Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

27 Agustus 2019

Resensi Film Hereditary (2018)


Tadi malam saya nonton film Hereditary. Jujur awalnya saya lupa genre film ini, saya pikir ini film Drama, maklum beberapa hari ini nonton film Drama. Mulai nostalgia ke Notting Hill, Great Expectation, lalu mencari film baru Manchester by The Sea dan film yang aneh, semacam Life Itself. Maka dari itu saya nonton film seperti biasanya jam 10 malam ke atas, untuk menghindari adegan 17+ tersaksikan oleh anak-anak.

Eh, ketika dari awal pembukaan sudah disuguhi dengan aroma kematian, saya langsung ngeh... Waduh ini film Horror! sebenarnya saya nggak takut dengan film Horror Hollywood semacam Sinister, Polaroid, Brightburn dll. Tapi jujur kalau Conjuring series memang rada nggak enak dilihat sendiri malam-malam. Ketika film berjalan saya mulai menebak-nebak fim Horror ttipe gimana nih film.

Film dibuka dengan kematian sang nenek. Setelah sang nenek meninggal, keluarga ini masih terdiri dari 4 orang. Yakni Ayah, Ibu, sang abang seusia remaja, dan si adik cewek yang masih anak-anak. Sang ibu ini seniman, buat seni instalasi rumah (maket) yang mirip kali dengan aslinya. si adik cewek rupanya memiliki bakat seni dari ibunya, yakni suka nggambar apa aja. sang ayah sibuk dengan urusan bisnisnya, dan sang abang yang dalam masa kenakalan remaja, yakni mulai coba-coba ngeganja. Diceritakan juga bahwa si adik ini punya alergi pada kacang, yang mana keluarganya sangat selektif ngasih makan sama dia.

Setelah kematian sang nenek, beberapa kali si ibu melihat penampakan. Bencana mulai muncul ketika sang abang ngeganja di sebuah pesta temannya sambil ngasuh adiknya, dimana ayah dan ibunya ada urusan. Kemudian teror mulai melanda keluarga ini, apalagi ketika sang ibu mulai bisa berkomunikasi dengan roh. OK spoiler, jadi nggak saya jelaskan roh siapa ini.

Kemudian film ini terlihat lebih kelam dan aura mistis mulai nampak, apalagi ketika setan setan mulai bermunculan. Dan jleng..... ini ketika saya sadari film ini sangat mirip sekali dengan "Pengabdi Setan" Joko Anwar yang tayang di 2017. Ya, kengeriannya dan goalnya. Saya tidak tahu apakah Ari Aster sengaja mbacem (baca: plagiat) filmnya Joko Anwar tersebut. Tapi dari plot dan beberapa suasana film besutan Ari Aster memang bisa lepas dari bayang-bayang Joko Anwar, dimana ada skenario dan twist yang berbeda.

"Hereditary" secara arti bahasa adalah "Turun Temurun". Ya, intinya menurut saya apa yang mau disampaikan cerita ini mirip dengan Pengabdi Setan. Saya juga merasa 'nggak enak' lihat film ini. Saya rekomendasikan film ini deh, buat kamu para pecinta film Horror yang pingin terteror dan terbawa suasana.

Saya biasa download film disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar