Walau sudah lama nggak (jarang) bersentuhan dengan atmosfer kehidupan Lamongan, baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, agama, maupun politik, aku masih tetap ingat kalau tanggal 26 Mei adalah Hari Jadi Lamongan.
Selamat Hari Jadi Lamongan yang ke-442, "Semoga...." (terhenti sebentar). Kota yang sejak berdiri tanggal 26 Mei 1569 ini, masih menjadi kota terbaikku. Walaupun sudah lama nggak megang KTP Lamongan lagi semenjak menikah, toh bolehlah masih berharap banyak pada kota tempat aku menghabiskan kanak-kanak dan berpeluk rindu dengan keluarga dan sanak. Apalagi sebagai putera asli Lamongan saya tak bisa melepaskan identitas saya dimanapun sebagai orang asli Jawa Timur khususnya Lamongan. Opo maneh lambe sik durung lali ngomong boso Jowo, lengkap sak pisuhane pisan. Bagaimanapun juga, saya selalu bangga!
"Semoga Lamongan selalu belajar bahwa untuk menjadi besar tak harus mengadopsi dan meniru tingkah pola kota-kota besar yang tidak sesuai dengan iklim dan kultur masyarakat Lamongan."
"Semoga Lamongan selalu bisa memberikan 'lahan pangan' kepada seluruh warganya, bukan masyarakat tertentu saja."
"Semoga Lamongan menjadi rumah yang indah, bandar madani di pesisir utara Jawa Timur, dengan ekonomi yang berkembang pesat."
"Semoga Pemerintah dan aparatur daerah selalu memberikan contoh yang baik dan cermin bagi masyarakat Lamongan. Bukan KKN yang ingin kami dengar di berita berita dan koran. Tapi sebuah kota percontohan dimana kota yang bersendikan madani dengan kultur pesisir utara yang bermartabat, dan sinergi dalam ekonomi."
"Dan.... terakhir, semoga Lamongan selalu menjadi kota harapan bagi kaum 'pinggiran' untuk meningkatkan derajat di mata sosial dan agama."
Aaamiin.....Aaamiin Ya Robbal Alamin
Batam, 26 Mei 2011
Selamat Hari Jadi Lamongan yang ke-442, "Semoga...." (terhenti sebentar). Kota yang sejak berdiri tanggal 26 Mei 1569 ini, masih menjadi kota terbaikku. Walaupun sudah lama nggak megang KTP Lamongan lagi semenjak menikah, toh bolehlah masih berharap banyak pada kota tempat aku menghabiskan kanak-kanak dan berpeluk rindu dengan keluarga dan sanak. Apalagi sebagai putera asli Lamongan saya tak bisa melepaskan identitas saya dimanapun sebagai orang asli Jawa Timur khususnya Lamongan. Opo maneh lambe sik durung lali ngomong boso Jowo, lengkap sak pisuhane pisan. Bagaimanapun juga, saya selalu bangga!
"Semoga Lamongan selalu belajar bahwa untuk menjadi besar tak harus mengadopsi dan meniru tingkah pola kota-kota besar yang tidak sesuai dengan iklim dan kultur masyarakat Lamongan."
"Semoga Lamongan selalu bisa memberikan 'lahan pangan' kepada seluruh warganya, bukan masyarakat tertentu saja."
"Semoga Lamongan menjadi rumah yang indah, bandar madani di pesisir utara Jawa Timur, dengan ekonomi yang berkembang pesat."
"Semoga Pemerintah dan aparatur daerah selalu memberikan contoh yang baik dan cermin bagi masyarakat Lamongan. Bukan KKN yang ingin kami dengar di berita berita dan koran. Tapi sebuah kota percontohan dimana kota yang bersendikan madani dengan kultur pesisir utara yang bermartabat, dan sinergi dalam ekonomi."
"Dan.... terakhir, semoga Lamongan selalu menjadi kota harapan bagi kaum 'pinggiran' untuk meningkatkan derajat di mata sosial dan agama."
Aaamiin.....Aaamiin Ya Robbal Alamin
Batam, 26 Mei 2011