Inilah susahnya kalau tiba-tiba keseleo di momen Idul Fitri. Nggak tahu kenapa, tuh engkel mata kaki kiri kok tiba-tiba sakit pas bangun tidur. Namanya juga hari wajib kerja, sakit-sakit sedikit yo dipaksain berangkat.
Susahnya kalau kerja di bagian line production, sering jalan kesana kemari. Wah, siang harinya sudah terasa sakit tuh kaki. Apalagi pas selesai sholat Ashar, mana musholanya ada di lantai 2 lagi. Dan tap... tap... tap... , krek! aduh! Wah tak bisa dibiarkan, mesti cari obat gosok pereda nyeri otot ke klinik perusahaan.
Sialnya, di klinik gak ada apapun obat yang bisa meredakan nyeriku. Malah terkesan klinik itu hampir kosong melompong tanpa obat, klinik macam apa ini? Wah... apa mentang-mentang akhir bulan ini kerjasama antara provider medis dan perusahaanku hendak selesai (End of Contract), jadi mereka biarkan klinik melompong tanpa obat-obatan P3K.
Akhirnya ya... harus kutunggu bel jam 5 berbunyi, sudah nggak tahan nih, mesti cari dukun pijat nih. Bayanganku langsung ke dukun pijat andalanku, asal lereng gunung lawu, siapa lagi kalau bukan pakdhe Katijan. Aku sih sudah membuktikannya mak nyus, kala dia memijat engkel kaki kananku yang hampir sama kasus, sekitar beberapa tahun lalu.
Sayangnya, ketika menjelang Maghrib kutelpon untuk membuat janji. Ealah... lha kok katanya si pakdhe lagi pulang ke jawa, waduh katiwasan iki. Akhirnya dapat nomor pemijat lain, ealah lha kok gak ada yang ngangkat, piye iki?
Alternatif terakhir, telpon pemijat yang biasa mijatin istriku kalau lagi capek-capek, eh siapa tahu dia bisa pijat keseleo. Dan... ternyata dia gak mudik, ada di Batam, dan juga bisa pijat keseleo. Sayangnya, dia bisanya agak malam jam 10-an, ya jelas aku gak tega nyuruh mak wok datang malam-malam ke rumah. Ya sudahlah, besok pagi saja jam setengah tujuh pagi.
Biasanya aku tak sepanik ini, masalahnya hari Sabtu aku mesti terbang ke Jakarta lalu ke Bandung untuk mengadu nasib Ya... anggap saja ini salah satu tantangan tak terduga selain tes lainnya. Semoga Sabtu pagi aku bisa jalan lancar lagi, gak tertatih-tatih lagi.
Susahnya kalau kerja di bagian line production, sering jalan kesana kemari. Wah, siang harinya sudah terasa sakit tuh kaki. Apalagi pas selesai sholat Ashar, mana musholanya ada di lantai 2 lagi. Dan tap... tap... tap... , krek! aduh! Wah tak bisa dibiarkan, mesti cari obat gosok pereda nyeri otot ke klinik perusahaan.
Sialnya, di klinik gak ada apapun obat yang bisa meredakan nyeriku. Malah terkesan klinik itu hampir kosong melompong tanpa obat, klinik macam apa ini? Wah... apa mentang-mentang akhir bulan ini kerjasama antara provider medis dan perusahaanku hendak selesai (End of Contract), jadi mereka biarkan klinik melompong tanpa obat-obatan P3K.
Akhirnya ya... harus kutunggu bel jam 5 berbunyi, sudah nggak tahan nih, mesti cari dukun pijat nih. Bayanganku langsung ke dukun pijat andalanku, asal lereng gunung lawu, siapa lagi kalau bukan pakdhe Katijan. Aku sih sudah membuktikannya mak nyus, kala dia memijat engkel kaki kananku yang hampir sama kasus, sekitar beberapa tahun lalu.
Sayangnya, ketika menjelang Maghrib kutelpon untuk membuat janji. Ealah... lha kok katanya si pakdhe lagi pulang ke jawa, waduh katiwasan iki. Akhirnya dapat nomor pemijat lain, ealah lha kok gak ada yang ngangkat, piye iki?
Alternatif terakhir, telpon pemijat yang biasa mijatin istriku kalau lagi capek-capek, eh siapa tahu dia bisa pijat keseleo. Dan... ternyata dia gak mudik, ada di Batam, dan juga bisa pijat keseleo. Sayangnya, dia bisanya agak malam jam 10-an, ya jelas aku gak tega nyuruh mak wok datang malam-malam ke rumah. Ya sudahlah, besok pagi saja jam setengah tujuh pagi.
Biasanya aku tak sepanik ini, masalahnya hari Sabtu aku mesti terbang ke Jakarta lalu ke Bandung untuk mengadu nasib Ya... anggap saja ini salah satu tantangan tak terduga selain tes lainnya. Semoga Sabtu pagi aku bisa jalan lancar lagi, gak tertatih-tatih lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar