Sebenarnya masyarakat gak perlu risau tentang terorisme di Indonesia. Kalau kita bisa jeli melihat target-target yang dijadikan teror bomnya kita tentu tidak perlu khawatir. Lha wong sudah jelas, mari kita coba kenali lebihh jauh, ciri-cirinya adlahh sebagai berikut:
- Tempat dimana musuh-musuh umat Islam bercokol (negara yang selalu memusuhi dunia Islam). Contoh realnya adalah: Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Italia. Maka dari itu berhati-hatilah konjen-konjen atau kedutaan besar negara tersebut, karena targetnya adalah pemerintah negara tersebut. Adapun orang Indonesia yang bekerja di tempat ini berarti mengkhianati Islam.
- Tempat-tempat maksiat, tempat dimana kedzoliman berada di tengah-tengah kehidupan umat, yang bisa menjadi penghalang umat Islam menjalankan ibadah dan kehilangan akhlaqnya. Contoh realnya adalah: Diskotik, lokalisasi, club-club malam.
- Perusahaan-perusahaan asing terutama 4 negara yang telah disebut diatas, yang menguasai hajat hidup rakyat, sehingga bisa merusak akidah dan keimanan seseorang. Contoh realnya adalah: perusahaan minyak, oil dan gas.
- Segala hal yang bisa menjadikan kehidupan umat Islam terganggu dan rusak moralnya. Salah satu contoh realnya adalah: kedatangan MU di saat umat Islam akan memperingati Isra' Mi'raj.
Itulah sasaran-sasaran Noordin selama ini. Noordin dkk pasti tak akan mengebom pasar atau supermarket dimana banyak orang Islam berbelanja. Noordin dkk itu hanya menjalankan / menegakkan akidah sesuai yang dia yakini.
Media telah menyetir atau memprovokasi dengan mengarahkan paradigma buruk tentang mereka. Berbagai pihak seolah berlomba-lomba membuat stigma negatif tentang perjuangan Noordin dkk, Bagi saya Noordin melakukan hal ini karena merasa tak ada jalan lain untuk merubah kehidupan umat Islam menjadi lebih berakhlaq dan beriman lagi.
Noordin M. Top adalah Berandal Lokajaya
Bagi saya sosok Noordin M Top ini malah seperti Berandal Lokajaya. Berandal Lokajaya, yang bernama asli Raden Syahid itu yang kelak setelah berguru pada Sunan Bonang bergelar menjadi Sunan Kalijaga.
Berandal Lokajaya, adalah seorang perampok, kriminal, dan buron pemerintah. Namun dia tidak sembarangan merampok, targetnya pun jelas yaitu para saudagar kaya yang kikir & tamak, serta pegawai kerajaan yang korup. Hartanya pun tidak dia nikmati sepeserpun, dia bagi-bagikan pada rakyat miskin dan menderita yang membutuhkan. Dia berbuat ini atas dasar keprihatinan pada penderitaan rakyat, rasa kecewa pada pemerintah yang acuh. Maka mungkin lewat jalan ini dia bisa memberikan kebahagiaan pada rakyat sekitarnya.
Hingga akhirnya dia sadar setelah bertemu Sunan Bonang yang mengatakan bahwa perbuatan Lokajaya itu ibarat mencuci baju dengan air kencing. Niat baik harus didukung dengan cara yang lebih mulya.
Akhirnya setelah bisa merangkul pemerintahan beliau lebih memfokuskan penyebaran agama dan perbaikan akhlaq melalui jalur dakwah melalui orang-orang istana, melalui pengaruhnya kepada adik iparnya yang menjabat pemerintahan di Tuban, dan muridnya Karebet -yang kelak bergelar Sultan Hadiwijaya di Kesultanan Pajang.
Kembali lagi ke sosok Noordin yang menjadi salah satu sang fenomena teroris di tahun 2000-an. Mereka adalah sosok yang keras kalau sudah berurusan dengan akidah dan kaum kafirin atau annasir-annasir jahat di negara kaum muslim. Saya rasa, negara Indonesia ini menyatakan 80 persen lebih penduduknya Islam. Namun ternyata Indonesia adalah negara yang sangat tidak jelas agamanya. Dimana adat istiadat kesukuan ternyata lebih erat daripada hubungan manusia dengan Tuhan. Hal itu bisa kita lihat bahwa agama masih sebatas keyakinan untuk beribadah saja, belum mengatur pada ahlak dan tata cara bertingkah laku di kehidupan bermasyarakat ini, ironis memang.
Padahal perilaku yang didasarkan adat dan budaya lambat laun akan berasimilasi dengan budaya yang lebih kuat, dan rentan berubah. Dimana kebudayaan yang paling kuat di dunia adalah kebudayaan modern produk dari barat, yang didominasi oleh Eropa dan Amerika yang banyak dihuni golongan kaum kafirin. Indonesia di abad modern ini sudah sangat kental dengan budaya barat, begitu pula dengan pemerintahan di Indonesia. Pengaruh jahat dari kaum kafirin ini lebih mendominasi sehingga merubah sedikit demii sedikit pola bergaul (berkehidupan) masyarakat muslim di Indonesia. Hukum-hukum pun dibuat lebih mengikuti golongannya sehingga kita melupakan kaidah atau syariah agama islam itu sendiri. Dan lambat laun negara kita bergerak menjadi negara yang tidak jelas statusnya. Demokrasi, liberalis, dan sekuler, itu mungkin status negara ini.
Andai Noordin dkk, bisa menyebarkan dakwahnya dengan jalan damai melalui pemerintahan yang jujur, adil, beriman, dan berakhlaq, tentu teror bom itu tidak akan terdengar lagi. Semoga semakin banyak noordin-noordin baru yang lebih mujur bisa menyentil pemerintahan negara ini dengan mulya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar