Indonesia adalah negeri yang indah dan subur ini dengan segala keeelokan pesona alam dan budayanya. Namun di negeri ini tersimpan pula misteri dari alam Indonesia yang jarang kita ketahui. Apalagi zaman telah berkembang dengan pesatnya, kebutuhan hidup manusia telah menggeser segalanya. Seakan-akan hanya kitalah (umat manusia) yang berhak menentukan apa yang hendak kita perbuat dengan bumi ini. Bahkan kita telah melupakan naluri alam untuk menentukan iramanya sendiri, menentukan apa yang alam butuhkan ini.
Mungkin saja kita telah melupakan kearifan lokal sebagai bangsa Indonesia. Negeri yang punya paling banyak gunung berapi, paling banyak pulau, dan cakupan hutan yang luas. Seharusnyalah kita memiliki perlakuan dan sikap tertentu pada wilayah yang kita diami. Yang jelas, secara alami negeri ini punya waktu periodik untuk dilanda letusan gunung berapi, tsunami, gempa, banjir, longsor, dan kebakaran hutan. Adakalanya yang sedini mungkin bisa kita cegah seperti kebakaran hutan, banjir, maupun tanah longsor. Namun selebihnya kita hanya bisa bersahabat dengan alam dan mengandalkan kepekaan kita terhadap alam sekitar. Tak perlu jauh-jauh, misalnya kita yang hidup di daerah pegunungan pastilah memiliki tradisi atau kearifan yang unik, paham kapan gunung akan berbahaya ataupun tidak. Begitupula kita yang hidup didaerah pantai tentu paham bahwa tsunami, badai, atau angin topan juga senantiasa mengancam keselamatan kita.
Ya ... setidaknya dimanapun kita berada bahaya itu pasti ada dan selalu mengancam, entah bagaimana caranya. Baru-baru ini bahkan di saat daerah lain pada terkena bencana alam, eh malah di daerah saya di Batam ini, tertimpa kejatuhan puing-puing bagian mesin pesawat asing. Lha iya kan! Bencana itu bisa datang kapan saja dan siapa saja bisa terkena.
kita mesti eling dan waspada, artinya kita harus ingat dan memperhatikan alam sekitar kita. Janganlah terlalu berlebihan merusak alam, gunakan sebijak mungkin, jangan seolah-seolah sok bahwa kita adalah makhluk yang perkasa. Padahal sesungguhnya kita tak pernah berdaya melawan alam, mother nature. Hidup berdampingan dengan ancaman bencana adalah bagian dari kehidupan di Indonesia.
Mungkin saja kita telah melupakan kearifan lokal sebagai bangsa Indonesia. Negeri yang punya paling banyak gunung berapi, paling banyak pulau, dan cakupan hutan yang luas. Seharusnyalah kita memiliki perlakuan dan sikap tertentu pada wilayah yang kita diami. Yang jelas, secara alami negeri ini punya waktu periodik untuk dilanda letusan gunung berapi, tsunami, gempa, banjir, longsor, dan kebakaran hutan. Adakalanya yang sedini mungkin bisa kita cegah seperti kebakaran hutan, banjir, maupun tanah longsor. Namun selebihnya kita hanya bisa bersahabat dengan alam dan mengandalkan kepekaan kita terhadap alam sekitar. Tak perlu jauh-jauh, misalnya kita yang hidup di daerah pegunungan pastilah memiliki tradisi atau kearifan yang unik, paham kapan gunung akan berbahaya ataupun tidak. Begitupula kita yang hidup didaerah pantai tentu paham bahwa tsunami, badai, atau angin topan juga senantiasa mengancam keselamatan kita.
Ya ... setidaknya dimanapun kita berada bahaya itu pasti ada dan selalu mengancam, entah bagaimana caranya. Baru-baru ini bahkan di saat daerah lain pada terkena bencana alam, eh malah di daerah saya di Batam ini, tertimpa kejatuhan puing-puing bagian mesin pesawat asing. Lha iya kan! Bencana itu bisa datang kapan saja dan siapa saja bisa terkena.
kita mesti eling dan waspada, artinya kita harus ingat dan memperhatikan alam sekitar kita. Janganlah terlalu berlebihan merusak alam, gunakan sebijak mungkin, jangan seolah-seolah sok bahwa kita adalah makhluk yang perkasa. Padahal sesungguhnya kita tak pernah berdaya melawan alam, mother nature. Hidup berdampingan dengan ancaman bencana adalah bagian dari kehidupan di Indonesia.