Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

09 November 2012

Dampak Revolusi Hijau

Dalam upaya memenuhi ketahanan pangan dan mencegah kelaparan bagi penduduk dunia, akhirnya mulailah dicanangkan gerakan Revolusi Hijau sekira tahun 1954. Dimana Revolusi Hijau ini mulai dilakukan pada negara-negara berkembang.

Revolusi Hijau ini mendasarkan diri pada empat pilar penting, yaitu:
1.Penyediaan air melalui sistem irigasi
2.Pemakaian pupuk kimia secara optimal
3.Penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu
4.Penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas

Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu.

Namun setiap perubahan atau langkah yang dilakukan pasti membawa efek, baik itu efek positif dan efek negatif. Berikut ini dampak yang terjadi atas pencanangan gerakan Revolusi Hijau.

Dampak Positif:
1.Penggunaan mesin traktor untuk pengolahan sawah dan tanah
2.Teknologi hujan buatan
3.Penggunaan mesin untuk memanen gandum atau padi
4.Ditemukannya mesin penggiling padi dan gandum
5.Intensifikasi dalam dunia pertanian
6.Ditemukannya bibit unggul

Dampak Negative:
1.System bagi hasil mengalami perubahan
2.System panen bersama berubah menjadi system upah
3.Kesempatan kerja di pedesaan berkurang karena diganti menjadi mesin
4.Timbul urbanisasi karena di desa tidak ada pekerjaan
5.System ekonomi desa makin luas
6.Ketergantungan pada pupuk kimia makin besar
7.Biaya produksi dan perawatan makin mahal
8.Polusi tanah dan kematian berbagai jenis hewan karena obat hama
9.Penanaman tidak memperhatikan siklus akan mengakibatkan kebalnya hama
10.Timbul kerusakan hutan karena tebang kayu dengan mesin

Sadarkah bahwa kita telah membuat porak poranda tatanan keanekaragaman hayati tanaman. Ketamakan manusia telah membuat kita hanya memilih varietas tertentu saja, 'menghilangkan' varietas yang kurang menguntungkan bagi manusia. Siapa pula yang peduli pada kelanjutan keturunan si semangka dengan congkaknya kita menghilangkan kodrat alami makhluk hidup untuk berbiji, dan lain-lain... dan lain-lain.

Bagi para petani, ini membuat tergantung pada varietas tanaman tertentu yang 'dipilihkan' dan tergadainya nasib petani pada benih-benih hasil produksi para kapitalis? Belum lagi ditambah pupuk yang harus dipakai, obat pembasmi hama yang cocok, dan ongkos produksi lain. Belum lagi ditemukannya banyak kasus bahwa akan terjadinya kerusakan lahan pertanian akibat oba-obatan yang dipakai.

Akan tetapi milyaran manusia di dunia tidak mengalami bahaya kelaparan. Benarkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar