Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

19 Agustus 2009

Wolak Walike Zaman

Sing Becik Ora Digugu, Sing Ala Malah Ditanggap

Salah siapa dunia jadi seperti ini, salah siapa manusia-manusia Indonesia berbuat rusak seperti ini. Bagiku ini adalah tragedi sosial, mungkin pantas disebut kiamat. Hari ini aku melihat lagi kejadian yang membuatku terenyuh dan menangis di hati. Seorang pemakai narkoba telah bebas dari rutan, kebetulan dia aktor film. Dia sudah masuk bui dua kali dengan kasus yang sama. Namun siapa kira media justru mengangkat topik itu seolah tiada yang salah dengan perilakunya seperti biasa saja. Bahkan parahnya pengalaman masuk bui gara-gara obat-obatan terlarang, atau narkoba dianggap suatu hal yang menarik. Anehnya dengan citra buruk seperti itu kok ya, pihak entertainment malah melihatnya menarik. Hah... gimana sih dunia ini, aneh wong rusak kok malah dianut, dipuja-puja koyo ratu.

Lain halnya kalo orang-orang yang bebas dari bui adalah figur-figur yang melakukan kriminalitas karena keterpaksaan. Misalnya mengutil, mencuri barang demi menambah uang buat menyambung kelanjutan hidup keluarga. Mereka sudah dianggap buruk di kalangan masyarakatnya tinggal. Seolah dia adalah parasit yang harus dijauhi dan kalau perlu dibasmi saja.

Apalagi jika yang baru bebas itu ditahan karena tersangkut 'terorisme'. Wah... ini seolah musibah bagi kalangan tetangga sekitar. Saya yakin mereka pastii mengusir jauh-jauh orang tersebut dari kampung asalnya bila dia telah bebas. Padahal dia dianggap teroris yang bermotifkan agama oleh pemerintah... belum tentu salah secara akidah. Mungkin dia memegang teguh ajaran, dan sangat konservatif pada akidah-akidah agama sehingga melabrak apa yang diatur Pemerintah.

Kalau sudah begini siapa yang benar siapa yang salah sudah gak jelas dimata atau bahkan di hati kita. Kita sendiri mampu berkata benar itu karena ada perbandingannya yaitu landasan hukum, moral, atau bisa akidah agama. Masalahnya sekarang, benar menurut kita apakah benar menurut Allah Swt, Tuhan penguasa alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar