Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

13 Januari 2010

Tikus Tikus Ada Dimana-Mana

Tikus-tikus, tak bisa melihat makanan menganggur diatas meja, sedikit saja lengah langsung disikat! Berkali-kali aku mencoba mencari tempat yang aman dari si tikus nakal ini. Mulai ditaruh di atas meja sampai di dalam lemari, mereka masih saja bisa mengendus.

Apalagi bila malam hari tiba ketika kita asyik dilenakan oleh lelapnya tidur. Tikus-tikus itu tak jemu beraksi mencari kesempatan. Rumah yang tertutup rapat pun tak membuat aksi mereka berhenti. Selama masih ada lobang dan kesempatan, tikus-tikus selalu berjalan kesana-kemari, menerobos rumah-rumah yang tertidur. Roti, nasi, ikan ataupun segala yang bisa dimakannya dicari. Tikus-tikus pun masuk kamar, entah apa yang dicari? Apa hendak meniduri istriku? Tikus-tikus ada dimana-mana, mengacak-ngacak segala perabotan dan buku-bukuku.

Tikus-tikus ada dimana-mana, aku terbangun mencari pentungan namun mereka pandai berkelit dan menghindar. Apa mereka belajar ilmu silat juga? Malah perabotan rumah yang rusak terkena amukanku. Tikus-tikus memanglah lihai, cepat larinya kalau mencari perlindungan.

Kali ini lobang-lobang kecil di rumah telah kututupi dengan kawat yang rapat. Saya berdoa agar kali ini tikus-tikus gagal dalam misinya kali ini. Tapi malam hari suara eratan gigi-gigi mereka mengusik tidurku. Tapi kubiarkan, lama kelamaan senyap, tak lama kemudian kudengar grusa-grusu di area dapur lalu merembet ke ruang tamu.

Hiaaat!!!! Aku kembali beraksi dengan pentunganku, namun kembali hanya lantai kosong yang kudapat. Tikus-tikus ini sungguh berani, sayang sekali kenapa mereka berlaku seperti ini. Padahal sampah sisa makanan telah kutaruh di luar, tapi dasar rakus mereka tak pernah puas pada yang di dapat. Sebuah lubang kecil di bawah pintu seukuran tubuhnya, telah menjadi jalan masuknya sekarang. Tentu saja ini membuatku gemas sekaligus murka.

Apakah rumah yang harus dibentengi atau tikusnya yang harus diberantas? Idealnya sih, tikus-tikus nakal ini harusnya dibasmi, dicincang, dan dimusnahkan dari peredaran dunia. Termasuk anak, cucu, dan cicit-cicitnya, kalau genocide yang seperti ini, saya kira halal hukumnya. Harusnya tikus-tikus ini kubunuh disarangnya, bukan ketika sudah masuk rumahku. Tikus-tikus aku ingin kalian mampus!!!
Tikus-tikus negara tak ada tempat untukmu di hatiku. Cuma satu kata, ”Habisi!”


Mengisi kekosongan kerjaan di perusahaan yang terguncang.
Batam, 13 Januari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar