Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

05 September 2009

Pergi Ke Jepang???

Siang itu Bos bertanya padaku, “Mat, kamu mau berangkat ke Jepang?”

Dalam hati sih seneng saja berangkat ke sana apalagi untuk training mechatronics, wah… itu sih ‘makananku’ waktu kuliah dulu. Bidang yang kudalami saat mengambil Tugas Akhir, tentang sistem kontrol pengapian motor menggunakan injeksi sekuensial. Wah… pikiran langsung terbayang saat utak-atik mesin di VEDC. Yang tadinya gak paham banget soal mesin, ehh… harus berkecimpung madu-madanin elektro dan mekanikal.

“Gimana Mat, bersedia nggak?” Boss kembali bertanya.

Sehari sebelumnya Boss yang lebih besar malah sudah mencari kandidat yang cocok. Dan Boss hampir menemukan kandidat yang tepat apalagi sobatku yang ditawari sudah bersedia, maklum dia sih masih single jadi easy come saja dan nyatakan bersedia. Sayang, karena grade-nya kurang tinggi maka tidak sesuai kualifikasi, jadinya fail deh!!! Jadi Boss harus nyari kandidat lainnya.

Kalau sebulan, tiga bulan, atau paling lama enam bulan di Jepang, tentu aku tak harus berpikir lama untuk berkata, “Ya!” Apalagi mengingat kondisi production di section-ku yang sedang tidak jelas.

Masalahnya ini setahun di Jepang rek, lama banget nih! “Saya tak bisa mengiyakan atau menolak, saya perlu didiskusikan ini dengan keluarga dulu.”
"Ya, sudah tapi jangan lama-lama, paling tidak besok harus sudah ada jawaban."

Itulah masalahnya kalau sudah punya keluarga (anak dan isteri), perlu banyak pertimbangan dan berpikir untuk menerima tawaran yang complicated seperti ini. Tidak ketemu isteri setahun mungkin ‘tidak terlalu’ masalah untukku namun tidak jumpa dan tidak bisa memeluk si kecil selama setahun, itu adalah problema besar di hidupku. Padahal belum ada sebulan kembali ke pelukan kami setelah dua bulan lamanya, kami titipkan ke Jawa Timur dan Jawa Barat di rumah kakek neneknya.

Walau berat hati menampik pengalaman menarik ini tapi aku lebih memilih pilihan lain hidup ini. Suatu saat semoga ada kans yang lebih baik tanpa perlu pergi ke Jepang selama setahun dan meninggalkan keluargaku.

3 komentar:

  1. Sebuah tawaran menarik tuch Med. Klo aq yang ditawari, pasti tak sikat.....

    BalasHapus
  2. Ada beberapa kandidat juga dan semuanya lagi pikir-pikir, sudah berkeluarga dan baru punya anak. padahal cuma training, lik sifat egoisku ngomong okelah ambil! Sangune yo lumayan

    BalasHapus
  3. terharu, Mat ..

    aku dadi eleng kata-kata saktine Albert Einstin: "Try to become not a man of success, but try rather to become a man of value."

    semoga Tuhan memberikan ganti yang lebih baik..

    BalasHapus