersama-sama mereka, bereuni keluarga lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar