Minggu kemarin perhatianku tersita oleh Rio. Ada banyak berita tentang Rio yang mendistorsi diriku.
Mulai tentang ajang olimpiade 2016 yang diselenggarakan di Brazil, tepatnya di kota Rio de Janeiro. Otomatis tayangan di televisi lebih banyak bombastis menyorot hiruk pikuk ajang olahraga dunia 4 tahunan ini. Mulai dari bola, hingga rasa bangga Indonesia yang mulai dapat medali dari angkat berat. Hingga target medali lain dari cabor (cabang olahraga) lainnya yang menjadi favorit, seperi bulutangkis dan panahan. Ya.. semoga prestasi Indonesia bisa lebih baik lagi dan meraih emas lebih banyak lagi. Tapi jika tidak bisa, semoga kegagalan meraih target, bisa membuat kita introspeksi dan belajar untuk meraih prestasi yang lebih banyak lagi.
Kabar Rio berikutnya, adalah tentang Rio Haryanto. Pebalap kebanggaan Indonesia yang menjadi driver F1 Manor Racing, kini didepak dari kursi pebalap utama dan harus rela menjadi cadangan dari Pascal Wehrlein dan Esteban Ocon. Tentu saja ya, karena Rio menjadi pebalap karena bukan masuk berdasarkan draft pebalap yang diincar karena prestasinya yang tidak mengkilat-kilat amat. Tetapi masuk melalui jalur pay driver. Artinya jadi pebalap karena menyetor dana ke pihak Manor Racing. Dananya sih harusnya USD 15 Juta, tapi sampai bergulir lebih setengah musim, masih nyetor USD 8 Juta. Ya... rela nggak rela, ya mesti angkat kaki, toh prestasi yang ditorehkan Rio tak lebih baik dari Pascal Wehrlein. By the way, semoga kedepannya Rio bisa introspeksi danlebih baik lagi
Rio yang ketiga ini, tentang saudara sepupuku yang katanya kecelakaan dan sempat opname di rumah sakit. Kabarnya jadi heboh ternyata si Rio ini sudah didepak (DO) dari kampusnya di salah satu universitas negeri di Kota Malang. Ya... tentu saja jadi heboh karena keluarga besar rata-rata jadi kalangan pendidik, dan mereka percaya bahwa meraih titel Sarjana atau Diploma itu suatu kewajiban. Dan sangat menyayangkan jika sudah masuk universitas negeri dan ternyata harus berhenti di tengah jalan.
Ya... semoga Rio-Rio ini, bisa memberikan inspirasi dan pelajaran di minggu ini.
Mulai tentang ajang olimpiade 2016 yang diselenggarakan di Brazil, tepatnya di kota Rio de Janeiro. Otomatis tayangan di televisi lebih banyak bombastis menyorot hiruk pikuk ajang olahraga dunia 4 tahunan ini. Mulai dari bola, hingga rasa bangga Indonesia yang mulai dapat medali dari angkat berat. Hingga target medali lain dari cabor (cabang olahraga) lainnya yang menjadi favorit, seperi bulutangkis dan panahan. Ya.. semoga prestasi Indonesia bisa lebih baik lagi dan meraih emas lebih banyak lagi. Tapi jika tidak bisa, semoga kegagalan meraih target, bisa membuat kita introspeksi dan belajar untuk meraih prestasi yang lebih banyak lagi.
Kabar Rio berikutnya, adalah tentang Rio Haryanto. Pebalap kebanggaan Indonesia yang menjadi driver F1 Manor Racing, kini didepak dari kursi pebalap utama dan harus rela menjadi cadangan dari Pascal Wehrlein dan Esteban Ocon. Tentu saja ya, karena Rio menjadi pebalap karena bukan masuk berdasarkan draft pebalap yang diincar karena prestasinya yang tidak mengkilat-kilat amat. Tetapi masuk melalui jalur pay driver. Artinya jadi pebalap karena menyetor dana ke pihak Manor Racing. Dananya sih harusnya USD 15 Juta, tapi sampai bergulir lebih setengah musim, masih nyetor USD 8 Juta. Ya... rela nggak rela, ya mesti angkat kaki, toh prestasi yang ditorehkan Rio tak lebih baik dari Pascal Wehrlein. By the way, semoga kedepannya Rio bisa introspeksi danlebih baik lagi
Rio yang ketiga ini, tentang saudara sepupuku yang katanya kecelakaan dan sempat opname di rumah sakit. Kabarnya jadi heboh ternyata si Rio ini sudah didepak (DO) dari kampusnya di salah satu universitas negeri di Kota Malang. Ya... tentu saja jadi heboh karena keluarga besar rata-rata jadi kalangan pendidik, dan mereka percaya bahwa meraih titel Sarjana atau Diploma itu suatu kewajiban. Dan sangat menyayangkan jika sudah masuk universitas negeri dan ternyata harus berhenti di tengah jalan.
Ya... semoga Rio-Rio ini, bisa memberikan inspirasi dan pelajaran di minggu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar