Kasus BMW maut yang melibatkan putera pejabat publik sekaligus besan Presiden SBY, Hatta Rajasa terus bergulir. Kontroversi tentang sikap polis yang pilih kasih pada Rasyid Amrullah sang pengemudi BMW tersebut, tak henti-hentinya menjadi santapan publik.
Banyak pihak mencibir kelambanan polisi dibanding saat menangani kasus lainnya seperti Afriyani ataupun Novi Amalia. Saat itu, polisi seperti tidak mengindahkan faktor psikologis sang pelaku dan langsung ditahan. Tetapi... yang sekarang terjadi bagaimana? Dengan alasan kesehatan pelaku seperti mendapat keistimewaan.
Oke ngomongin politik bursa Capres 2014, menurut saya Hatta Rajasa adalah calon yang sangat potensial untuk menjadi Presiden di 2014. Apalagi era SBY sudah habis dan Demokrat sepertinya kekurangan figur pengganti yang mampu menyamai kepopulerannya (ketertarikan pemilih untuk memilih figur).
Paling banter Demokrat mungkin hanya menempatkan kadernya untuk mendampingi Hatta Rajasa. Akan blunder akibatnya jika menempatkan Anas menjadi figur Capres dari Demokrat.
Apalagi hubungan antara SBY dan Hatta tak bisa dipandang sebagai hubungan besan. Ini lebih seperti pelari pertama memberikan tongkat estafet pada penerusnya. Memang, pesaing capres lainnya seperti Prabowo tentu menjadi saingan utama dalam perebutan lomba meraih RI 1.
Namun faktor electoral threshold yang katanya diusulkan hingga 3% atau lebih, seperti menjadi mimpi buruk bagi kubu Gerindra. Apalagi kongsi politik dengan PDIP kini seperti terpecah belah pasca kesuksesan Jokowi menjadi Gubernur DKI. Belum lagi kehadiran partai Nasdem yang ingin mengganggu kemapanan partai-partai new comer PEMILU 2009 seperti Gerindra dan Hanura.
Tentu saja masih ada kubu Aburizal Bakrie yang ngayel maju mewakili Golkar. Tapi seperti Bakrie tak pernah menyadari bahwa usahanya maju jadi Capres bakalan sia-sia menggaet simpati publik. Publik masih lebih lekat ingatannya tentang bencana lumpur Lapindo dibanding kiprahnya di masyarakat.
Jadi figur Hatta Rajasa adalah figur yang sungguh sangat tepat untuk Capres 2012. Namun dengan kasus tabrakan BMW seperti yang dialami puteranya Rasyid Amrullah, dia seperti dihadapkan pada pertaruhan politik. Apakah menyelamatkan keluarga, atau menyelamatkan citranya di publik dengan membiarkan kasusnya berjalan adil, dan jauh dari campur tangan kekuasaan.
Saran saya, jika Hatta ingin dianggap pemimpin yang terpuji, laksanakan proses hukum sebagaimana mestinya. Dan dengan sendirinya simpati publik akan mengalir. Dan yang jelas harapan di 2014 semakin besar. Akan beda kasus kalau seandainya dia turut campur pada kasus yang membelit anaknya.
Banyak pihak mencibir kelambanan polisi dibanding saat menangani kasus lainnya seperti Afriyani ataupun Novi Amalia. Saat itu, polisi seperti tidak mengindahkan faktor psikologis sang pelaku dan langsung ditahan. Tetapi... yang sekarang terjadi bagaimana? Dengan alasan kesehatan pelaku seperti mendapat keistimewaan.
Oke ngomongin politik bursa Capres 2014, menurut saya Hatta Rajasa adalah calon yang sangat potensial untuk menjadi Presiden di 2014. Apalagi era SBY sudah habis dan Demokrat sepertinya kekurangan figur pengganti yang mampu menyamai kepopulerannya (ketertarikan pemilih untuk memilih figur).
Paling banter Demokrat mungkin hanya menempatkan kadernya untuk mendampingi Hatta Rajasa. Akan blunder akibatnya jika menempatkan Anas menjadi figur Capres dari Demokrat.
Apalagi hubungan antara SBY dan Hatta tak bisa dipandang sebagai hubungan besan. Ini lebih seperti pelari pertama memberikan tongkat estafet pada penerusnya. Memang, pesaing capres lainnya seperti Prabowo tentu menjadi saingan utama dalam perebutan lomba meraih RI 1.
Namun faktor electoral threshold yang katanya diusulkan hingga 3% atau lebih, seperti menjadi mimpi buruk bagi kubu Gerindra. Apalagi kongsi politik dengan PDIP kini seperti terpecah belah pasca kesuksesan Jokowi menjadi Gubernur DKI. Belum lagi kehadiran partai Nasdem yang ingin mengganggu kemapanan partai-partai new comer PEMILU 2009 seperti Gerindra dan Hanura.
Tentu saja masih ada kubu Aburizal Bakrie yang ngayel maju mewakili Golkar. Tapi seperti Bakrie tak pernah menyadari bahwa usahanya maju jadi Capres bakalan sia-sia menggaet simpati publik. Publik masih lebih lekat ingatannya tentang bencana lumpur Lapindo dibanding kiprahnya di masyarakat.
Jadi figur Hatta Rajasa adalah figur yang sungguh sangat tepat untuk Capres 2012. Namun dengan kasus tabrakan BMW seperti yang dialami puteranya Rasyid Amrullah, dia seperti dihadapkan pada pertaruhan politik. Apakah menyelamatkan keluarga, atau menyelamatkan citranya di publik dengan membiarkan kasusnya berjalan adil, dan jauh dari campur tangan kekuasaan.
Saran saya, jika Hatta ingin dianggap pemimpin yang terpuji, laksanakan proses hukum sebagaimana mestinya. Dan dengan sendirinya simpati publik akan mengalir. Dan yang jelas harapan di 2014 semakin besar. Akan beda kasus kalau seandainya dia turut campur pada kasus yang membelit anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar