Bulan Maret, bulan ketiga di awal tahun 2010 telah datang saya mencoba menyapanya dengan introspeksi diri. Hah... rupanya selama ini saya kok merasa jadi manusia yang tanggung, manusia yang setengah-setengah. Tak dapat dipungkiri memang walaupun jasad saya berada di Batam namun hati saya ini memendam kerinduan pada kampung halaman. Inilah yang jadi problema, hidup jadi nggak bisa lepas dan lebih berani.
Meski sudah hampir menginjak tahun kelima saya bermukim disini namun saya masih merasa, ini hanya sementara, kehidupan saya ada di Lamongan atau Surabaya. Huh... berat memang kalau punya pikiran kayak gitu.
Saya sebenarnya pingin punya pikiran kayak Cortez sang penjelajah dari Spanyol, terus terang saya kagum kalau bisa punya semangat kayak dia. Ketika dengan gagah berani dan penuh tekad, dia membakar kapalnya sendiri agar dia dan pasukannya punya niat yang kuat untuk mendapatkan hasil (emas) di tanah Indian suku Aztec pimpinan Montezuma. Hingga kelak dia bisa pulang membawa kapal yang lebih besar dengan muatan emas yang berlimpah.
Ya... terkadang jarang melihat orang berpendirian kuat seperti itu, aku sempat bermimpi bisa sepertinya tapi rasanya kini hanya sebatas mimpi semu. Ya.... hidup itulah perjuangan, impian manusia pun beda-beda. Bagi saya impian saya adalah, membawa kebahagiaan bagi sesama baik itu untuk anak istri dan orang tua.
Saya punya impian agar kami sekeluarga ini bisa berkumpul dengan kondisi yang sedemikian dekat, bukan terpisah jarak dan waktu, serta bisa hidup layak bersama mereka (orang tua). Rasanya saya sangat berdosa sekali kepada mereka kalau membiarkan mereka sendiri di saat-saat masa tua. Buat apa mencari uang sampai jauh-jauh jika tak pernah kumpul dengan keluarga (setahun cuma sekali atau dua kali saja).
Dan saya berharap tahun ini adalah tahun terakhir saya di tanah Batam ini sebelum akhirnya berkumpul lagi dengan mereka. Saya ingin membahagiakan mereka dengan menemaninya bersama cucu-cucunya. Hah... sudah terlanjur jadi setengah manusia di sini masak mau diteruskan. Beberapa kematian keluarga dekat terlewat, beberapa pernikahan saudara sepupu juga bahkan terkadang lebaran pun terlewati tanpa kebersamaan keluarga besar kami. Apakah ini yang dinamakan hidup? Manusia sebagai makhluk sosial layaknya tak begitu. Walau saya juga nggak setuju dengan falsafah orang Jawa ”Mangan gak mangan sing penting kumpul.” Yang saya setujui ya, ”Kudu iso mangan lan kudu iso kumpul!”
So, aku usahakan semoga tekadku untuk kembali cukup kuat bukan sekedar tanpa punya pertimbangan. Bagiku, dengan memaksa untuk hidup disini terus aku telah mendzolimi banyak orang. Bahkan aku merasa telah merusak sebuah keutuhan keluarga, pada beberapa orang aku merasa berdosa dimana terlalu pribadi untuk kuungkapkan disini. Apalagi aku takut terlambat, takut hanya bisa bertemu dengan mereka di saat-saat terakhir sebelum berpisah selamanya.
jadi telah kuputuskan untuk kembali pulang. Selamat tinggal Neverland, I can't stay too long anymore. I will touch the sky at another place! Jangan pernah kuatir kehilangan rezeki karena Allah selalu memberikan rezeki lewat caranya masing-masing.
(Ditulis oleh: Rakhmat ”Yo2k” Wijaya, dalam kondisi sadar)
Meski sudah hampir menginjak tahun kelima saya bermukim disini namun saya masih merasa, ini hanya sementara, kehidupan saya ada di Lamongan atau Surabaya. Huh... berat memang kalau punya pikiran kayak gitu.
Saya sebenarnya pingin punya pikiran kayak Cortez sang penjelajah dari Spanyol, terus terang saya kagum kalau bisa punya semangat kayak dia. Ketika dengan gagah berani dan penuh tekad, dia membakar kapalnya sendiri agar dia dan pasukannya punya niat yang kuat untuk mendapatkan hasil (emas) di tanah Indian suku Aztec pimpinan Montezuma. Hingga kelak dia bisa pulang membawa kapal yang lebih besar dengan muatan emas yang berlimpah.
Ya... terkadang jarang melihat orang berpendirian kuat seperti itu, aku sempat bermimpi bisa sepertinya tapi rasanya kini hanya sebatas mimpi semu. Ya.... hidup itulah perjuangan, impian manusia pun beda-beda. Bagi saya impian saya adalah, membawa kebahagiaan bagi sesama baik itu untuk anak istri dan orang tua.
Saya punya impian agar kami sekeluarga ini bisa berkumpul dengan kondisi yang sedemikian dekat, bukan terpisah jarak dan waktu, serta bisa hidup layak bersama mereka (orang tua). Rasanya saya sangat berdosa sekali kepada mereka kalau membiarkan mereka sendiri di saat-saat masa tua. Buat apa mencari uang sampai jauh-jauh jika tak pernah kumpul dengan keluarga (setahun cuma sekali atau dua kali saja).
Dan saya berharap tahun ini adalah tahun terakhir saya di tanah Batam ini sebelum akhirnya berkumpul lagi dengan mereka. Saya ingin membahagiakan mereka dengan menemaninya bersama cucu-cucunya. Hah... sudah terlanjur jadi setengah manusia di sini masak mau diteruskan. Beberapa kematian keluarga dekat terlewat, beberapa pernikahan saudara sepupu juga bahkan terkadang lebaran pun terlewati tanpa kebersamaan keluarga besar kami. Apakah ini yang dinamakan hidup? Manusia sebagai makhluk sosial layaknya tak begitu. Walau saya juga nggak setuju dengan falsafah orang Jawa ”Mangan gak mangan sing penting kumpul.” Yang saya setujui ya, ”Kudu iso mangan lan kudu iso kumpul!”
So, aku usahakan semoga tekadku untuk kembali cukup kuat bukan sekedar tanpa punya pertimbangan. Bagiku, dengan memaksa untuk hidup disini terus aku telah mendzolimi banyak orang. Bahkan aku merasa telah merusak sebuah keutuhan keluarga, pada beberapa orang aku merasa berdosa dimana terlalu pribadi untuk kuungkapkan disini. Apalagi aku takut terlambat, takut hanya bisa bertemu dengan mereka di saat-saat terakhir sebelum berpisah selamanya.
jadi telah kuputuskan untuk kembali pulang. Selamat tinggal Neverland, I can't stay too long anymore. I will touch the sky at another place! Jangan pernah kuatir kehilangan rezeki karena Allah selalu memberikan rezeki lewat caranya masing-masing.
(Ditulis oleh: Rakhmat ”Yo2k” Wijaya, dalam kondisi sadar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar