Regrets? I've had a few, But then again, too few to mention.
I did what I had to do And saw it through without exemption.
(My Way - Frank Sinatra)
Kita akan merasa bahagia, bila bisa menemani istri melahirkan anak-anak kita.
Kita akan merasa bahagia, bila bisa melihat tumbuh kembang anak-anak.
Kita akan merasa bahagia, bila anak-anak bisa mencapai sesuatu yang mereka inginkan.
Kita akan merasa bahagia, bila bisa menimang dan bermain dengan cucu-cucu kita.
Kita akan merasa bahagia, bila disaat pergi selamanya, ada istri dan anak-anak tercinta di samping kita.
Normalnya, saat melahirkan para suami ingin melihat detik-detik menegangkan istrinya melahirkan. Logikanya, lha wong buatnya bareng-bareng masak ditinggal saat melahirkan. Ya.. itulah sebuah dari resiko perbuatan... Dan setiap hal yang dilahirkan, -termasuk anak- menimbulkan tanggung jawab atau akibat yang dibawanya. Ya.. artinya kita mulai memikirkan kelangsungan hidup, proses hidup dari anak kita kelak.
Kemudian hidup terus berjalan, anak-anak kita makin tumbuh besar, mandiri dan makin dewasa. Dan... dejavu, siklus hidup berlajgsung lagi, menikah lalu membentuk keluarga sendiri dan hidup jauh dari orang tua adalah menjadi suatu kewajaran yang terjadi. Walaupun perjumpaan sesekali dalam momen-momen keluarga tertentu rasanya menjadi 'beban' yang harus dipikul di era modern ini.
Lantas bagaimana dengan timbal balik untuk merawat mereka para orang tua yang sudah mulai beranjak uzur dan sakit-sakitan? Tanggung jawab siapa? Bukankah tanggung jawab kita selaku anak-anaknya?
Nb:
I think it's enough, more than 7 years in Batam. Program: Return to the Hometown.
Kita akan merasa bahagia, bila bisa melihat tumbuh kembang anak-anak.
Kita akan merasa bahagia, bila anak-anak bisa mencapai sesuatu yang mereka inginkan.
Kita akan merasa bahagia, bila bisa menimang dan bermain dengan cucu-cucu kita.
Kita akan merasa bahagia, bila disaat pergi selamanya, ada istri dan anak-anak tercinta di samping kita.
Normalnya, saat melahirkan para suami ingin melihat detik-detik menegangkan istrinya melahirkan. Logikanya, lha wong buatnya bareng-bareng masak ditinggal saat melahirkan. Ya.. itulah sebuah dari resiko perbuatan... Dan setiap hal yang dilahirkan, -termasuk anak- menimbulkan tanggung jawab atau akibat yang dibawanya. Ya.. artinya kita mulai memikirkan kelangsungan hidup, proses hidup dari anak kita kelak.
Kemudian hidup terus berjalan, anak-anak kita makin tumbuh besar, mandiri dan makin dewasa. Dan... dejavu, siklus hidup berlajgsung lagi, menikah lalu membentuk keluarga sendiri dan hidup jauh dari orang tua adalah menjadi suatu kewajaran yang terjadi. Walaupun perjumpaan sesekali dalam momen-momen keluarga tertentu rasanya menjadi 'beban' yang harus dipikul di era modern ini.
Lantas bagaimana dengan timbal balik untuk merawat mereka para orang tua yang sudah mulai beranjak uzur dan sakit-sakitan? Tanggung jawab siapa? Bukankah tanggung jawab kita selaku anak-anaknya?
Nb:
I think it's enough, more than 7 years in Batam. Program: Return to the Hometown.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar