Saya sebenarnya mau berpanjang lebar membahas ini itu tentang pernikahan tetapi saya rasa percuma. Saya hanya mencoba membagi apa pendapat saya pribadi tentang konsep pernikahan.
Kali ini saya akan bercerita tentang konsep pernikahan yang saya yakini. Bagi saya, menikah itu adalah menyatukan dua pribadi untuk berjalan dalam wadah yang sama untuk tetap mengarungi luasnya samudera kehidupan.
Kenapa harus menikah?
Toh, tanpa menikah pun kita tetap bisa mengarungi samudera kehidupan sendiri. Atau tanpa menikah pun, kita juga bisa bersama-sama dengan pasangan kita untuk mengarungi hidup.
Itu semua benar, tapi itu saya kembalikan kepada anda sekalian. Namun bagi saya, dengan menikah itu membuat perbedaan besar antara manusia dan binatang. Begitu pula mengapa kita disarankan menikah, toh itu sudah diatur dalam prinsip hidup yang saya yakini.
Yang jadi masalah mungkin kesiapan dari masing-masing individu. Apakah hanya karena cinta kita harus menikah? lalu apakah ini benar cinta? Bukannya hanya nafsu untuk melampiaskan syahwat saja!
Hmm... lantas bagaimana yang menyebabkan cinta harus menikah. Cinta tak harus seiya sekata, tak harus sama, tak harus memiliki cara pandang yang sama, namun ada suatu titik temu diantara kedua individu.
Bagi saya yang seorang cowok ketika mulai memutuskan untuk menikah dengan pasangan, saya punya visi kedepan yang mungkin tetap terbatas, jaminan kemapananan pun masih berawan (tidak jelas), dan semuanya serba berawan. Jadi apa yang bisa diharapkan pada saya?
Saat itu saya masih berusia 27 tahun, kalau ditanya visi kedepan, saya tak bisa memandang cara yang sama dengan orang usia 40 tahunan yang sudah kenyang makan asam garam kehidupan. Saya hanyalah anak muda yang penuh ambisi dan masih ingin menaklukan tantangan. Jadi, anda tidak bisa memaksa saya untuk menjadi seperti mereka yang sudah tua.
Yang saya punyai hanyalah keyakinan, tanggung jawab, cinta, dan kesetiaan. Dan saya tidak meminta banyak pada pasangan hidup saya. Hanya tolong berikanlah saya cinta dan kesetiaan, Itu saja!
Saya pikir, itu modal yang cukup besar untuk membina suatu rumah tangga. Bukan harta, jabatan, atau fisik yang rupawan karena semuanya hanya bersifat fana.
Dengan tanggung jawab dan kerja keras, apa yang belum ada jadi ada. Apa yang hanya ada dalam mimpi bisa diwujudakan. Cara pandang pun menghadapi masalah dan menuju kebahagiaan hidup pun akan berubah seiring berjalannya waktu. Semua bisa karena biasa, learning by doing.
Semakin banyak masalah yang mendera kehidupan berumahtangga maka pilihannya hanya dua.
Bila kerangka dasarnya kuat, maka dengan adanya cobaan maka akan selalu meningkatkan kemampuan kita menjalani hidup ini. Namun jika kerangka dasarnya lemah, maka semuanya pun bisa hancur berantakan dan kembali tercerai berai.
Apa kerangka dasar itu? Tak lain seperti yang sudah saya uraikan yaitu cinta, kesetiaan, keyakinan, dan tanggung jawab.
Kali ini saya akan bercerita tentang konsep pernikahan yang saya yakini. Bagi saya, menikah itu adalah menyatukan dua pribadi untuk berjalan dalam wadah yang sama untuk tetap mengarungi luasnya samudera kehidupan.
Kenapa harus menikah?
Toh, tanpa menikah pun kita tetap bisa mengarungi samudera kehidupan sendiri. Atau tanpa menikah pun, kita juga bisa bersama-sama dengan pasangan kita untuk mengarungi hidup.
Itu semua benar, tapi itu saya kembalikan kepada anda sekalian. Namun bagi saya, dengan menikah itu membuat perbedaan besar antara manusia dan binatang. Begitu pula mengapa kita disarankan menikah, toh itu sudah diatur dalam prinsip hidup yang saya yakini.
Yang jadi masalah mungkin kesiapan dari masing-masing individu. Apakah hanya karena cinta kita harus menikah? lalu apakah ini benar cinta? Bukannya hanya nafsu untuk melampiaskan syahwat saja!
Hmm... lantas bagaimana yang menyebabkan cinta harus menikah. Cinta tak harus seiya sekata, tak harus sama, tak harus memiliki cara pandang yang sama, namun ada suatu titik temu diantara kedua individu.
Bagi saya yang seorang cowok ketika mulai memutuskan untuk menikah dengan pasangan, saya punya visi kedepan yang mungkin tetap terbatas, jaminan kemapananan pun masih berawan (tidak jelas), dan semuanya serba berawan. Jadi apa yang bisa diharapkan pada saya?
Saat itu saya masih berusia 27 tahun, kalau ditanya visi kedepan, saya tak bisa memandang cara yang sama dengan orang usia 40 tahunan yang sudah kenyang makan asam garam kehidupan. Saya hanyalah anak muda yang penuh ambisi dan masih ingin menaklukan tantangan. Jadi, anda tidak bisa memaksa saya untuk menjadi seperti mereka yang sudah tua.
Yang saya punyai hanyalah keyakinan, tanggung jawab, cinta, dan kesetiaan. Dan saya tidak meminta banyak pada pasangan hidup saya. Hanya tolong berikanlah saya cinta dan kesetiaan, Itu saja!
Saya pikir, itu modal yang cukup besar untuk membina suatu rumah tangga. Bukan harta, jabatan, atau fisik yang rupawan karena semuanya hanya bersifat fana.
Dengan tanggung jawab dan kerja keras, apa yang belum ada jadi ada. Apa yang hanya ada dalam mimpi bisa diwujudakan. Cara pandang pun menghadapi masalah dan menuju kebahagiaan hidup pun akan berubah seiring berjalannya waktu. Semua bisa karena biasa, learning by doing.
Semakin banyak masalah yang mendera kehidupan berumahtangga maka pilihannya hanya dua.
Bila kerangka dasarnya kuat, maka dengan adanya cobaan maka akan selalu meningkatkan kemampuan kita menjalani hidup ini. Namun jika kerangka dasarnya lemah, maka semuanya pun bisa hancur berantakan dan kembali tercerai berai.
Apa kerangka dasar itu? Tak lain seperti yang sudah saya uraikan yaitu cinta, kesetiaan, keyakinan, dan tanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar